Clarissa Audya Tamara seorang gadis yang berusia 24tahun saat ini. Dimana dia sedang merantau kesuatu kota yang begitu sangat terkenal sekali.
Sebenarnya dia juga anak yatim piatu serta tinggal di Panti Asuhan. Karena ingin niatnya untuk membantu Ibu Diah akhirnya Clarissa pergi bekerja untuk memenuhi kebutuhan adik-adiknya di Panti Asuhan.
Saat ini, Clarissa yang baru saja mendapatkan salah satu tempat untuknya bertinggal selama bekerja.
Dia berharap, setelah bekerja bisa menghasilkan uang begitu banyak sekali sehingga dia bisa pulang dengan cepat.
Hari ini, adalah hari dimana Clarissa mulai menempati rumah kecil yang bagi Clarissa sangat cocok untuknya, tetapi bagi orang-orang itu tempat yang sangat menyeramkan.
Pemilik rumah itu tidak mengatakan bahwa rumah itu sangat horror, tidak pernah ditempati selama bertahun-tahun setelah kejadian seorang pria dibunuh dirumah itu.
Tampak dari luar sangat indah halamannya, namun didalamnya begitu sangat menyeramkan bahkan suasananya selalu dingin disana.
Sebelum Clarissa menempatinya, ada seorang gadis seusianya Clarissa hanya bertahan satu minggu disana.
Karena dia selalu melihat sosok pria sedang menangis didalam kamarnya, kadang dia sering menampakkan wajahnya begitu mengerikan sekali.
Dan akhirnya, gadis itu tidak tahan dengan semua itu serta dia pindah mencari tempat baru.
Baru-baru ini juga rumah itu kembali ditempati, tentunya orang itu adalah Clarissa.
" Lho nak, kamu menyewa rumah ini?" tanya salah satu tetangga disana
Clarissa menoleh saat mendengar seseorang sedang berbicara kepadanya.
" Oh iya bu, saya menyewa rumah ini" jawab Clarissa dengan senyum ramahnya
" Nak, kamu gak takut sendirian tinggal dirumah ini?"
" Lho, ngapain takut bu?"
Ibu itu terdiam, matanya sambil menatap kearah dalam rumah yang pintunya sudah dibuka oleh Clarissa.
Dia sangat bingung harus bagaimana mengatakannya, karena pemilik rumah kadang marah jika ada orang yang memberitahukan tentang keadaan rumah itu.
Merasa hal aneh, akhirnya Clarissa kembali bertanya kepada Ibu itu.
" Ibu, sebenarnya ada apa dengan rumah ini?" tanya Clarissa membuat Ibu itu tersadar
" O-oh tidak ada apa-apa nak, jika butuh sesuatu dan terjadi sesuatu yang aneh kamu bisa langsung pergi ibu ya, rumah itu tepat disamping rumahmu ini"
" Baik bu, terima kasih. Oh iya nama saya Clarissa bu"
" Saya Ibu Diana, biasanya sering di panggil Bu Ana"
Clarissa tersenyum, dia sangat senang sekali pertama kalinya ada tetangga ingin berbicara kepadanya.
" Baik bu, kalau begitu saya lanjut lagi untuk beres-beresnya"
" Silahkan nak"
Clarissa meninggalkan Ibu Ana yang masih menatapnya masuk kedalam rumah itu, dia mengelus-elus dadanya sambil berdoa semoga saja Clarissa tidak terjadi sesuatu yang aneh padanya.
~~~
Malam hari pun tiba, tepatnya pukul 8 malam. Clarissa yang baru saja beres-beres dirumah tersebut.
Dia tidak merasa bahwa seseorang memerhatikannya dari tadi, tetapi untuk pertama kalinya dia tidak menunjukkan wajah mengerikannya.
Bahkan dia menunjukkan wujud aslinya seperti manusia yang terlihat begitu tampan sekali, hidung mancung serta bulu mata yang begitu lentik.
Dia biasanya dipanggil Arden. Mungkin saat ini usianya lebih tua dibandingkan Clarissa.
Saat Clarissa mencoba untuk pergi kekamar menaruh barang-barang tiba-tiba saja Clarissa menabrak sesuatu.
Dia begitu sangat terkejut sekali, sehingga membuatnya bergeser dan Clarissa merasa seperti ada yang aneh.
" Aku tadi menabrak apa ya?" tanya Clarissa dengan dirinya sendiri
Clarissa celingak-celinguk melihat sekelilingnya namun dia tidak menemukan apapun. Alhasil dia hanya mengangkat kedua bahunya mengabaikan apa yang dia tabrak tadi.
Namun kalanya, Arden malah tersenyum melihat Clarissa begitu mengabaikan. Biasanya jika seseorang tidak sengaja menabraknya pastinya sudah panik serta menelpon orang untuk kemari.
Arden tidak suka jika ada orang disini, dia lebih suka tidak ada siapapun dirumah ini.
Dia mengikuti Clarissa yang masuk didalam kamarnya yang sedang menyusun barang-barangnya diatas meja rias tersebut.
Tatapannya begitu lekat sekali kepada Clarissa, namun lagi-lagi Clarissa merasakan hal aneh.
Dia merasa udaranya begitu sangat dingin sekali, padahal tadi udaranya hangat. Tetapi Clarissa mengabaikannya lagi dan fokus menyusunnya.
Saat Clarissa begitu sibuk dengan menyusun barang-barangnya dimana tiba-tiba saja ponselnya Clarissa berbunyi dengan cepatnya dia pun menjawabnya.
{ Iya bu, ada apa? }
{ Kamu sudah tiba nak dikota? }
{ Sudah kok bu, ini Clarissa sedang ada ditempat sewaan bu. Tempatnya sangat bagus dan udaranya begitu sejuk bu }
{ Syukurlah kalau begitu nak, ibu sempat khawatir tadi }
{ Ah ibu gak usah khawatir, Clarissa baik-baik saja kok }
{ Iya sudah, kalau begitu istirahat ya besok ibu hubungi kembali. Ingat jaga kesehatan selama disana ya }
{ Ibu juga ya, jangan terlalu capek }
{ Iya sayang, ibu pasti istirahat kok kalau begitu selamat malam cantiknya ibu }
{ Selamat malam juga ibu }
Clarissa mengakhiri panggilannya dengan wajah tersenyumnya, dia begitu sangat senang sekali.
Kini Clarissa sudah selesai dengan menyusun barang-barangnya, dia terlihat begitu sangat capek sekali.
" Besok saja sudah aku lanjutin beres-beresnya, sekalian survei tempat kerjanya" gumamnya Clarissa
Akhirnya Clarissa berjalan kearah tempat tidurnya, lalu dia merebahkan dirinya padahal dia belum mandi tetapi dia sudah begitu lelah sekali.
Clarissa menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya serta menutup matanya karena dia sudah merasa begitu mengantuk sekali.
Disisi lain, Arden yang sedari tadi memperhatikan Clarissa dia mencoba untuk mendekat kearah Clarissa.
Dia sangat begitu senang melihat Clarissa, entah itu mengapa dia juga merasa aneh.
Padahal banyak gadis yang seperti Clarissa tetapi dia tidak begitu sangat sukanya sekali. Makanya Arden selalu menunjukkan wajah menyeramkannya agar membuat gadis itu keluar dari rumah ini.
Tetapi kali ini sangat berbeda, dimana Arden mencoba untuk menyentuh wajahnya Clarissa.
Dia ingin mencoba, apa dia bisa menyentuhnya atau tidak? Karena dia adalah hantu dirumah itu, sedangkan Clarissa adalah manusia yang saat ini menempati rumah ini.
Seketika Arden, merasa sangat terkejut saat dia bisa menyentuh Clarissa dia menatap kearah jari-jarinya yang barusan menyentuh pipinya Clarissa.
" A-aku bisa menyentuhnya?" gumam Arden dalam hatinya