Sore, bisa kubilang itu adalah hal terbaik yang kulalui. Angin sepoi-sepoi, memang tak seperti pagi. Biasanya aku akan menguap, mengisi masa lapang, berjumpa ceria dengan si dia. Coba tebak siapa?
Yah, jawabanmu salah. Ini bukan orang, bukan pula hewan. Ini adalah mentari sore, ciptaan sang kuasa. Bahkan aku kagum pada goresan tak tersentuh itu. Di sana, kanan, ada gunung Lasem, jalan desa yang sangat kusukai, Ketanggi namanya. Di kota tempat tinggalku. Aku lahir memang bukan di sini, tapi aku jatuh hati pada Rembangku.
Lalu sisi kiri di hiasi dengan gunung Muria, adem bukan? Bisa kamu bayangkan saja, sawah di sisi kanan, dan kiri. Ini adalah jalan tempat guruku berjuang, tebak berapa usia Si Guru Kecil. Yah tebakan kalian salah lagi, intinya aku hanya mengatakan, guru kecil usianya 7 tahun lebih muda dariku. Lain kali kulanjutkan dengan desa lain yang tak kalah menarik. Tapi ingat, saat pagi itu gunung Lasem di kananmu ke arah lor, Utara. Sore hari kananmu juga, ke arah kidul, selatan. Dan sebaliknya.
Rianza Mira Ne : Pengarang.
Editor : Jauhadi