Waktu menunjukkan pukul 03.17 dini hari ketika tangan Rani tanpa sadar menekan tombol “Load Save Slot 3” di layar game "Elaria: Throne & Magic". Ia hanya berniat mengecek ulang akhir tragis karakter favoritnya, Putri Liriena Everneil, yang dikenal di fandom sebagai "Tuan Putri Paling Lemah dan Menyedihkan dalam Sejarah RPG".
Rani tertawa getir.
“Kasihan amat hidupmu, Nona Liriena,” gumamnya, sambil menyeruput teh tawar basi. “Dibully, diasingkan, mati dibakar karena difitnah. No HP, no strength, cuma punya magic doang.”
Layar mendadak membeku. Kemudian—
Gelap.
Lalu cahaya.
Dan rasa dingin menusuk sekujur tubuhnya.
Ketika Rani membuka mata, ia sedang berbaring di ranjang empuk berhias tirai sutra merah muda. Kamar luas nan mewah mengelilinginya, namun tubuhnya terasa ringan—terlalu ringan. Ia mengangkat tangannya, kecil, pucat, dan berhiaskan cincin rubi.
Sebuah jendela transparan tiba-tiba muncul di depannya, dengan suara notifikasi lembut:
【Selamat Datang di Dunia Elaria】
【Karakter: Liriena Everneil】
【Usia: 16 tahun】
【Status: Bangsawan Tinggi】
【HP: 37/100】
【MP: 9020/9020】
【STR: 3】
【DEX: 8】
【INT: 999+ (Maksimal)】
【Likability: -68 (Public Opinion)】
【Trait: Weak Constitution, Natural Magic Vessel, Cursed Bloodline】
【Objective: Bertahan Hidup】
【Penalty: Kematian = Game Over (Real)】
Rani… atau kini Liriena, hanya bisa terpaku.
“…Apa-apaan ini?! Kenapa aku transmigrasi ke dalam Liriena?!"
Sistem tidak menjawab. Tapi pelayan-pelayan segera masuk, membungkuk, dan menyebutnya “Yang Mulia”. Sebuah pengingat halus: sekarang dia adalah Liriena Everneil, Putri Tertua dari Keluarga Adipati Everneil, keluarga bangsawan besar yang kelak akan dihancurkan oleh perang sipil dan tuduhan pengkhianatan—persis seperti alur game aslinya.
Hari-hari pertama menjadi Liriena adalah neraka. Tubuhnya sangat lemah—bahkan untuk berjalan ke taman saja butuh tiga orang pelayan untuk menopangnya. Bahkan sebuah apel jatuh dari meja bisa membuat Liriena mimisan.
Namun satu hal yang tak berubah dari game: sihir Liriena.
Di hari ketiga, saat sebuah kristal magis retak dan hampir meledak, Liriena (alias Rani) secara naluriah menjentikkan jarinya. Sebuah mantra muncul otomatis:
《Silent Core》 – Meredam dan menstabilkan mana tak terkendali.
Kristal itu membeku dalam pelukan cahaya ungu muda.
Para pelayan terpaku.
Seorang penyihir tua yang kebetulan lewat menangis.
“Anugerah dewa… Ini sihir kuno yang telah hilang!”
[Notifikasi Sistem]
【Reputasi: +2 (Kalangan Penyihir Tua)】
【Likability: -66】
Berita menyebar cepat: sang putri yang dikenal lemah dan "sia-sia" ternyata memiliki sihir kuno yang tak bisa dipelajari oleh siapa pun selama berabad-abad. Tapi dunia Elaria penuh politik. Banyak yang mulai curiga. Termasuk calon raja muda: Pangeran Lucien Valeshire, protagonis utama dalam game.
Lucien, si lelaki keren, keras kepala, dan penuh dendam pada keluarga Everneil, awalnya hanya mendekati Liriena karena misi negara. Tapi sesuatu yang tak terduga terjadi saat mereka bertemu di pesta musim gugur.
Liriena yang duduk diam dan tenang, mencoba tidak memprovokasi siapa pun, tiba-tiba bersin karena alergi bunga. Secara tak sengaja, dia melempar mantra 《Bloom Frost》, dan seluruh taman beku dalam bunga es putih.
Lucien tertegun.
“…Itu bukan sihir yang bisa dipelajari,” katanya pelan. “Kau… kau siapa sebenarnya?”
[Notifikasi Sistem]
【Likability Lucien Valeshire: 5 → 42】
【Flag Event “Hidden Romance Route” dimulai】
Liriena awalnya ingin menghindar dari plot apapun. Tapi seiring waktu, ia sadar: untuk bertahan hidup, ia harus mengubah takdir game.
Maka dimulailah misinya:
Menyembuhkan reputasi.
Menghindari kematian.
Menjaga keluarga Everneil tetap hidup.
Tidak jatuh cinta pada siapa pun. (Gagal, mungkin.)
Ia mulai mengendalikan rumor, menyelamatkan para budak sihir yang jadi karakter minor dalam game, dan menggunakan sihirnya untuk menyembuhkan luka perang. Tiap aksinya memperbaiki reputasi—meski tubuhnya tetap lemah dan ia sering ambruk setelah menggunakan sihir berat.
Salah satu momen penting terjadi saat ia menyelamatkan desa pinggiran dari monster bayangan hanya dengan mantra 《Heaven’s Sigh》, sihir level tertinggi. Meski pingsan seminggu, namanya mulai dielu-elukan.
[Notifikasi Sistem]
【Likability Public: -68 → 12】
【Reputasi: Terkenal di Wilayah Barat】
【HP turun ke 9. MP turun ke 3400】
【Anda mendapat julukan: The Fragile Miracle】
Konflik puncak terjadi saat raja yang sebenarnya—ayah Lucien—menuduh keluarga Everneil makar dan ingin menjadikan Liriena sebagai tumbal politik. Lucien, yang semula ingin memanfaatkan Liriena, kini berdiri di pihaknya.
“Kau... satu-satunya cahaya yang tersisa di kerajaan ini,” katanya, menggenggam tangan Liriena yang gemetar karena anemia. “Kalau kau mati, Elaria tamat.”
Akhir cerita berubah.
Bersama sekutu-sekutu tak terduga, Liriena membalikkan meja politik. Ia tidak menjadi ratu—tapi menjadi Penasehat Agung Magi, posisi tinggi di istana, dan akhirnya menyembuhkan reputasi keluarganya. Tubuhnya tetap lemah. Tapi ia dihormati sebagai penyihir terbesar sepanjang sejarah.
Lucien…?
Dia masih menatapnya dengan cara yang membuat Liriena (dan Rani) kesal.
“Aku tidak butuh pelindung,” bisik Liriena suatu malam di balkon istana.
Lucien tersenyum. “Dan aku tidak butuh ratu. Hanya kau.”
[Notifikasi Sistem]
【Ending Tercapai: "The Frostflower of Elaria"】
【Likability Total: 96】
【Game Over - Bad End dihindari】
【Selamat, Anda Telah Mengubah Takdir】
【Kembali ke dunia nyata dalam 3… 2…】
Rani terbangun di depan laptopnya. Jam menunjukkan pukul 03.18. Tangannya masih menyentuh mouse. Tapi hatinya—berdebar seperti habis mimpi nyata.
Di layar, file save-nya bertuliskan:
Save Slot 3: The Frostflower Ending - Liriena (Level Max)
Playtime: 1 menit
Rani hanya bisa tertawa… dan diam-diam berharap, kalau bisa… ia kembali lagi ke sana, suatu saat nanti.
—Tamat—