Sinar matahari menyorot jendela kelas, nampak seseorang duduk sendirian di kursi nya ditemani oleh buku hitam kesayangan nya.
"Hai Aruto!" Ricky menyapa membuat nya kaget dan sedikit panik, ia buru-buru menutup bukunya "o-oh hai Ricky" jawab Aruto gugup "rajin amet dah, udah sampe aja" ucap Ricky "eee... Suasananya sepi, aku jadi leluasa untuk sendirian, oh ya aku pergi dulu" Aruto buru-buru pergi meninggalkan Ricky sambil membawa bukunya. 'ada apa dengan Aruto?'
Kringgg
Bel istirahat berbunyi
Para siswa mulai memadati Kantin sekolah. Tampak di salah satu meja, 4 remaja laki-laki yang sedang makan sambil mengobrol santai. Tapi... Seorang dari mereka hanya fokus pada bukunya
"Aruto... Lo ga bisa banget ya, lepas dari buku semenit... aja, ini waktunya istirahat loh..." Ucap salah satu dari mereka yang tak lain dan tak bukan adalah Zayyan. Aruto memandang mereka sejenak, terlihat dari sorot matanya yang berkaca kaca "Aruto... Lo... K-kenapa?" Tanya Alvin terkejut melihat mata Aruto yang berkaca kaca
Ricky hendak mendekati bangku Aruto namun... Ia langsung berdiri dan meninggalkan mereka bertiga
"Maaf..." Ucapnya sambil berjalan pergi
"Apa ada sesuatu yang terjadi padanya?"
Mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke kelas.
"Kalian tau buku hitamnya Aruto?" Tanya Alvin kepada kedua temannya "buku yang sering dibawanya? Ya... Gue tau" jawab Ricky "Gue penasaran apa isinya deh" ucap Zayyan "iya, kenapa kalau dia bawa buku itu, pasti ngehindari kita" timpal Ricky
"Kalian lagi ngomongin apa?" Tiba tiba Aruto datang tanpa disadari oleh mereka
"Buset dah, mau copot jantung gue" ucap Zayyan kesal dengan Aruto yang tiba tiba datang "panjang umur, pendek nafas" ucap Ricky. Aruto hanya membalasnya dengan senyuman "kita penasaran, apasih isi buku hitam Lo" ucap Alvin "oh... Buku itu... Tidak ada... coretan aja" jawab Aruto "Tapi... Kenapa Lo ngejauhin kita kalo lagi nulis di buku itu?" Tanya Ricky "Y-ya... Karena... I-itu... Rahasia" ucap Aruto sedikit ketakutan
"Lo yakin gapapa?" Tanya Zayyan yang melihat Aruto yang sorot matanya terlihat tegang "Lo bisa cerita ke kita" tawar Alvin "ga ada yang perlu di ceritakan" ucap Aruto menyembunyikan ketakutan nya dengan ekspresi datar
Angin malam berhembus menembus jendela kamar Haru yang masih, entah bagaimana, dinginnya bisa menembus masuk ke kamarnya. Ia terbangun lalu melirik jam dinding, masih pukul 3.00 dini hari. Dinginnya angin membuatnya sedikit merinding, ia merasa sedikit firasat buruk, ia keluar dari kamar menuju kamar adiknya, Aruto.
Krekk...
Pintu kamar Aruto terbuka
'ia sudah tidur ternyata'
Haru hendak membenarkan selimut Aruto namun...
'ia habis menangis huh?'
Pandangan Haru tertuju pada buku hitam yang di pegang Aruto
'apa aku yang baru sadar atau memang aku belum pernah melihat buku itu?'
Haru menutup pintu kamar Aruto dan kembali ke kamarnya
Matahari sudah muncul dari ufuk timur tanda hari sudah di mulai, tapi... Karena ini hari Minggu, jalan raya tidak terlalu ramai
Tok...tok...tok...
Pintu rumah di ketuk
Haru membuka pintu dan mendapati tiga remaja berdiri di depan pintu
"Kak Haru, Aruto nya ada?" Tanya Alvin
"Ada, silahkan masuk, Aruto nya ada di kamar" jawab Haru
Ketiga nya pergi ke kamar Aruto
Tok...tok...tok...
Tidak ada jawaban dari si pemilik kamar
Krek...
"Eh, pintunya ga di kunci" ucap Zayyan
Mereka masuk ke kamar, namun... Mereka tidak melihat si pemilik kamar
"Kosong?!" Ucap mereka bertiga membuat Haru menyusul mereka
"Ada apa?!" Tanya Haru panik
"Kak! Aruto hilang!"
Haru mencari ponsel di saku nya mencoba menelpon Aruto
Tut...Tut..Tut..
Kringg...
Nada dering ponsel Aruto terdengar
Mereka menghampiri arah suara. Ponsel Aruto berada di atas meja belajarnya
"Sial... Dia tidak membawa ponselnya" ucap Haru
Tepat di samping handphone Aruto, buku hitam itu berada.
"Kak Haru, ini buku Aruto kan?" Ucap Ricky
Mereka membuka buku itu,
Kosong
Hanya ada satu halaman yang bertuliskan
'Kak Haru... Tolong aku...
Teman-teman... Maaf aku tidak bisa datang'
Mereka menatap satu sama lain
Tiba-tiba saja... Handphone Haru berbunyi, ada telepon masuk
"Halo...?"
"Aruto!?"
"Kenapa kak?!"
Telepon terputus
Tut...Tut..
"Sial, telpon nya terputus"
Ting...
Handphone Haru kembali berbunyi, sebuah pesan masuk
'Adikmu ada di tanganku, datang lah kamari sendirian'