Di sebuah kota bernama Kota Neo Veridia hiduplah seorang remaja perempuan yang bernama Zena Lysandra Aetheria. Ia sering di panggil dengan nama Zena. Ia berumur 16 tahun. Saat ini ia duduk di bangku kelas 10 SMK. Ia bersekolah di sekolah swasta yang sangat bergengsi dan terpandang. Keluarga Zena sendiri sangat ditakuti oleh orang-orang,keluarga Zena sangat terpandang dan kaya raya. Mereka tinggal di distrik 21.
Distrik 21 ini lokasinya hanya berisi orang-orang yang kaya raya dan memiliki status yang tinggi. Orang-orang disana memiliki berbagai aset luar biasa yang sangat didambakan oleh semua orang. Namun dibalik gemerlap kekayaan yang melimpah itu Zena menyimpan kesedihan yang amat mendalam. Ia merasa selalu sendirian, tak pernah di perhatikan oleh keluarganya, ia dididik dengan sangat keras untuk dapat meneruskan kekayaan dan aset-aset yang dimiliki keluarganya.
Zena tidak boleh memliki teman satupun dalam hidupnya, kecuali teman itu memiliki status yang setara dengan dirinya. Bahkan di sekolah pun dirinya tidak memiliki teman satupun, walaupun ia sudah mencoba utuk bergaul tapi semua siswa-siswi di kelas takut pada Zena, mereka takut jika sampai berurusan dengan keluarga Zena.
Padahal Zena hanya menginginkan teman dan merasakan kehangatan sebuah keluarga,ia hanya menginginkan tempat untuk bercerita, tempat untuk berbagai hal-hal kecil, tempat untuk sekedar didengarkan, tempat untuk bercanda gurau seperti orang pada umumnya. Tapi Zena tidak pernah mendapatkan hal itu, ia selalu menghabiskan waktunya sendirian tanpa seorang pun yang bersama dengannya.
Namun suatu hari ada pertemuan yang sangat amat tidak terduga,pertemuan yang mengubah kehidupan zena. Pertemuan itu adalah pertemuan zena dengan seorang murid pindahan bernama Zazkia Nanda Albarreto. Zazkia adalah anak yang sederhana dan baik hati. Ia berasal dari keluarga yang terpandang,keluarga yang memiliki status yang sama dengan keluarga Zena. Zazkia sendirian dididik dengan cara yang lebih keras dibandingkan Zena,namun Zazkia ia memiliki semangat yang tinggi. Pada awal pertemuan mereka Zazkia selalu memperhatikan Zena yang selalu terlihat murung dan sendirian. Ia mencoba untuk mendekati Zena dan mengajaknya berteman. Awalnya Zena ragu, tetapi lama-kelamaan ia mulai merasa nyaman dengan kehadiran Zazkia. Zazkia selalu ada untuk Zena, mendengarkan keluh kesahnya, dan memberikan semangat kepadanya.
Bersama Zazkia, Zena mulai menemukan kebahagiaannya. Ia belajar untuk membuka diri dan bergaul dengan teman-temannya. Ia juga belajar untuk menghargai dirinya sendiri dan tidak lagi merasa sendirian. Zena menyadari bahwa kekayaan materi tidak menjamin kebahagiaan. Kebahagiaan sejati terletak pada persahabatan dan kasih sayang. Zena dan Zazkia pun menjadi sahabat terbaik. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita, dan saling mendukung satu sama lain. Zena akhirnya menemukan arti persahabatan sejati dan belajar untuk menerima dirinya apa adanya. Ia merasa bersyukur telah bertemu dengan Zazkia sahabat yang selalu ada untuknya. Kehidupan Zena pun berubah menjadi lebih berwarna.