Entah insting dari mana, Lareyna mengeluarkan sabit hitam dari tangannya dan mulai menggores tubuh makhluk yang telah Kayra kalahkan tadi. Makhluk itu muncul di belakang sang gadis. Kayra menepuk tangannya-bangga melihat temannya beraksi-yang sebenernya Lareyna sedikit syok ketika merasakan bahwa ada energi baru yang mengalir dalam tubuhnya. Terlihat makhluk itu berbentuk seperti seekor serigala tanpa kaki belakang dan dia bergerak dengan cara melayang. Makhluk itu mulai bermunculan di mana-mana seolah mereka sedang mengepung dua gadis itu.
Kayra sibuk dengan panahnya yang tertancap di kepala makhluk-makhluk aneh itu. Dan Lareyna kembali menebas mereka semua. Setelah dirasa sudah habis, tiba-tiba ada sebuah cahaya yang keluar dari tanah. Cahaya itu menuntut mereka ke suatu tempat. “Cahaya apa itu?,” tanya Kayra. Lareyna tidak tahu, dan dia akan mencari tahunya sendiri. Dia menarik lengan sahabatnya dan mulai berlari mengikuti cahaya itu.
Cahaya itu semakin lama semakin terang. Dan mereka bisa melihat bahwa pepohonan di sekitar mereka mulai sedikit. Mereka berhasil menemukan jalan keluar dan akhirnya mereka bebas. Mereka menemukan Dave sibuk dengan makhluk-makhluk aneh itu dengan pedangnya. Ketika ada yang mencoba untuk menyakitinya dari belakang, Kayra langsung menembakkan anak panahnya dan makhluk itu mulai terbakar. Kalau boleh jujur, pedang Dave benar-benar bersinar dengan terang. Lebih terang daripada busur Kayra. Dan mungkin saja juga lebih panas mengingat Helios adalah Dewa Matahari.
Mereka bertiga mulai bersatu dan menyerang musuh mereka saat ini. Dave dengan lincah mengayunkan pedangnya sampai membelah makhluk-makhluk itu. Kayra menembakkan panahnya tepat sasaran. Lareyna tidak hanya menggunakan sabit, tapi dia juga membuat semacam ilusi untuk mengelabuhi si makhluk itu. Saat makhluk-makhluk itu mulai banyak yang terkalahkan, Lareyna bisa merasakan ada yang berusaha untuk mencekik lehernya. Dia berusaha untuk berteriak, tetapi tidak bisa. Nafasnya tersengal dan tidak beraturan. Dia memegang lehernya, berusaha untuk mencari tangan yang mencekiknya. Entah datang dari mana, sebuah tangan tiba-tiba saja memukul lehernya dengan keras. Meskipun begitu, cekikannya terlepas. Lareyna terbatuk akibat kurangnya oksigen.
“Tidak masalah, anakku.”
Lareyna dan kawan-kawannya menoleh dan mendapati seorang wanita tersenyum lebar ke arahnya. Mereka bertiga hanya bisa bingung tentang siapa wanita ini. Tapi dari bentuk tubuh dan perhiasannya, Lareyna mulai berasumsi. “Apa kau bernama Hera?” Sang Dewi Pernikahan-yang bernama Hera-itu mengacungkan jari jempolnya. Tidak heran jika dia bisa menangkis energi mistis yang berusaha untuk mencelakakan Lareyna. “Lareyna, hati-hati. Tangan yang mencekikmu barusan adalah tangan ruh suruhan Hades. Dia berusaha untuk menghentikan kalian agar dia bisa berkuasa. Sekarang, suamiku sedang berusaha untuk menghilangkan energi gelap yang muncul di sini.” Lareyna akhirnya mulai mengerti dan mengangguk diikuti dengan anggukan Dave yang perlahan juga mulai mengerti. Tidak dengan Kayra.
“Suami?”
“Zeus,” jawab Lareyna dan Dave bersamaan.
“Ooh.” Hera tertawa terbahak-bahak melihat kepolosan Kayra. Dia suka melihat mereka ketika sedang berdebat sendiri, mengingatkannya pada anak-anaknya. Terutama Apollo. Dia benar-benar polos sampai membuat saudara-saudarnya menggeleng. Tawa Hera lenyap ketika ada makhluk yang berusaha untuk menyakiti Dave dari belakang. Dia mengeluarkan cambuk emasnya, dan akhirnya bisa memukul makhluk itu sampai tewas. Dave terdiam di tempatnya dan tidak berani untuk bergerak sama sekali. “Jangan khawatir, dia sudah lenyap.”
“Makhluk apa itu dan apa yang sebenarnya terjadi di sini?,” tanya Lareyna.
“Itu adalah Lykos. Serigala suruhan Kerberos atau bisa dibilang peliharaan Hades. Hades keluar dari alamnya dan berusaha untuk menguasai semua alam yang ada. Poseidon disandera oleh ruh suruhan Hades dan lautan akhirnya dikuasai olehnya. Hanya alam dunia yang belum. Dan dia sedang berusaha untuk menuju Zeus.”
“Kita harus segera ke sana,” ucap Lareyna.
Yang lain mengangguk dan mulai mengikuti Hera ke tempat Zeus berada. Hera membuat perisai di sekeliling mereka agar terhindar dari serangan Lykos. Dave berjalan paling belakang untuk melindungi teman-temannya. Dia benar-benar waspada jika terjadi suatu bahaya. Kayra berjalan dengan tenang, meskipun dalam hatinya dia mulai berdoa. Lareyna hanya bisa terdiam sambil memikirkan keselamatan mereka dan keberadaan Bintang saat ini.
Berkat perisai Hera, mereka akhirnya bisa melihat sekitar dan benar saja. Mereka dikepung oleh banyaknya Lykos. Beberapa dari mereka terikat oleh tali yang dibuat oleh kekuatan Hera. Hera tidak mengatakan apa-apa dan hanya memimpin jalan. Tatapannya begitu serius tapi juga memancarkan kehangatan. Tiba-tiba saja Dewi Pernikahan itu mendapatkan serangan dari arah kanannya. Dia mulai terjatuh dan perisai ajaib itu menghilang. Para Lykos mulai beraksi dalam menyerang mereka berempat, tetapi masih bisa dicegah. Tawa seorang pria terdengar dari atas tebing dekat dengan mereka.
“Kita bertemu lagi, Hera.”
Mendengar suara itu membuat Sang Dewi geram. Dia ingat suara ini. Suara yang dibenci oleh orang-orang bahkan suaminya sendiri. Dia menoleh dan mendapati seorang pria tertawa sinis. “Hades...” Lareyna dan kawan-kawannya terkejut mendengar nama itu. Jadi pria yang ada di depan mereka adalah Dewa Alam Bawah? Kayra langsung menembakkan anak panahnya ke tubuh Hades. Sayangnya, Hades dengan mudah menangkis itu semua. “Sial,” umpat Kayra.
Dalam sekali kedipan, Hades sudah berada di belakang Kayra dan mulai membanting kepala gadis itu ke tanah. Yang lain terkejut melihatnya. Dave juga tidak bisa melakukan apa-apa sampai dia akhirnya terkena tinju Hades yang membuatnya menabrak batu besar di belakangnya. Hera juga dililit oleh energi hitam Hades. Dia berusaha melawan, tapi kekuatannya tidak bisa menandingi kekuatan Hades. Hanya Lareyna saja yang masih aman, tanpa cidera. Gadis itu sudah menyiapkan sabit hitam nya dan bersiap untuk bertarung. Hades hanya menatap gadis itu dengan sinis sambil menyeringai.
“Kau bisa tenang juga ternyata. Heh, good girl.”
Hades mulai berlari dengan sangat cepat mengelilingi Lareyna. Gadis itu tidak bisa melihat ke mana Dewa itu pergi. Tangan pria itu sudah bersiap untuk menusuk punggung Lareyna menggunakan kecepatan tinggi nya. Gadis itu belum sempat mengelak dan hanya bisa menutup mata. Tapi yang dia rasakan hanya kekosongan belaka. Tidak terjadi apa-apa padanya. Dia hanya mendengar ada suara tetesan air di depannya. Saat dia membuka matanya, dia sadar itu bukanlah air. Melainkan darah. Bintang rela perutnya tertusuk hanya demi melindungi gadis itu. Yang lain benar-benar terkejut melihat aksi Bintang yang tiba-tiba, tak terkecuali Lareyna. Hades menarik kembali tangannya yang penuh dengan darah Bintang. “A-aku...”
Belum sempat Bintang mengatakan apapun, tubuh itu sudah tidak bisa bergerak dan hanya tergeletak di tanah. Lareyna terduduk melihat kematian pria itu di depannya. Entah kenapa, matanya mulai berkaca-kaca. Mungkin karena jiwa Selene sudah mulai sedikit menguasai tubuh gadis itu. Mengingat bahwa Bintang memiliki jiwa Endymion sebagai kekasih Selene. Dia tidak menduga kalau kekasihnya yang baru saja dibangkitkan dari tidur panjangnya, meninggal begitu saja.
Hera menggeliat berusaha melepaskan diri. Matanya mulai bercahaya berwarna putih keemasan. Mulutnya terbuka meneriakkan satu nama.
“ATHENA!”
Sang Dewi Kebijaksanaan menggunakan arit emasnya dan menggores tubuh Dewa Alam Bawah itu. Yang membuat orang lain terdiam adalah wujudnya yang bukan sebagai Dewi. “Rose?” Ya. Rose adalah teman Lareyna, Kayra, dan Dave. Mereka terkejut melihat Hera yang sudah melompat turun dari udara dan di sampingnya ada Henry, salah satu dosen mereka juga. “Yo,” sapa Henry. “Dia adalah Odysseus, atau bisa dibilang pendamping Athena.” Dengan sekali lirik, Dave paham maksud senyuman Kayra. Mereka bersiul sambil menyikut lengan Rose. Rose sudah bersiap untuk melempar aritnya.
Lareyna masih terduduk dan mengusap tangan Bintang yang mulai mendingin. Wajahnya juga sudah terlihat sangat pucat. Bibirnya berwarna kebiruan. Henry tidak diam saja. Dia melepas jubahnya dan menutupi tubuh Bintang. Dia turut berdukacita atas kematian teman seperjuangannya. Hera menghela nafas melihat Lareyna yang masih bersedih.
“Kau pikir kau bisa mengalahkan ku, Dewi Kebijaksanaan?”
Hades mendapatkan serangan bertubi-tubi oleh anak panah seseorang. Itu adalah Artemis, Dewi Perburuan. Hades belum sempat beraksi ketika dia merasakan ada yang menggores punggung nya. Itu adalah trisula milik Poseidon. Meskipun Poseidon diceritakan sebagai orang yang kejam, tapi dia juga memiliki hak untuk mengambil alih lautan tercinta nya. Dia berhasil dibebaskan oleh Artemis dan Apollo. Apollo yang mengalihkan perhatian bawahan Hades, Artemis yang membebaskan Dewa Laut tersebut.
“Akhirnya aku bisa balas dendam, Hades.”
Poseidon membuat pasukan prajurit menggunakan air laut. Mereka mulai menyerbu para Lykos dan menyerang Hades. Tapi para prajurit itu tidak menyerang para Dewa dan Dewi sama sekali. Mereka seolah mengerti siapa yang harus dilindungi dan siapa yang harus dibasmi. Artemis memberi isyarat kepada semua orang untuk meninggalkan tempat. Tetapi Lareyna tidak bergeming sama sekali. Tatapannya begitu kosong, seolah tidak perduli dengan sekitarnya.
Dengan cepat, Dave meraih tangan gadis itu dan mengajaknya pergi. Mereka tidak ingin mengganggu pertarungan sengit Hades dan Poseidon. Mereka akhirnya bisa kabur dan mulai mengambil waktu sejenak untuk istirahat. Mereka bersembunyi dibalik bukit agar tidak ketahuan oleh beberapa Lykos yang mungkin lolos dari serangan Poseidon. Tiba-tiba mereka merasakan ada hembusan angin kencang dari belakang mereka dan terdengar suara geraman. Dengan gugup, mereka menoleh dan mendapati Kerberos sedang menatap mereka dengan tatapan lapar. Anjing raksasa berkepala tiga tersebut sudah menmperlihatkan taring mereka dan bersiap-siap untuk melahap orang-orang di depannya. Henry dan Dave sudah memasang kuda-kuda mereka. Rose dan Lareyna di samping mereka dengan senjata andalannya. Tangan binatang buas itu mulai terangkat ketika dia mulai tersambar petir yang begitu besar. Yang lain terdiam melihat binatang satu itu mulai hangus. Hera tahu itu adalah perbuatan Zeus untuk melindungi mereka dan dia sudah bisa menebak bahwa mereka sudah sangat dekat dengan lokasi suaminya. Tubuhnya sudah mati, tapi tidak dengan jiwanya. Kerberos tetap hidup meskipun hanya dalam bentuk nyawa saja. Mereka mendengar ada sebuah langkah kaki yang mulai mendekati mereka.
“Biar aku yang urus. Apollo, obati luka-luka mereka.”
“Baik, Ares.” Setelah mendengar perintah dari Dewa Perang tersebut. Apollo mulai mengobati luka yang didapatkan oleh Lareyna dan teman-temannya. Terutama Kayra dan Dave yang mendapatkan serangan langsung dari Hades. Seorang Dewa juga baru saja datang. Namanya adalah Hermes. Dia yang akan menuntun mereka semua kembali kepada Sang Penguasa Olimpus. Apollo juga ikut bersama mereka untuk berjaga-jaga jika ada yang terluka lagi, sementara Ares akan membasmi Kerberos dan membantu Poseidon.
Mereka sampai di kubah buatan Zeus. Di dalamnya terdapat sebuah reruntuhan kuno yang memancarkan cahaya aneh. Lareyna dan teman-temannya tidak yakin bisa masuk. Mengingat mereka hanya manusia biasa. “Jangan khawatir. Kalian adalah yang terpilih oleh Zeus. Jadi kalian memiliki akses untuk memasuki kubah ini. Berdiri di sisi Zeus sesuai jabatan kalian,” ucap Hera dengan yakin. Mereka bungkam dan tidak tahu harus melakukan apa. Karena Dave adalah orang yang optimis, dia memutuskan untuk masuk duluan. Rasanya seperti sedang tersetrum listrik dengan skala kecil. Kayra menarik tangan Lareyna dan Rose untuk masuk ke dalam. Disusul dengan Henry yang telah tertinggal. Hera, Apollo, dan Hermes mulai berpencar untuk melindungi kubah buatan Zeus.
Di dalam reruntuhan, mereka bisa melihat beberapa pilar yang menjulang tinggi. Di sisi lain, ada beberapa penjara kecil yang berdiri di antara dua pilar. Setiap penjara memiliki seorang manusia yang tangan dan kakinya dipasangkan rantai emas. Lareyna, Kayra, dan Dave melihat ada dua orang yang terkurung di antara mereka bertiga. “Itu...orang tua kita.” Kayra dan Dave mengangguk setuju. Kedua orang itu mendongak dan melihat mereka bertiga. Tatapannya seolah mengatakan bahwa mereka sangat lelah. Mereka ingin bebas. Lareyna dan teman-temannya terdiam melihat sepasang kekasih itu. Di dalam benak mereka, mereka mulai teringat dengan perkataan Hera untuk berdiri di sisi Zeus sesuai jabatan mereka masing-masing. Henry sudah berdiri di depan sebuah penjara dan mungkin itu adalah penjara Odysseus. Rose juga sepertinya sudah paham dengan posisinya dan dia berdiri di depan pilar Athena. Si trio hanya mengangkat bahu mereka dan berjalan ke posisi masing-masing, menghadap Zeus uang wajah dan tubuhnya terlihat seperti retakan tanah.
Tiba-tiba tangan dan kaki mereka terpasang rantai emas dan sebuah cahaya keluar dari tubuh mereka. Meskipun sudah ditahan, akhirnya teriakan mereka lepas. Rasanya sangat sakit dan seolah mereka sedang dibakar hidup-hidup. Retakan di tubuh Zeus mulai menghilang. Kubah yang mengelilingi reruntuhan itu mulai membesar. Air mata Lareyna menetes saat merasakan sakit di tubuhnya. Dia melihat salah satu penjara di sebelah nya yang terisi oleh sebuah jasad dan di depannya tidak ada orang sama sekali. Dia menduga bahwa itu adalah penjara Endymion. Lareyna kembali menjerit kesakitan sampai pandangannya menjadi gelap dan dia terjatuh tidak sadarkan diri.
-BERLANJUT-