💫~ Selamat Membaca ~💫
ini aku gadis kecil ya sudah kurang mendapatkan kasih sayang seorang ayah, perkenalkan aku Kayla, sejak umur 2 tahun aku tinggal bersama ibuku, semua berjalan baik-baik saja, aku tidak peduli siapa ayahku di mana ayahku dan sedang apa dia.
suatu hari yang cerah, Aku menghirup udara pagi itu dan aku tersenyum, berharap hari itu adalah hari yang indah tiada tangis dan hanya tawa, tapi takdir tidak ada yang tahu bahkan 1 detik kemudian.
aku bermain di taman bersama temanku, berbagai permainan kita mainkan layaknya seorang anak kecil, aku bersenang-senang hingga menjelang sore, langit hampir gelap Aku berjalan pulang menuju rumah, aku merasa ada yang mengikutiku, aku berjalan cepat dan masuk ke dalam rumah.
Beberapa tahun kemudian, aku sudah dewasa, kini ibuku menikah lagi, keluarga yang aku impikan, Keluarga Cemara. ibuku menikah lagi ketika umurku kelas 5 sekolah dasar, aku sangat menginginkan seorang adik tapi tidak bisa karena umur ibuku sudah tidak bisa mengandung lagi.
Keluarga Cemara itu adalah keluarga yang paling aku impikan, ketika usiaku masuk ke kelas 9 sekolah menengah pertama keluarga itu pupus, orang yang paling aku cintai yaitu ibuku, meninggal dunia, aku sangat terpukul apalagi beberapa menit yang lalu aku berdusta.
flashback...
pulang sekolah aku lelah aku berbaring di atas kasur, ibuku memerintahku "Kayla bergantilah baju, kasurnya akan bau" ucap ibuku. "bentar Ibu aku capek, Ibu tidak tahu aku sekolah lelah" ucapku dengan nada sedikit tinggi.
"nak antar ibu ke rumah sakit, kepala ibu pusing dari tadi pagi" ucap ibuku memohon. "Ya sudah ayo" ucapku dengan sedikit kesal. siang itu aku mengantarkan ibuku ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya, kata dokter, ibuku hanya lelah dan perlu diinfus sebentar.
Aku menelpon Ayah tiriku dan tidak mendapatkan jawaban. "nak telepon ayahmu kembali" ucap ibuku lemas. "udah Bu,,, tunggu sebentar Ayah juga bentar lagi sampai" ucapku dengan nada sedikit tinggi. "Ibu baru sakit bisakah kamu sedikit lembut?" tanya ibuku dengan sedikit marah.
"Ibu tidak tahu aku capek dari tadi, Ibu aku ngantar ke sini saja sudah bagus" ucapku dengan nada sedikit tinggi. "nanti kalau Ibu sudah tidak ada, baru tahu rasa kamu" ucap ibuku kesal. tak lama kemudian ayah tiriku datang. dan saat itu ibuku boleh langsung pulang Aku diminta membawa motor ke rumah, ayahku dengan ibuku naik ambulan.
aku bahagia, karena aku bisa istirahat, Aku berangkat duluan pulang ke rumah, sampai di rumah, Aku istirahat, tiduran di sofa bahkan sambil mendengarkan musik sampai aku tertidur. aku terbangun langit sudah gelap aku mendengar sayup-sayup dari luar rumahku.
"Kayla sudah tahu belum?" tanya Seorang tetanggaku ke tetangga yang lain. "belum kayaknya dari tadi anaknya di dalam rumah" jawab salah satu tetangga. k
sontak aku keluar rumah untuk bertanya. "apa yang belum aku ketahui?" tanya aku ke salah satu ibu-ibu. "nak saat ibumu perjalanan ke rumah, dia dipanggil oleh Tuhan, kamu yang sabar ya" ucap salah satu tetangga.
Bak Guntur menyambar di malam yang gelap, siang tadi aku masih bisa melihatnya bahkan menatapnya. ibuku dimakamkan di kota lain, pada saat itu aku melihat dari kejauhan seorang pria bertubuh kekar memandang makam ibuku dari kejauhan, dan aku mendekatinya "siapa engkau?" tanyaku kepada pria itu.
"kamu Kayla?" tanya pria itu. tentu saja aku menjawab "ya". dia menatapku dengan tatapan dalam dan berkata "kamu sudah besar, ini papa nak" ucap pria itu. aku tak percaya akan bertemu dengan pria itu, pria yang selalu ingin aku hindari. malam harinya setelah ibuku dimakamkan sebuah rapat kecil diadakan di rumah bibiku.
"Kayla ini papa kandungmu" ucap bibiku. aku tidak tersenyum bahkan menyapanya Aku tidak mau bertemu dengannya. "Kayla tinggal dengan papa ya?" ucap pria itu mengajakku. "tidak mau" ucapku langsung. "lalu kau akan tinggal dengan siapa?" tanya papaku. "aku masih punya ayah" ucapku. "Kayla dia papamu" ucap ayahku.
Aku merenung diam, "apakah ayahku tidak mau menerimaku?" itu yang ada di pikiranku aku tidak mau ikut dengan papaku, tapi aku takut jika ayahku tidak menerima ku.
seketika aku ingat perkataan ibu "jika Ibu sudah tidak ada kau akan merasakannya" ucap ibuku tadi siang. perkataan itu terlintas di kepalaku, membuat pikiranku berputar-putar.
"Kayla mau tinggal dengan ayah?" tanya ayahku. sontak Aku menjawab "Ya, bolehkah?". ketika Papa mendengar jawabanku, terlihat dari wajahnya dia membenciku, ya walau aku tidak peduli dengan hal itu.
beberapa hari sudah ku lalui tanpa seorang ibu, aku tinggal bersama ayah dariku dan Kakak diriku bertiga tanpa seorang ibu, awal-awal berat namun aku mulai terbiasa, pikiranku mulai tenang karena Papa tidak akan menggangguku, namun pikiran itu pupus ketika aku memasuki sekolah menengah atas.
papaku mengunjungiku dan bertanya "mau sekolah di mana?" "sekolah Islam" jawabku judes. "kalau kamu ikut papa kamu pasti sudah sekolah di sekolah negeri bagus berprestasi, nggak kayak gini" jawabnya.
kesal tentu saja, Aku menjawab "suka-suka hati aku, Aku ingin mendalami Islam"jawabku. padahal jauh di dalam hatiku aku ing
in negeri cuman berbagai sekolah menolakku karena aku tidak pintar juga tidak bodoh pertengahan lah. tapi kau tahu kan negeri sekarang menggunakan sistem jarak.
papaku tidak peduli kepadaku, bahkan saat aku meminta uang tidak pernah diberikan sepeserpun. ketika aku tidak enak meminta uang ke ayahku, aku hanya akan mengandalkan tabungan ibuku dan aku dulu.
sedikit demi sedikit mulai terbiasa, ya walau sulit, dan hingga saat ini aku masih tinggal dengan ayah dan saudara perempuan diriku....
terima kasih~~~~