Di pengujung jalan, terliahat seorang gadis dengan baju kasualnya yang terlihat manis. Angela namanya, Angel merupakan seorang gadis manis yang dapat membuat semua pria merasa langsung jatuh cinta saat melihatnya.
Tinggi semampai, berkulit putih dengan rambut indah bergelombang. Angel bak sorang model-model terkenal yang ada di majalah.
Namun, sang nona manis tersebut tidak pernah ada yang tau mengenai kehidupan pribadinya, tidak ada satu pun yang tau. Siapq saja keluarganya, sudah bersuamikah? Sudah memiliki anak kah? Atau masih single kah? Semua sangat rahasia dari sang nona manis. yang orang-orang ketahui, Angela ada seorang pemilik Cafe bernuansa coklat di tengah taman.
"hai Rendra" sapa Angel kepada seorang karyawan di Cafe nya.
"pagi Bu Angel" balas Rendra sedan senyum manisnya.
Diam-diam Rendra memang menyukai sang nona masih, setiap gerak gerik yang Angel lakukan tak luput dari pengawasan Rendra. Rendra sudah bagaikan seorang stalker yang Handal, bahkan beberapa kali ia berniat untuk mengikuti setiap pergerakan Angel, mulai dari bekerja, pulang, dan bekerja lagi, lebih tepatnya seluruh aktivitas Angel seharian.
Cafe coklat tersebut tidak pernah sepi oleh pengunjung, terlebih oleh pengunjung pria. Mungkin di setiap 5 menit akan ada pengunjung pria yang datang dengan 1 alasan, yaitu Angel.
Sesuai dengan namanya Angel bagaikan malaikat di kota itu, malaikat bersayap tak tampak yang selalu mengepakkan sayap tak tampaknya kepada para pemujanya.
Rendra menggenggam nampannya dengan erat saat melihat Angel bercengkerama dengan seorang pria muda. Tentu saja Rendra sangat cemburu, dengan statusnya yang hanya seorang pelayan Cafe di sana membuat ia tak pernah bisa bercengkerama dengan titisan malaikat tersebut.
***
Berjalan menelusuri kegelapan malam yang sangat dingin menusuk tulang, Rendra berjalan santai dengan sesekali bersenandung dengan siulan nya, lengkap menggunakan jaket kulit hitam, celana levis hitam, dan tak lupa topi hitam. Siapa pun yang melihat Rendra pasti akan berpikir bahwa ia orang jahat.
Rendra terus berjalan hingga ia menemukan sebuah rumah kecil yang seperti terasingkan. Ia bahkan tak ingat jika rumah itu ada, Rendra bukan lah penduduk di situ. Ia hanya berjalan menyusuri jalan acak untuk menghilangkan kesuntukannya.
Mata Rendra terpaku akan seorang wanita yang berjalan dengan tergesa-gesa memasuki rumah itu, bahkan sang wanita tak menyadari keberadaan Rendra di seberang jalan karna di tutupi oleh gelapnya malam. Senyum licik Rendra terbentuk.
"I catch you" ucap Rendra dengan nada yang mampu membuat orang yang mendengarnya merinding.
Berjalan dengan riang di malam itu, Rendra bahkan seperti orang gila,dengan pakaian yang seperti itu dan senyum yang menyeramkan membuat orang-orang di sekitar Rendra berpikir bahwa ia seorang psikopat.
***
Pagi hari seperti biasa Angel pergi menuju cafenya, ia tak menyangka akan ketekunan Rendra bekerja. Dari 5 karyawan di cafenya, hanya Rendra lah yang selalu rajin bekerja, tak heran Angel sering memberi gajih Rendra sedikit lebih.
"selamat pagi Rendra" sapa Angel kepada Rendra yang sedang mengelap meja.
"selamat pagi Bu" jawab Rendra
"jangan panggil aku ibu, kamu bisa santai aja kok, kita juga seumuran" ucap Angel
"tapi kan saya karyawan di sini, terus saya juga ngga enak sama karyawan lain, Mereka kan manggil kamu dengan sebutan ibu" jelas Rendra
"itu mereka, bukan kamu. Kamu itu pengecualian buat aku, karna kamu yang paling rajin di antara karyawan lain" ucap Angel
"iya Bu, terima kasih" balas Rendra dengan tersipu malu.
Rendra merasa bahwa Angel mulai memberi lampu hijau untuk mendekatinya, terlebih kini Rendra tau di mana Angel tinggal. Lagi-lagi, senyum licik terukir di wajahnya.
Keesokan harinya, tepat saat Rendra libur bekerja, ia kembali ke rumah Angel dengan santai, ya rumah yang semalam ia perhatikan dan seorang wanita yang ia lihat adalah angel. Ia pergi di siang hari tanpa harus takut ketahuan karna Rendra tau bahwa Angel pasti berada di Cafe dan pulang di saat malam hari.
Rendra menyusuri sekeliling rumah Angel, tepat di hutan bagian belakang rumahnya terdapat beberapa bibit pohon yang baru di tanam, tidak hanya di belakang di hutan depan, bahkan samping pun terdapat banyak pohon yang baru di tanam tersebut.
Tak heran karena memang beberapa pohon sudah banyak yang mati.
'warga yang baik perduli akan reboisasi' batin Rendra.
Rendra pun berjalan dengan hati-hati agar tidak menginjak bibit pohon tersebut dan mebuat kerja keras para warga menjadi sia-sia.
***
Akhir-akhir ini Angel merasa ia sedang di ikuti oleh seseorang, namun saat ia melihat sekeliling tak ada satu pun orang yang ia lihat. Angel mempercepat langkahnya terlebih hari sudah mulai malam. Sampai di rumah Angel langsung mengunci seluruh pintu rumah kecilnya, tanpa berniat keluar dari rumah.
Disisi lain, sudah seperti kebiasaan baru bagi Rendra untuk mengikuti Angel, menguntit lebih tepatnya. Bagaikan psikopat Rendra bahkan membawa sebuah pisau dapur yang ia asa hingga tajam.
Entah apa yang di pikirkan Rendra, ia hanya merasa tenang dengan membawa pisau tersebut saat sedang mengikuti Angel dalam diam. Ia ingin sekali menusuk-nusuk setiap pria yang di jumpai Angel menggunakan pisau tersebut. Rendra bahkan tau bahwa Angel merasa sedang di ikuti oleh seseorang.
Tepat saat sudah dini hari, Rendra kembali ke rumahnya dengan senyum bahkan sesekali tawa yang menyeramkan.
Pagi hari nya, seperti biasa Rendra sudah terlebih dahulu datang ke Cafe, memang setiap karyawan di beri kunci cadangan oleh Angel agar siapa pun yang datang lebih awal tidak perlu menunggu.
"hai Rendra" sapa Angel seperti bias
"hai Angel" jawab Rendra
"Um... rendra, aku mau cerita sama kamu boleh?" ucap Angel sedikit gelisah lalu duduk di kursi Cafe
"cerita apa?" tanya Rendra penasaran dan ikut duduk di kursi di sebelah Angel
"akhir-akhir ini aku ngerasa kalo aku di ikuti gitu, tapi pas aku liat nggak ada orang sama sekali" ucap Angel mulai bercerita
"waduh, itu beneran. Kalau kamu emang yakin, Kayanya kamu harus lapor polisi aja deh" jawab Rendra yang tentu saja dengan ekspresi khawatir palsunya
"mungkin nanti, kalo emang bener-bener udah para, lagian kalo ada polisi malah makin ribet" ucap Angel menolak saran Rendra
"emm... Iya sih, ya udah kamu bawa barang-barang yang di perlukan buat ngelawan aja kalo tiba-tiba kamu di serang, atau aku anter kamu aja setiap pulang?" tawar Rendra
"ngga usah deh malah ngerepotin kamu jadinya, aku bisa lawan sendiri kok" balas Angel tidak enak dengan tawaran Rendra
"emm iya deh, tapi nanti kalau kamu rasa udah berlebihan dan ada apa-apa kamu langsung hubungin polisi atau aku aja ya" jawab Rendra dengan nada sedikit kecewa
"iya ren, makasih ya" ucap Angel
"ya sudah, aku ke ruanganku dulu, kamu kerja yang rajin ya. Ah 1 lagi, jangan ceritakan ini ke siapa pun ya, please" ucap Angel lalu pergi dari pandangan Rendra
Rendra tentu saja merasa senang dan juga geram, bisa-bisanya Angel menolak bantuan Rendra sedangkan ia ingat betul di sela ia mengikuti Angel, ia melihat Angel beberapa kali di antar oleh pria muda saat itu. Dengan senyum licik ala psikopatnya, ia merencanakan untuk mengikuti Angel lagi malam ini.
Seperti yang di rencanakan, dengan setelan serba hitam ala penjahatnya serta memainkan pisau yang tajam dengan santai, Rendra berjalan sendirian. Sengaja ia tidak mengikuti Angel sejak awal, ia akan menunggu Angel di sebelah rumahnya di balik pohon-pohon besar dan gelapnya malam.
Rendra menunggu tanpa bersuara, menunggu sang pujaan hati datang, menunggu sang pujaan hati dengan pisau yang setiap hari ia asa, menunggu dengan senyum psikopatnya.
Mata Rendra terpaku akan seorang yang keluar memalui pintu belakan rumah wanita pujaannya, seorang menggunakan jubah hitam yang membuatnya seperti seseorang yang bergabung dalam sebuah sekte. dengan langkah berat orang tersebut sedang menyeret kantong sampah yang terlihat terisi penuh dan berat.
Orang itu meletakkan kantong sampah tersebut di halaman belakang rumah itu, lalu pergi ke dalam rumah dan kembali membawa sebuah palu pemecah batu besar dan berat. Dengan menyeret palu tersebut hingga mengeluarkan suara decitan yang terdengar menyeramkan.
Orang tersebut membuka isi kantong sampah tersebut, yang membuat Rendra Syok dan seketika menjatuhkan pisaunya yang membuat sedikit suara hingga orang tersebut menoleh ke arahnya. Dengan cepat Rendra bersembunyi di belakang sebuah pohon besar dengan rasa takut yang mendalam.
Dengan jelas, Rendra melihat seseorang dengan nafas yang tersengal yang di keluarkan dari kantong sampah tersebut, Rendra takut jika orang itu adalah Angel. dengan perlahan, Rendra mengintip di balik pepohonan.
Orang berjubah tersebut mengayunkan palunya ke arah orang yang di keluarkan dari kantung sampah.
Terdengar jelas suara jeritan-jeritan seorang pria yang kesakitan. Sedikit membuat Rendra legah karna itu bukan lah Angel. Rendra mengatupkan mulutnya rapat-rapat menggunakan tangan, ia melihat dengan jelas seorang pria, pria muda yang di lihatnya beberapa kali memgantar Angel pulang.
Sosok berjubah masih saja memukuli pria tersebut, jeritan dan raungan sang pria tak ia hiraukan justru membuat sosok tersebut semakin bersemangat. Bahkan di saat pria tersebut sudah tak berteriak yang Rendra yakini sudah mati mengenaskan tersebut masih saja ia hantam menggunakan palu pemecah batu tersebut.
Dengan debaran jantung yang tak beraturan, Rendra melihat pria tersebut sudah hancur tak berbentuk oleh sosok tersebut dengan palu nya.
"ha ha ha" tawa pelan yang terdengar sangat halus namun menyeramkan.
'suara ini?' pikiran Rendra sudah melayang jauh mengingat suara yang sangat ia kenal. Suara lembut dari gadis yang sangat ia puja, suara gadis yang orang-orang anggap bagai malaikat, suara gadis manis pemikat kaum adam, suara sang Nona Manis, angel.
Suara tawa Angel yang kian membesar bagaikan tawa orang-orang yang bangga dengan hasil kerja kerasnya, membuat Rendra ingin kabur namun ia urungkan, jika ia membuat kesalahan kecil bisa saja ia bernasib sama dengan pria muda yang mati mengenaskan itu.
Dengan jubah yang penuh cipratan darah, Angel membuka tudung jubahnya dan memperlihatkan senyum psikopat nya, wajah manis dan cantiknya kini tampak menyeram kan dengan cipratan darah yang menciprati wajahnya.
Masih dengan tertawa kerasnya, Angel memasukkan mayat pria tersebut ke dalam kantong sampah itu. Tanpa rasa jijik Angel memasukkan mayat tersebut dengan bersenandung bahkan tertawa sesekali. Sesudah memasukkannya, Angel kembali ke dalam rumah sambil menyeret palu yang berlumuran darah tersebut dan kembali dengan membawa cangkul yang ia seret juga.
Angel memasuki kawasan hutan bagian belakang rumahnya dan mulai menggali lubang yang cukup dalam, lalu ia memasukkan kantong sampah berisi mayat tersebut ke dalam lubang tersebut dan mulai menguburnya dan menciptakan sebuah gundukan tanah yang di tanaami bibit pohon di atas nya, sebuah tanaman yang tidak asing bagi Rendra.
Setelah selesai, Angel berjalan ke arah rumahnya dengan cangkul yang ia seret, dengan bersenandung riang.
Tepat setelah Angel memasuki rumahnya, Rendra dengan cepat mengambil pisaunya yang ia jatuhkan sebisa mungkin untuk tidak meninggalkan jejak sedikit pun. Rendra berlari di kedalaman hutan lebat tersebut hingga ia tersandung oleh sebuah bibit pohon, bibit pohon yang sama seperti yang Angel tanam tadi.
Setelah mengingat kembali, semua pria yang bersama Angel tak pernah kembali rendra lihat. Nafas Rendra kembali memburuh, sesak akan apa yang ia lihat saat ini, banyak sekali gundukan tanah di hutan tersebut. Tanpa pikir panjang, Rendra kembali berlari hingga ia menemui jalan yang cukup ramai oleh orang-orang yang berlalu lalang.
***
Keesokan harinya, Rendra sangat bimbang apakah ia pergi bekerja hari ini, atau tidak pergi bekerja. Rendra takut, ia hanyalah seorang otaku mesum yang tinggal sendirian di kota itu.
Namun pada akhirnya Rendra pergi bekerja dengan sejuta kebimbangan di hatinya. Ia berusaha untuk terlihat santai, hanya saja kali ini ia berangkat lebih siang dari biasanya. Ia kini takut jika harus berdua dengan Angel.
Sesampainya di Cafe, Rendra melihat 2 orang pekerja sudah datang dan tentunya sang Nona Manis, Angel.
"pagi Rendra, tumben kamu perginya siang?" tanya Angel dengan wajah manis dengan sejuta racun di dalam senyumnya.
"Maaf ya, aku ada urusan sebentar tadi" jawab Rendra berusaha santai, dan di tanggapi dengan senyuman oleh Angel.
"abis nonton sesuatu yang hebat ya?" tanya Angel dengan senyuman yang tak bisa Rendra artikan.
"now, i catch you!" bisik Angel tepat di telinga Rendra dengan suara yang halus namun mencekam dan membuat Rendra merinding.
Angel langsung memasuki ruang kerjanya dengan senyum manisnya, namun tidak dengan Rendra. Rendra langsung berlari kembali ke rumah dan mengepak barang-barang berharganya dan pergi menjauh dari kota tersebut. Ia tak akan berani kembali ke kota itu, ia tak akan berani melihat wanita pujaannya, ia tak berani membayangkan apa yang ia lalukan, ia tak berani membenarkan bahwa ia pernah menyukai wanita tersebut. Rendra tak ambil pusing apa yang akan di lakukan wanita itu kedepannya, yang pasti Rendra ingin berada sangat jauh dari wanita psikopat tersebut.
***
Seorang wanita cantik berjalan menelusuri jalan berdebu di kota besar, ia duduk di sebuah bangku di taman kota yang terpencil nan sepi. Sambil mengawasi seorang pria yang telah lama ia kenal.
"I catch you" ucapnya dengan seringai menyeramkan, tak melepaskan pandangan dari pria yang kabur darinya beberapa waktu lalu.
END
'jangan kau pikir orang-orang yang berwajah dan berpakaian aneh adalah seorang penjahat, dan jangan kau pikir orang-orang yang memasang wajah cantik dan senyum manis merupakan seorang yang baik. Dunia begitu banyak orang-orang yang sifatnya berbanding terbalik dengan penampilannya. Waspadalah akan langkahmu selanjutnya dalam menjumpai orang-orang'
Deep & Dark - Nona manis.
Terimakasih atas dukungannya
Regards
Adsetian
12-06-2025
Jangan lupa mampir ke lapak saya yaaa... yuk mari.