Datang Lalu Pergi
Hujan turun perlahan, membasahi jalan yang sepi. Aku berdiri di depan jendela, menatap keluar dengan mata yang kosong. Tiba-tiba, kenangan tentang dia muncul di benakku. Bagaimana kita bertemu, bagaimana kita jatuh cinta, dan bagaimana dia pergi tanpa peringatan.
Aku masih ingat hari pertama kita bertemu. Dia muncul di depanku dengan senyum yang hangat dan mata yang bersinar. Kita menghabiskan waktu berjam-jam berbicara, tertawa, dan berbagi cerita. Aku merasa seperti menemukan bagian dari diriku yang hilang. Dia membuatku merasa hidup, merasa dicintai.
Kita memiliki banyak kenangan indah bersama. Kita pernah berjalan-jalan di taman, menikmati matahari terbenam, dan berbagi es krim di sore hari. Kita pernah berbicara tentang impian kita, tentang apa yang kita inginkan dalam hidup. Aku merasa seperti memiliki sahabat, seperti memiliki pasangan yang sempurna.
Tapi, seperti hujan yang datang tiba-tiba, dia juga pergi tanpa peringatan. Meninggalkan aku dengan kenangan manis dan rasa sakit yang tak terkira. Aku mencoba menghubunginya, tapi tidak ada jawaban. Aku mencoba mencari tahu apa yang terjadi, tapi tidak ada penjelasan.
Aku merasa seperti kehilangan bagian dari diriku. Aku merasa seperti tidak bisa hidup tanpa dia. Tapi, hari-hari berlalu, dan aku mulai move on. Aku mencoba melupakan, tapi kenangan kita terus menghantuiku. Aku bertanya-tanya, apakah dia juga merasakan hal yang sama. Apakah dia juga merindukan aku seperti aku merindukannya.
Kadang-kadang saat hujan turun, aku masih merasa dia masih ada di sampingku. Aku masih merasa hangatnya senyumnya,dan kelembutan setuhannya. Aku masih merasa kita seperti sedang berjalan-jalan bersama, menikmati hujan dan kesunyian.
Datang lalu pergi, itu yg dia lakukan. tapi, aku tidak menyesal. Aku tidak menyesal telah mencintainya, telah membuka hatiku untuknya. Karena, walaupun dia pergi, dia pernah membuatku merasa hidup. Dia telah membuatku merasa dicintai, dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa aku lupakan.