Aku masih ingat saat aku memutuskan untuk menipu teman baikku, Rina. Aku ingin memiliki uang yang banyak, dan aku tahu bahwa Rina memiliki uang yang cukup untuk membantu aku. Aku memanipulasi Rina, membuatnya percaya bahwa aku membutuhkan uangnya untuk keperluan darurat.
Rina percaya padaku, dan dia memberikan uang yang banyak kepadaku. Aku merasa senang, merasa bahwa aku telah berhasil mendapatkan apa yang aku inginkan. Tapi, aku tidak sadar bahwa aku telah menyakiti Rina, menyakiti kepercayaan yang dia berikan kepadaku.
Setelah beberapa waktu, aku mulai merasa tidak nyaman. Aku merasa bahwa aku telah melakukan kesalahan besar, dan aku tidak bisa menghilangkan perasaan bersalah itu. Aku mulai mengalami kesulitan dalam hidupku, kesulitan yang tidak pernah aku alami sebelumnya.
Aku kehilangan pekerjaan, aku kehilangan teman-teman, dan aku bahkan kehilangan kepercayaan diriku sendiri. Aku merasa seperti aku sedang dihukum, seperti aku sedang menuai karma buruk.
Suatu hari, aku bertemu dengan Rina lagi. Dia tahu tentang apa yang aku lakukan, dan dia sangat marah. Dia bilang bahwa aku telah menyakiti dia, menyakiti kepercayaan yang dia berikan kepadaku.
Aku merasa malu, merasa bahwa aku telah melakukan kesalahan besar. Aku meminta maaf kepada Rina, dan aku berjanji untuk memperbaiki kesalahan itu. Tapi, Rina tidak bisa memaafkan aku dengan mudah.
Aku sadar bahwa aku telah menuai karma buruk, bahwa aku telah mengalami akibat dari perbuatan burukku. Aku berjanji untuk tidak melakukan kesalahan yang sama lagi, untuk menjadi orang yang lebih baik.
Tapi, karma buruk itu tidak bisa dihilangkan dengan mudah. Aku masih merasakan akibatnya, masih merasakan kesulitan dalam hidupku. Aku sadar bahwa aku harus belajar dari kesalahan itu, belajar untuk menjadi orang yang lebih baik.
Kisahku adalah contoh bahwa karma buruk itu nyata, bahwa perbuatan buruk kita akan kembali kepada kita sendiri. Aku berharap bahwa aku bisa menjadi orang yang lebih baik, bahwa aku bisa menuai karma baik di masa depan.