Malam berganti pagi. Tepatnya pukul 7 pagi. Clarissa yang baru saja bangun dari tidurnya serta turun dari tempat tidur berjalan mengarah pintu dan membukanya.
Saat dia membuka matanya dengan sangat jelas, dia begitu sangat terkejut dengan suasana dirumah itu.
" Bukannya tadi malam berantakan ya? Kok pagi ini jadi rapi begini?" gerutunya Clarissa
Sedangkan Arden, yang sedang ada diruang tengah tepatnya bersampingan dengan kamarnya Clarissa hanya tersenyum.
Tentunya saja dia yang melakukan semuanya, agar Clarissa merasa tidak lelah saat membereskan semuanya.
Merasa aneh Clarissa hanya bisa menggaruk tengkuknya berkali-kali. Namun Arden hanya tersenyum.
" Ah sudahlah, mending aku mandi dulu setelah itu sarapan" ucap Clarissa dan pergi
Selama ini Arden selalu kesepian karena semua orang sangat takut kepadanya, saat Clarissa yang menyewa rumah ini perasaannya begitu berbeda sekali.
Dia juga tidak menyangka bahwa dirinya bisa menyentuh barang serta Clarissa. Sebelumnya jangannya untuk menyentuh berubah wujud seperti manusia saja dia tidak bisa.
Arden yang masih setia menunggu Clarissa selesai mandi, walaupun dia hantu tidak mungkin kan dia mengintip Clarissa mandi masih ada rasa sopan santunnya didalam diri Arden.
****
Setelah beberapa menit kemudian. Saat Clarissa telah selesai dengan mandinya matanya melotot kearah ruang tengah yang sedang melihat Arden duduk tepat ditepi sofa tersebut.
" S-siapa kamu?" tanya Clarissa dengan begitu terkejutnya
Arden seketika celingak-celinguk saat mendengar suaranya Clarissa.
" Iya kamu yang sedang duduk disofa, kamu siapa? Mengapa ada dirumahku?"
Arden masih benar-benar tidak percaya bahwa Clarissa melihat dirinya, dia merasa terkejut sekali.
" Kamu bisa melihatku?" tanya Arden penuh nada penasaran
" Jelas aku bisa melihatmu"
" Tidak takut?"
" Ha?"
Clarissa merasa sangat bingung saat mendengar ucapannya Arden.
" Takut? Maksudmu apa?"
" Kamu tidak takut melihat penampilanku?"
" Memangnya ada apa dengan penampilanmu?"
Arden terdiam, bagaimana bisa Clarissa tidak takut saat melihat dirinya.
Dimana Clarissa kembali bertanya kepada Arden.
" Kamu siapa? Mengapa kamu ada dirumahku?" tanya Clarissa kembali
" Oh, aku Arden. Aku penghuni rumah ini"
" Ha penghuni?" ulang Clarissa diangguki Arden" Mengapa ibu pemilik rumah ini tidak mengatakan bahwa sudah ada orang lain disini?" sambung Clarissa
Arden merasa bingung bagaimana mengatakan kepada Clarissa bahwa dia sebenarnya bukan manusia.
" I-itu, sebenarnya aku penghuni lama disini sudah bertahun-tahun"
" Bertahun-tahun?" ulang Clarissa kembali diangguki Arden" Lalu, mengapa didepan tulisannya rumah ini disewakan?" tanya Clarissa
" Apa kamu tidak paham yang aku maksud?"
Clarissa menggelengkan kepalanya, dia memang tidak paham. Dia mengira bahwa Arden adalah manusia.
" Aku sebenarnya bukan manusia, lebih tepatnya aku adalah hantu dirumah ini karena dibunuh oleh orang yang tidak pernah aku kenal"
Mata Clarissa melotot saat mendengar ceritanya Arden, seketika jantungnya berdebar kencang sekali.
Rasa takut mulai muncul didalam dirinya, Clarissa mencoba melangkah kakinya mendekat kearah pintu kamarnya.
Kakinya begitu sangat gemetar sekali sehingga membuatnya susah melangkah. Tetapi saat Arden ingin mendekat Clarissa mencoba untuk menahannya.
" Stop! J-jangan mendekat ku mohon jangan mendekat" ucap Clarissa dengan nada takutnya
" A-aku tidak akan melukaimu sungguh"
" Walaupun kamu mengatakan tidak akan menyakitiku, tetapi sangat mengerikan bahwa kamu adalah hantu"
Raut wajah Arden berubah menjadi sedih saat mendengar ucapannya Clarissa, tetapi yang dikatakannya adalah benar bahwa dia hantu yang mengerikan.
Dengan cepatnya Clarissa masuk kedalam kamarnya serta menutup pintunya.
Brak!
Seluruh tubuh Clarissa gemetar sekali, tiba-tiba dia ingat dengan pertanyaannya Ibu Ana.
" Apakah ini yang dimaksud oleh Ibu Ana?" gumam Clarissa dalam hatinya
Clarissa baru paham apa yang dipertanyakan oleh Ibu Ana kemarin, ternyata rumah ini ada penghuninya melainkan hantu.
Tiba-tiba.
" Walaupun kamu menutup pintunya, aku bisa langsung masuk kedalam sana" ucap Arden dari luar
" T-tidak aku mohon jangan, pergilah ketempatmu. K-kau membuatku sangat ketakutan sekali"
Mendengar jawabannya Clarissa, akhirnya Arden pun pergi. Seketika Clarissa merasakan sunyi tidak ada suara apapun lagi.
Dia mencoba membuka pintunya dan mengintip sedikit, saat melihat kearah luar ternyata tidak ada siapapun.
Dengan cepatnya Clarissa kembali menutup pintunya serta bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Padahal Arden ada didalam kamar itu namun hanya transparan agar Clarissa tidak melihatnya.
****
Setelah Clarissa selesai dengan semuanya, dia pun keluar dari kamarnya dan berjalan mengarah pintu utama lalu dia pun keluar serta mengunci pintu.
Dibalik jendela, wajah Arden begitu sedih sekali baru juga merasakan senang karena ada teman namun sekarang kembali sedih.
Clarissa terlihat buru-buru sekali, namun saat dia sedang berjalan melewati halaman itu. Clarissa melihat Ibu Ana yang baru saja datang pasar.
Dengan cepatnya Clarissa pun menghampiri Ibu Ana.
" Bu Ana" panggil Clarissa
Ibu Ana pun menoleh serta tersenyum kepada Clarissa saat dia memanggilnya.
" Bu, maksud ibu tidak takut sendirian tinggal dirumah itu karena ada penunggunya?" tanya Clarissa dengan cepatnya
Ibu Ana merasa bingung, tetapi dia mencoba untuk mencernanya dan akhirnya Ibu Ana paham yang kemarin dia tanyakan kepada Clarissa.
" Apa kamu melihatnya?" tanya Ibu Ana kepada Clarissa sambil memegangi kedua tangannya
Clarissa menganggukkan kepalanya.
" Jadi kamu benar-benar melihat seorang pria didalam rumah itu?"
" Iya bu, saya melihatnya. Sepertinya usianya lebih tua dari saya bu"
" Kamu tidak takut?"
" Saya takut bu, tapi mengapa wajahnya tidak begitu seram bu?"
Ibu Ana mengangkat satu alisnya saat mendengar pertanyaannya Clarissa, bukannya setiap orang yang melihat wajahnya begitu sangat menakutkan.
" Maksud kamu nak?"
" Wajahnya terlihat begitu tampan sekali bu, dia memiliki hidung mancung serta bulu mata yang begitu panjang dan lentik"
" Kamu serius melihat wajahnya begitu?"
" Serius bu, mengapa saya bohong. Orang tadi berbicara sama saya kok"
Ibu Ana menatap kearah rumah tersebut, lalu tanpa sengaja dia melihat Arden dibalik jendela itu. Dimana Arden merubah wujudnya menjadi sangat mengerikan sekali.
Hal itu membuat Ibu Ana sangat susah menelan salivanya karena begitu sangat takut. Tetapi mengapa Clarissa melihat wajahnya seperti manusia?
" Clarissa, ibu sarankan lebih baik kamu pindah saja dari rumah itu. Cari tempat yang lebih bagus dibandingkan ini nak"
" Mengapa Clarissa harus pindah Bu? Masalahnya rumah ini lebih dekat ketempat kerjanya Clarissa"
" Tapi disana ada hantu Clarissa, ibu takut kamu diapa-apain sama dia"
Clarissa menoleh kebelakang menatap kearah rumah itu, namun pandangannya tertuju salah satu jendela yang disana tempat Arden berdiri.
Clarissa melihat wajahnya Arden begitu sedih sekali, hal itu membuat hati Clarissa sedikit tidak tega untuk pindah.
" Sepertinya biarkan saja saya disini bu, dan lagi dia benar-benar tidak melakukan apapun kepada saya bu"
" Kamu yakin Clarissa?"
" Yakin bu, percaya saja keapda saya dia tidak akan melakukan hal aneh apapun kepada saya"
Ibu Ana begitu sangat khawatir sekali dengan Clarissa, karena dari cerita orang dia sering menyakiti manusia jika tidak suka.
Tetapi mengapa saat Clarissa disana sangat begitu beda sekali, tampaknya rumah itu terlihat tidak menyeramkan bahwa suasananya sangat sejuk dibandingkan kemarin begitu sangat mengerikan sekali.
" Kalau begitu Clarissa berangkat bekerja dulu ya bu, soalnya sudah hampir telat bu"
Ibu Ana mengganggukkan kepalanya.
" Hati-hati ya nak, jika ada apa-apa langsung saja pergi ibu ya"
" Baik bu, kalau begitu Clarissa berangkat ya"
Rasa hati Ibu Ana benar-benar khawatir kepada Clarissa, dimana saat Clarissa pergi dia kembali menatap kearah rumah itu.
Namun dia masih melihat wajah Arden yang begitu menyeramkan sekali, diwajahnya dipenuhi darah serta mata yang begitu merah sekali.
Dengan cepatnya Ibu Ana pergi meninggalkan rumah tersebut, dia berdoa semoga Clarissa baik-baik saja selama tinggal disana.