Salsa tahu hidupnya absurd, tapi dia nggak nyangka bakal serumit sinetron dengan rating tiga koma delapan. Semua ini bermula saat dia pacaran sama Sandi, mantannya Sandra—yang juga kebetulan adalah kakaknya sendiri.
Iya, betul. Salsa pacaran sama mantan kakaknya.
Tapi tunggu dulu. Bukan Salsa yang nembak duluan, loh! Sandi yang duluan nembak pas Sandra kuliah ke luar kota. Dengan alasan klasik:
"Kita udah cocok ngobrol, kenapa nggak coba aja?"
Dan karena malam itu Salsa lagi gabut, abis nonton drama Korea yang cowoknya ditolak gara-gara terlalu baik, dia mikir, yah, masa iya aku jahat?
Akhirnya diterimalah Sandi. Jadian. Pacaran. Kayak orang normal.
---
Tiga bulan kemudian, ada pesta ulang tahun Deni, temen sekelas Salsa. Salsa datang dengan outfit yang kalau kata temennya sih, “B aja.” Tapi entah kenapa tiap cowok yang lihat dia langsung senyum-senyum sendiri kayak nemu voucher diskon 90%.
Salsa dateng sendirian malam itu. Bukan karena jomblo, tapi karena Sandi, pacarnya yang sekarang, nggak bisa datang. Katanya sih ada “acara keluarga mendadak.” Tapi Salsa yakin 60% itu kode cowok males bersosialisasi.
“Eh, kamu dateng juga?”
Salsa noleh. Itu suara Bram, adik kandungnya Sandi. Yang ironisnya… juga mantannya sepupu Salsa, Bayu. Dan lebih ironisnya lagi, Bayu juga mantannya Salsa.
Jadi ini semacam lingkaran setan, tapi versi keluarga.
“Iya lah, Deni ulang tahun, masa nggak dateng. Kamu sendirian?” tanya Salsa.
“Sendirian, kayak kamu.”
Mereka tertawa kecil. Tapi dalam hati Bram deg-degan kayak ujian matematika open book tapi bukunya ketinggalan.
Malam itu, mereka ngobrol. Mulai dari topik random kayak kenapa snack pesta selalu ada makaroni pedas, sampai bahas horoskop.
“Kamu Gemini, ya?”
“Tau dari mana?”
“Soalnya kamu gampang banget bikin orang nyaman.”
Salsa cuma cengengesan. Dia memang Gemini. Dan dia sadar betul, kadar gampang akrabnya udah kelewat batas. Kadang dia ramah aja, orang udah GR duluan. Padahal niatnya cuma pengin ngobrol biar nggak awkward.
Lalu entah kenapa, saat lagu mellow diputar dan lampu pesta mulai agak remang-remang, Bram ngeluarin kalimat pamungkas:
“Sals… aku suka kamu. Dari dulu, dari sebelum kamu sama Sandi. Tapi aku tahan, karena mikir kamu cuma ramah doang. Tapi sekarang aku pengin jujur.”
Salsa bengong. Otaknya lagi loading kayak HP RAM 2 GB.
Satu sisi, dia mikir: “Gila, ini adiknya pacar gue!”
Tapi sisi lain berkata: “Tapi dia lucu juga sih. Dan ramah. Dan yaaa… Sandi juga akhir-akhir ini agak flat kayak tembok.”
Dan akhirnya…
“Ya udah, cobain aja dulu,” jawab Salsa sambil nyengir.
---
Seminggu kemudian, Sandi nelpon.
“Sal… kita masih pacaran, kan?”
“Ehm… masih. Tapi kayaknya kita lebih cocok jadi temen deh.”
Dan sejak saat itu, Salsa resmi jadian sama Bram.
Mantan pacarnya yang dulu adalah sepupu Bram.
Pacar sebelumnya adalah abang Bram.
Dan sekarang pacarnya… Bram.
Tapi tunggu dulu, jangan nge-judge! Salsa bukan player. Dia cuma Gemini.
Kata Salsa:
“Aku tuh bukan gatel, cuma gampang bosen. Dan aku nggak pernah niat mainin. Semua hubungan itu aku jalani dengan niat baik, kayak orang beli skincare. Kadang cocok, kadang nggak.”
---
Moral cerita:
Jangan undang keluarga besar ke pesta yang sama kalau kamu takut jatuh cinta sama silsilah sendiri.
Dan kalau kamu kenal Salsa…
Tolong jangan kenalin dia ke kakak atau adik kamu.
Siapa tahu besok dia pacaran sama ayah kamu juga.
🤣
---
Selesai