Di tengah rel itu, ia berdiri di tengahnya, tidak tahu kenapa dia bisa berada di situ, tidak dapat melihat apapun kecuali kegelapan dan sebuah jalur rel kereta api, sampai pada akhirnya satu suara terdengar-deru mesin, peluit panjang, dan gemuruh logam mendekat. Saat ini dia sudah tahu bahwa sebuah kereta akan segera datang. Ia berusaha untuk berlari tetapi entah kenapa kakinya terasa membeku dan tidak bisa digerakkan, ia berusaha berteriak meminta tolong tetapi suaranya entah kenapa tidak mau keluar seolah-olah suara itu tertahan di tenggorokannya. Cahaya dari kejauhan sudah nampak di depan mata, saat ini tidak ada yang bisa dia lakukan hanya menunggu nasibnya yang akan dihantam oleh kereta tersebut, cahaya itu semakin dekat… semakin dekat… dan… Brak, suara tabrakan terdengar.
Ia terbangun kaget dengan nafas yang berat, tubuh berkeringat, dan jantungnya-masih berdetak Untuk saat ini. Saira, perempuan yang baru berumur 24 tahun, sebelumnya ia memiliki penyakit yaitu Skizofrenia, sudah dari kecil saira memiliki penyakit seperti ini, mula-mulanya hanya terasa ringan saja seperti ia berhalusinasi adanya sosok hitam dan cuma bisikan-bisikan aneh di telinganya, tetapi seperti kata pepatah sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit, semakin lama penyakit skizofrenia saira memburuk, sosok hitam yang sering ia halusinasikan sekarang sudah berwujud menyeramkan dan itu membuatnya selalu paranoid, bisikan-bisikan yang ia dengar sekarang sudah semakin jelas, bisikan itu berkata “Kamu akan mati” itu saja dan terus berulang-ulang sampai itu benar-benar mengganggu pikirannya.
Ia sudah melakukan berbagai cara untuk menghilangkan penyakit ini, pergi ke dokter, mereka menyuruhnya ke psikiater, pergi ke psikiater, mereka tidak bisa mengatasinya hanya memberikannya ceramah saja, cuma satu cara lagi-mencari jawabannya di internet, saat sedang menjelajah di internet matanya tertuju pada sebuah situs forum diskusi paleverse–situs untuk membagikan rahasia-rahasia hidup seseorang, saat sudah memasuki situs tersebut matanya langsung terpikat oleh rahasia dari akun @Thioridazine_134 yang menceritakan pengalaman penyakit skizofrenia dan bagaimana cara untuk mengatasinya, ia mengungkapkan cara untuk meredakannya adalah dengan mengonsumsi obat yang bernama Marenol–obat antipsikotik yang digunakan untuk mengurangi gejala psikosis seperti halusinasi, delusi, dan gangguan berpikir Cocok untuk Saira yang memiliki penyakit skizofrenia.
Tanpa basa-basi lagi Saira langsung membeli obat tersebut dari sebuah situs belanja online, beberapa hari kemudian obat itu sudah datang dengan kemasan botol plastik di bawahnya tertulis “13 Tablet” Yang berarti obat ini berisi 13 butir, dibawahnya lagi tertulis “efek obat hanya bertahan 1 hari saja”, Saira langsung meminum obat tersebut tanpa ragu. Dan benar saja obat itu langsung bekerja wujud sosok halusinasi itu? menghilang, bisikan-bisikan? menghilang, semuanya menghilang, ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh akun di paleverse itu, sekarang Saira merasa nyaman dan damai, yah dia belum tahu efek samping dari obat tersebut.
Sekarang, ia berada di kamar apartemennya dalam keadaan yang masih kaget karena mimpi buruk yang ia alami, apa itu hanyalah bunga tidur? Atau efek samping dari obat Marenol? Ia tak tahu, Saira mencoba untuk mencari tahu hal itu di situs Paleverse lagi berharap untuk menemukan jawabannya, saat sudah membuka situs itu–ia langsung disambut oleh postingan dari akun yang sama @Thioridazine_134 postingannya belum dilihat oleh siapapun mungkin baru 1 jam yang lalu di posting, itu bukanlah hal yang penting yang terpenting sekarang adalah judul dari postingan tersebut “Efek samping Marenol”.
“Jika kamu mendapati mimpi buruk, jangan khawatir, itu tandanya Marenol sudah mulai bekerja, jangan takut pada semua mimpi yang kamu alami nantinya, mimpi itu hanyalah sebuah bunga tidur saja, hanya alam bawah sadar kita.”
“Tidak apa-apa”
“Semuanya akan baik-baik saja”
-@Thioridazine_134
1 jam yang lalu
Benar saja, marenol memiliki efek samping yaitu memberikan mimpi buruk pada penggunanya secara terus-menerus, ternyata mimpi buruk yang dialami oleh Saira tadi berasal dari Marenol itu sendiri, Saira sekarang duduk di kasurnya melihat ke arah jendela yang menampilkan citra langit yang mendung tanpa matahari, tak ada cahaya, hanya refleksi dari wajahnya –karena efek dari Marenol hanya bertahan selama satu hari, dia kembali mendengar bisikan-bisikan “kamu akan mati” itu saja, ia mencoba untuk menutup telinganya tetapi suara itu terus bermunculan, wujud halusinasi itu kembali muncul sekarang lebih banyak lagi, sekarang pikiran Saira campur aduk. Ia ingin mengonsumsi Marenol untuk menghilangkan ketakutannya, disisi lain ia tidak ingin mendapatkan mimpi buruk yang lebih parah lagi.
“Tidak apa-apa”
“Semuanya akan baik-baik saja”
Dia teringat akan kata-kata dari postingan @Thioridazine_134 , itu terasa seperti penenang baginya, karena keadaan terpaksa serta keinginan untuk lepas dari rasa takut ini–akhirnya Saira memutuskan untuk mengkonsumsi Marenol lagi, seketika halusinasinya menghilang, semuanya sudah kembali normal, Saira sudah tidak perlu takut lagi, ia kembali ke aktivitasnya dulu, ia keluar dari apartemennya, menyapa tetangga apartemennya, para penghuni apartemen mengenalnya sebagai orang yang mengurung dirinya sendiri, melihat Saira yang keluar dari apartemen membuat mereka merasa aneh apakah Saira sudah kembali normal?.
Dunia terasa cerah kembali, seakan-akan seperti mengawali hidup di pagi hari. Tetapi setiap ketenangan pasti memiliki masa bahayanya sendiri. Malam harinya, sekarang Saira sudah bersiap akan mimpi buruk yang akan ia alami selanjutnya, ia merebahkan tubuhnya, menarik selimut, dan perlahan menutup matanya.
Air ombak itu terlihat biru. Air-air seperti bergerak maju mundur pantulan dari air bak cermin yang menampilkan wajahnya yang kosong, hamparan pasir yang luas dan tak tahu dimana batasnya, Pantai itu adalah tempat yang sangat tenang, langkah demi langkah ia berjalan masuk, dadanya terasa sesak oleh rasa yang tak bisa dijelaskan.
Air tiba-tiba surut, lalu… sebuah ombak besar, bukan–itu sebuah tsunami, tsunami itu lebih besar daripada gunung, Saira tersapu oleh tsunami tersebut, ia meronta-ronta panik ingin keluar dari kekejaman air tersebut, dunia di atasnya terasa riuh, hancur, cahaya memudar, tak ada matahari. Ia menjerit tetapi hanya keluar buih-buih air saja dari mulutnya, paru-parunya terasa terbakar dan rasa paniknya sudah memuncak seperti ledakan dalam dada.
Di titik ini penglihatannya sudah mulai kabur, dia tak akan bisa selamat dari malapetaka ini…
Dia tenggelam dalam air yang tak berujung
Saira terbangun kaget dengan nafas yang berat, tubuh berkeringat, dan jantungnya-masih berdetak Untuk saat ini, udara kamar terasa dingin, hanya terdengar suara detak jantung dan jam yang berdetak, ia bernafas tersenggal-senggal karena mimpi kedua, sekali lagi Marenol menunjukan kengeriannya pada Saira–Dan ya penyakit skizofrenianya kembali bayang hitam, muncul, bisikan-bisikan, muncul, mereka kembali lagi menghantui Saira, Bahkan makhluk hasil halusinasinya sekarang bisa menyentuhnya entah kenapa sentuhan mereka terasa nyata, ia mencoba untuk mengabaikan semua itu, ia pergi ke dapur untuk meminum segelas air tetapi bisikan itu semakin menjadi-jadi, mereka bilang “Pecahkan gelas itu, ambil belingnya dan tusuklah dirimu sendiri” semua hal itu memang sangat sulit untuk diabaikan, Saira akan dihantui seumur hidupnya, jika dia tidak mengonsumsi Marenol–maka bisa-bisa saja dia akan kehilangan kewarasannya.
Saira kembali ke kamarnya dan mencari sekali lagi informasi tentang Marenol di internet, Paleverse adalah situs yang sering ia kunjungi akhir-akhir ini dan @Thioridazine_134 adalah akun yang sering ia kunjungi, ia sudah menganggapnya sebagai orang yang sama dengannya, seseorang yang memiliki penyakit skizofrenia, ini adalah suara satu-satunya yang mengerti dia, dan tentu saja dia selalu memiliki postingan terbaru setiap harinya dan seperti biasa belum ada yang membaca postingannya karena di post 1 jam yang lalu.
“mimpi itu hanya sementara saja, tidak usah untuk takut, itu hanya akan memperburuk keadaanmu, lebih baik abaikan saja, itu jauh lebih baik, jika kamu tidak mengkonsumsinya, niscaya kamu akan kehilangan kewarasan karena penyakitmu sendiri”
“Tidak apa-apa”
“Semuanya akan baik-baik saja”
-@Thioridazine_134
1 jam yang lalu
Lagi-lagi kata-katanya merupakan penenang bagi Saira memang benar yang dikatakan oleh akun tersebut, lebih baik mengabaikan saja daripada memikirkannya. Ia kemudian meneguk Obat Marenol yang ketiga kalinya guna menghilangkan semua halusinasinya. Pagi ini langitnya cerah tidak seperti biasanya yang selalu mendung, kini Saira bisa menjalani aktivitasnya secara normal, dia pergi berbelanja, melakukan aktivitas normal seperti kebanyakan orang, dan yang paling penting dia tidak merasa takut lagi untuk berada diluar karena sebelumnya setiap kali ia keluar pasti semua orang akan menatap tajam ke arahnya itu membuatnya tidak nyaman, sekarang hal itu tidak terjadi dan dia bisa beraktivitas diluar tanpa harus merasa takut lagi.
Tetapi terlepas dari semua hal itu harus ada satu hal yang disiapkan yaitu adalah mimpi buruk yang akan segera ia alami dan itu akan terjadi pada malam ini, Saira sebenarnya ingin untuk tetap terjaga karena dia tidak ingin mengalami mimpi buruk itu lagi, itu terlalu menyeramkan, ia terus membuka matanya… terus membuka… masih membuka… dan membu–....
Taman bunga Kamelia itu sangat indah, dihiasi dengan warna putih bagai bunga melati, bunga-bunga yang terus melambai-lambai karena diterpa angin, Saira sedang berjalan-jalan di taman itu sambil menikmati panorama bunga yang sangat indah–sampai matanya tertuju pada sosok hitam, kenapa ada sosok hitam di taman ini?, ia berkedip untuk memastikan penglihatannya ada yang salah–tetapi setelahnya makhluk itu melipat gandakan dirinya, berkedip, ada empat, berkedip, delapan, berkedip, enam belas, sampai pada akhirnya taman itu bukan lagi dipenuhi bunga-bunga, melainkan sosok hitam yang memenuhinya, di titik ini Saira sudah sangat ketakutan, pikirannya tak tahu apa yang sedang terjadi, matanya bergerak kemana-mana, nafasnya berat, tubuhnya berkeringat, detak jantungnya berdetak kencang. Yang lebih parah lagi sekarang bukan hanya sosok hitam saja, melainkan mata-mata tanpa tubuh yang menatap teror Saira dari berbagai arah, suara bisikan-bisikan “kamu akan mati” terus terdengar di mana-mana, langit berubah menjadi merah darah, beribu-ribu tangan merah keluar dari atas langit. Ini sudah sangat gila, Saira menunduk ketakutan, perlahan ia membuka mata, ia menatap tangannya yang penuh dengan lubang, ia kaget seluruh tubuhnya sekarang dipenuhi dengan lubang yang terus mengeluarkan noda merah…. Saira sudah tak tahan lagi…. Ia akhirnya meninggal dengan teror ketakutan yang luar biasa…
Saira terbangun kaget dengan nafas yang berat, tubuh berkeringat, dan jantungnya-masih berdetak Untuk saat ini, belum apa-apa saja–tepat di depan wajahnya sesosok makhluk menatap tajam, mereka saling tatap-menatap, mata Saira membelalak melihat perwujudan makhluk tersebut, bentuknya… aneh. tidak bisa dijelaskan. Tidak masuk akal. Gila. Menyeramkan, jantungnya berdebar kencang, dia mencoba untuk menutup matanya menyuruh untuk makhluk itu pergi, perlahan-lahan ia membuka matanya lagi untuk memastikan keberadaan makhluk itu, hilang, Saira akhirnya bernafas lega.
Pertemuan dengan makhluk tadi memang menyeramkan, tetapi abaikan saja itu, sekarang yang terpenting adalah membaca postingan terbaru dari @Thioridazine_134
“Makhluk-makhluk itu menyeramkan, apanya?, toh mereka juga tidak menyakitimu. Mimpi mu semakin gila? tidak apa-apa, itu tandanya kamu akan segera sembuh dari penyakitmu”
“Tidak apa-apa”
“Semuanya akan baik-baik saja”
-@Thioridazine_134
1 jam yang lalu
Selalu menenangkan seperti biasanya, itulah sebabnya Saira selalu menganggap akun @Thioridazine_134 ini sebagai psikiaternya, hanya dialah yang memahami perasaannya selama ini, tanpa ragu lagi ia mengkonsumsi obat Marenol yang keempat kalinya, semua ketakutan menghilang diganti dengan keceriaan yang mendatang, menerangi kamar apartemennya, beraktivitas seperti orang tanpa masalah, tersenyum pada semua orang, tetapi apakah senyuman itu terasa nyata?.
Malam keempat telah tiba. Sebelumnya Saira mengira-ngira dulu mimpi apa yang akan ia alami. Tertabrak mobil?, jatuh dari ketinggian?, atau dibunuh? Dia akan tahu sekarang…
Luar angkasa itu adalah tempat tanpa gravitasi. Jadi semua benda yang berada di sana akan terapung, saat Saira membuka mata ia berada di luar angkasa dan ia… terjatuh, ya ia terjatuh di luar angkasa, aneh sekali, seharusnya ia melayang di sana, ia terus terjatuh… terus… terus… sampai pada akhirnya di bawahnya sudah terdapat lubang hitam yang besar, sangat besar bagaikan mulut seorang dewa. Saira terhisap ke dalam kegelapan yang hampa, waktu terasa cepat sekali berputar…
Perlahan tapi pasti, pikirannya hancur, otaknya teracak-acak…. Tangannya ***** tidak diketahui… wajahnya seperti ***”*”*” tak tahu… tubuhnya ***”*”***** hancur? Meleleh? Pecah?, tidak bisa dijelaskan. Tidak masuk akal. Gila… diluar logika dan pikiran manusia
Aku tak bisa menggambarkannya, otakku tak bisa memahaminya
Saira bukan hanya kehilangan tubuhnya, ia kehilangan kemanusiaan, dan kewarasannya
Ia terus jatuh ke dalam lubang kehampaan itu dengan tubuh yang tidak bisa dijelaskan secara logika
Tak ada nafas yang berat, tak ada tubuh yang berkeringat, hanya mata Saira yang membelalak, apa-apaan tadi mimpi itu? Itu tadi sangat gila, jauh lebih gila daripada yang pernah ia lihat sebelumnya, ia tak sanggup menggerakkan tubuhnya–sekujur tubuhnya terasa kaku tak bisa digerakkan, apakah karena dia merasa sangat ketakutan? Untungnya saja setelah beberapa menit kemudian ia kembali bisa menggerakkan tubuhnya, dengan sigap ia langsung bangun dari tempat tidur, dia masih merasa ketakutan dari mimpi sebelumnya, ia melihat ke arah botol kemasan Marenol itu, tanpa ragu ia meneguknya untuk menenangkannya, disaat-saat ini ia teringat sesuatu yang bisa menenangkannya juga, ya @Thioridazine_134.
Saira mengunjungi situs Paleverse guna mencari akun @Thioridazine_134, anehnya @Thioridazine_134 belum memposting apapun, biasanya dia akan memposting setiap harinya, ia sudah menggulir ke bawah dan ke atas, masih belum bisa ditemukan, akhirnya ia mencari di kolom pencarian, ia mengetik nama akun tersebut–lalu munculah satu kata
“404 Username Not Found”
@Thioridazine_134 menghilang, sama sekali tidak bisa ditemukan, ada apa ini?, apa akun itu telah dihapus? ataukah… sebenarnya itu hanya halusinasi dari Saira?. Ya selama ini ada yang terasa janggal. Kenapa postingannya selalu 1 jam yang lalu, kenapa tidak ada yang membaca postingannya, dan kenapa dia selalu memposting saat penyakit skizofrenia Saira kembali. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa itu semua hanyalah halusinasi Saira sendiri semuanya terasa rapi.
Saira terpukul melihat realitas ini, selama ini akun yang ia anggap sebagai psikiaternya, akun yang mengerti dirinya, ternyata hanyalah ilusi semata, kenyataannya lagi semua kata-katanya hanyalah omong kosong belaka yang membuat keadaan Saira semakin memburuk. Saira menatap kosong layar komputernya tak ada lagi yang menenangkannya, ia memejamkan matanya, dunia terasa lebih dingin sekarang, kemudian ia melihat kembali ke kemasan botol obat Marenol, ia menghampirinya dan meneguk obat tersebut, kali ini bukan untuk menghilangkan halusinasinya tetapi ia berharap dengan meminum 2 obat dalam 1 hari, itu akan membuatnya terbunuh.
Ia duduk di kamarnya melihat ke jendela dengan pemandangan kota penuh hujan, ia menatap kosong pada jendela itu, hanya terus menatapnya tak tahu berbuat apa lagi selain menunggu malam hari.
Malam ini ia langsung berbaring di kasur, tanpa basa-basi lagi ia memejamkan matanya…
Hutan itu akan mengerikan jika malam hari , di pohon tanpa dedaunan samping jurang yang curam, terdapat sebuah tali yang menjuntai di pohon dan juga seseorang yang berayun-ayun, Saira membuka matanya untuk mendapati dirinya sudah tergantung di pohon, angin menerpa tubuhnya menciptakan seperti pemandangan bunga yang melambai tetapi lebih mengerikan.
Tetapi tiba-tiba saja–tali di pohon itu putus dengan sendirinya yang membuat Saira terjatuh ke jurang tersebut, di dasar jurang tersebut, bukan tanah, bukan air, tetapi duri-duri tajam seperti cakar logam
Saat ia menghatam ke dasar jurang, tubuhnya seketika tertusuk oleh duri-duri itu, perut, telapak tangan, dada, dan lutut, ia ingin menjerit tetapi tenggorokannya juga ikut tertusuk yang membuatnya tidak bisa mengeluarkan suara, Saira menatap langit–tempat dimana dia ingin mengakhiri semuanya tetapi dunia pun menolak itu semua dan membuatnya merasakan siksaan lagi…
Saira terbangun. Ternyata sudah pagi, perlahan-lahan ia mendirikan tubuhnya lalu menatap kosong ke arah tangannya, ternyata obat itu sama sekali tidak membunuhnya, Saira masih hidup dan tidak diperbolehkan untuk meninggal begitu saja.
Sesaat setelah itu, ia melihat memori dari mimpi-mimpi yang pernah ia alami selama ini terlihat di dunia nyata, tertabrak kereta, tenggelam, skizofrenia, distorsi, jatuh ke jurang penuh duri, semuanya terlihat jelas di kamarnya di titik ini ia sudah tak tahu antara kenyataan dan juga mimpi, ia berteriak, menutup telinganya, menghamburkan seluruh hal yang ada di kamarnya, sebelum akhirnya beranjak pergi ke kamar mandi.
Kamar mandi itu sangat gelap hanya diterangi dari sinar lampu ruangan apartemen, Saira menatap pantulan wajahnya di cermin kamar mandi, belum apa-apa dia langsung menghancurkan cermin itu dengan tangannya, darah langsung berceceran dari tangannya, cerminnya sekarang menampilkan penampakan wajah Saira yang retak, ia kemudian menangis. Dia ingin keluar dari penderitaan ini, tapi tak tahu bagaimana caranya. Bahkan saat tangannya berdarah ia merasa–akhirnya–rasa sakit itu bisa dirasakan, bisa dilihat, dan bisa dibuktikan.
Saira mendapatkan ide yang bagus, bagaimana jika caranya adalah mengakhiri ini semua, ya itu adalah satu-satunya jalan keluar untuk terbebas dari penderitaan ini. Ia mengambil pecahan beling kaca itu dan kembali ke kamar.
Di kamarnya, sebelum mengakhiri semua ini, ia ingin menulis sebuah pesan di situs Paleverse, Saira menatap botol kemasan Marenol yang berceceran, selama ini obat yang selalu memberinya ketenangan menjadi obat yang membuatnya melakukan semua ini, Saira meneguk obat itu sekali lagi untuk terakhir kalinya, setelahnya ia langsung membaringkan tubuhnya… memejamkan matanya… untuk beristirahat dengan tenang
Jalanan itu sangat sepi dan sunyi. Tidak ada siapa-siapa selain Saira dan juga sebuah pisau, ia mengambil pisau tersebut tak tahu buat apa, dan saat ia mendongak ke depan, ia sudah mendapati penampakan dirinya sendiri yang berlumuran darah dan juga membawa pisau, spontan saja bayangan itu mengejarnya, Saira dengan ketakutan berlari menjauh dari dirinya sendiri, ia terus berlari… berlari… dan berlari. Setiap langkah yang ia hentakan selalu membawanya ke tempat mimpi-mimpi sebelumnya, Rel kereta. Pantai. Taman bunga Kamelia. Luar angkasa. Hutan pada malam hari.
Sampai tibalah ia pada jalan buntu, tak ada tempat lagi untuk bersembunyi dan bayangan dirinya sendiri sudah berada di belakangnya, ia terpojok tak bisa kemana, dan pada saat ini juga ia teringat sesuatu–pisau yang ia temukan di jalan, sekarang bukan saatnya untuk lari lagi, dia harus melawannya, ia mengeluarkan pisau tersebut bertepatan dengan sebuah bisikan yang muncul “Lakukan, tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja” ia menerjang ke arah bayangannya sendiri, lalu dengan kejam menusuknya tepat di perut…
“Kamu sudah berhasil”
“Tidak apa-apa”
“Semuanya sudah baik-baik saja”
Tik… tok…. Tik… tok…
…Hening…
Tidak ada nafas yang berat, tubuh yang berkeringat, dan juga suara detak jantung yang berdetak… karena Saira sudah tewas menikam dirinya sendiri di perut menggunakan beling kaca itu… layar dari monitor komputernya yang disamping botol kemasan Marenol yang berserakan menyala menampilkan postingannya di Paleverse.
“Jika kamu mendapati mimpi buruk, percayalah bahwa itu bukanlah hanya bunga tidur semata, itu adalah alarm bahwa kamu sudah masuk ke neraka, obat yang seharusnya menenangkan berakhir menjadi malapetaka bagiku, internet yang menjadi tempatku untuk menenangkan diri ternyata hanyalah omong kosong belaka, aku sudah menyerah… tetapi tidak apa-apa… semuanya akan baik-baik saja… saat aku sudah tidak ada”
“Tidak tahan lagi”
“Semuanya sudah berakhir”
-Saira
1 jam yang lalu
The end…