Di bulan Juni 2024, Lala bertemu Apiw. Mereka jadian hanya satu hari setelah kenalan. Cepat, seperti takdir yang terburu-buru. Apiw begitu lembut, penuh perhatian. Tak ada teriakan, tak ada kekerasan, hanya sentuhan yang terasa hangat dan janji-janji kecil yang menggantung di ujung senyumnya.
Tapi waktu terus berjalan. Juli datang membawa hujan dan kehilangan. Di usia 16, Lala kehilangan sesuatu yang tak bisa ia ambil kembali. Keperawanannya. Dan Apiw—pria 20 tahun itu—pergi perlahan, bukan secara fisik, tapi emosinya menjauh, membuat Lala terjebak dalam sunyi yang ia sendiri tak mengerti.
Oktober adalah titik akhir. Sebuah cincin di kalung, gelang dengan inisial “W”, dan status tersembunyi “sudah punya istri” di sebuah aplikasi. Semuanya hancur.
Cinta yang datang dalam sehari, meninggalkan luka untuk bertahun-tahun. Dan Apiw? Ia menghilang tanpa jejak, tanpa kata maaf. Meninggalkan Lala dengan satu pertanyaan yang tak akan pernah dijawab:
"Apa semua ini cuma permainan?"