Tokoh:
Nara Aulia: Cewek kelas 11 IPA
Reyhan Aldino: Cowok sekelas Nara
Rika: Sahabat Nara
Gilang: Teman satu geng Reyhan.
ෆෆෆෆ
Bab.1:Gak Pacaran, Cuma Overprotektif
"Nar, cowok itu liatin kamu Mulu dari tadi," bisik Reyhan sambil nyikut pelan.
Nara yang lagi nyuap mi ayam pakai sumpit hasil curian dari kantin, mengernyitkan dahi "Ya terus? Mungkin dia kira aku sepupunya Naruto."
"Kamu jangan GR. Aku cuma ngasih tau. Tolong jaga sikap, jangan nyengir kesemua cowok, apalagi yang duduknya dibarisan belakang," desis Reyhan, nada suaranya udah kayak ayah yang takut anak gadisnya dideketin preman.
Nara melongo. "Rey.. aku bahkan belum pernah nyengir ke kaca pagi ini."
"Aku tau ekspresi kamu. Senyummu itu ambigu."-Reyhan
"Yang ambigu tuh hubungan kita, Rey"
Reyhan mendadak batuk.
******
Bab.2: Status di Antara Tugas Biologi dan Tukang Es Teh
“Nar, aku boleh nanya nggak?” tanya Rika sambil curiga, matanya mengerut kayak emoji 😒.
“Boleh, tapi aku gak janji jawabnya serius.”
“Sebenernya kamu sama Reyhan itu apa sih?”
Nara mendesah kayak nenek-nenek habis manjat pohon kelapa. “Kita itu... sahabatan.”
“SAHABAT? Tapi kemarin aku liat dia nyuapin kamu donat!”
“Itu bukan nyuapin. Itu… eksperimen biologi. Tes reaksi gula pada lidah manusia.”
“Terus waktu kamu dijemput pulang sama dia karena hujan?”
“Ujian ketahanan cuaca tropis. Penelitian geografi.”
“Terus dia marah-marah waktu kamu ngobrol sama cowok lain di lapangan?”
Nara garuk-garuk kepala. “…Itu mungkin karena dia pikir cowok itu curi kertas tugas Biologi dia.”
Rika menyipitkan mata. “Tugas dia ada di tas kamu.”
“…Iya. Tadi dia titip.”
“Titip? Atau memang dia nyatu sama hidup kamu, Nar?”
******
Bab.3: Salah Kirim Chat, Hati Jadi Nyangkut
Di suatu malam penuh bintang (bintang sinetron), Nara iseng nyentuh HP, lalu tanpa sadar ngirim voice note ke grup kelas:
“Ugh, Rey itu ngeselin banget, tapi kok kalo dia diem aku malah kangen, ya?”
Lalu disadari... itu bukan voice note buat Rika.
Itu... grup kelas.
GRUP.
KELAS.
Grup di mana Reyhan juga ada.
Momen itu lebih memalukan dari pada ketahuan bawa tupperware emak di tas sekolah.
Tak lama setelah itu, ada chat pribadi dari Reyhan:
Reyhan:
“Kamu beneran kangen?”
Nara langsung lempar HP ke kasur seperti itu bisa menghapus jejak digitalnya.
******
Bab.4: Cemburu? BUKAN! Cuma Menghindari Gangguan!
Besoknya, seluruh kelas memperhatikan mereka kayak menonton sinetron jam 7 malam.
“Woi, Nara! Rey, jangan gitu dooong. Bilang dong kalau kalian itu jadian,” teriak Gilang, disambut teriakan anak-anak yang pura-pura jadi cheerleader.
“Gak jadian!” seru mereka serempak. Bahkan kompak.
“Lah, kemarin kamu nyariin dia kayak detektif kehilangan partner,” sindir Gilang lagi.
Reyhan membalas dengan wajah sok kalem, “Itu bukan karena aku cemburu.”
“Kamu nyamperin cowok itu dan bilang ‘Jangan deket-deket Nara, dia alergi cowok berbau parfum murah’.”
“Itu... demi kesehatan dia. Beneran. Hidungnya sensitif.”
“Reyhan, itu cowok pake parfum branded!”
“…Bisa aja palsu. Banyak yang refill, tahu!”
******
Bab.5: Pacaran Palsu yang Kebablasan
Karena reputasi mereka udah kadung ambigu, akhirnya Nara nyeletuk di kantin.
“Udah deh, biar nggak salah paham, kita pura-pura jadian aja seminggu.”
“HAH?” Reyhan langsung tersedak gorengan.
“Iya. Cuma seminggu. Abis itu kita umumin putus baik-baik. Biar orang-orang tenang.”
Reyhan ngangguk, meski kupingnya merah sendiri.
Hari pertama ‘pacaran’, Rey nyodorin jasnya pas Nara kedinginan. Temen-temen langsung teriak.
Hari kedua, Nara nempel di Rey pas nonton basket. Gilang ngitung skor dari ekspresi Rey.
Hari ketiga, mereka kepergok di kantin… suap-suapan. Tapi itu gara-gara sendok satu-satunya jatuh.
Hari keempat, Rey ngajak Nara nonton senja di atap sekolah.
Hari kelima, Nara nyadar… kayaknya ini bukan pura-pura lagi.
Bab 6: Endingnya Ambigu Lagi?
Hari terakhir ‘pura-pura pacaran’, Nara udah siap drama mengumumkan ‘putus’.
“Teman-teman, kami… tidak lagi bersama,” kata Nara teatrikal.
Reyhan tiba-tiba berdiri. “Iya. Karena kami nggak pura-pura lagi.”
Satu sekolah meledak kayak konser boyband.
“APA???”
Reyhan menatap Nara dan bilang, “Kamu boleh pura-pura suka aku. Tapi aku nggak bisa pura-pura… nggak suka kamu.”
Nara melongo. “Rey... kamu nyontek dialog sinetron ya?”
Rey nyengir. “Enggak. Aku nyontek isi hatiku.”
Akhirnya mereka jadian. Tapi tetap aja, tiap minggu orang-orang sekolah masih nanya:
“Eh, mereka itu pacaran beneran nggak sih?”
TAMAT.
_______________________
[ Gomen, kalau tidak jelas 🙏
Soalnya ini adalah kali pertama saya membuat cerpen ^^
Saya juga kurang paham dengan membuat cerpen, mungkin kedepannya saya akan mempelajari membuat cerpen yang baik.]
Mohon dukungan nya!
Terima kasih.