Di kerajaan Alpenia yang diselimuti salju abadi, terdapat sebuah desa kecil bernama Eldenfrost. Di sinilah Rose dan Lily tinggal di rumah bangsawan tua yang berdinding batu dan berlumut. Rose adalah gadis yang lembut dan suka membantu. Lily, anak Lady Edwina dari pernikahan sebelumnya, adalah gadis yang manja dan sombong.
Rose kehilangan ayahnya saat musim dingin tahun lalu. Sejak itu, Lady Edwina mengambil alih seluruh rumah dan memperlakukan Rose seperti pelayan. Namun Rose tidak pernah mengeluh. Ia menyapu lantai, mencuci linen dengan air sungai yang membeku, dan memasak setiap pagi dengan senyum.
Suatu pagi saat Rose mencuci di tepi sungai, ia melihat keranjang kecil mengapung perlahan. Di dalamnya terdapat apel segar berwarna merah tua. Rose mengangkatnya, dan tak lama kemudian, muncullah seorang nenek tua berjubah abu-abu.
"Itu milikku, Nak," kata sang nenek gemetar. Rose segera memberikan keranjang itu, lalu membungkus nenek dengan selimut kecil miliknya dan memberinya roti hangat yang ia simpan di keranjang cucian.
"Terima kasih, anak baik. Kebaikanmu akan bersinar seperti salju di musim semi," ucap nenek sambil menyerahkan kalung kristal kecil.
Keesokan harinya, seekor burung gagak datang dan berbisik pada Lily tentang nenek tua dari hutan. Dengan licik, Lily menyusun rencana untuk mendapat hadiah serupa. Ia membawa roti hangat dan selimut baru, lalu berjalan ke hutan. Namun saat bertemu nenek, ia bersikap kasar dan hanya berpura-pura baik.
Nenek yang sama memberikan Lily sebuah cermin kecil berhias batu hitam. "Hadiah untukmu, gadis cantik. Tapi hati-hati, cermin ini hanya mencerminkan yang sejati."
Malam harinya, Lily menjerit. Dalam cermin, ia melihat wajah buruk dan rakus yang selama ini tersembunyi oleh kecantikannya.
Beberapa tahun berlalu. Rose tumbuh menjadi gadis anggun yang bersinar dengan kalung salju di lehernya. Saat Festival Musim Semi digelar, seluruh kerajaan Alpenia berkumpul. Pangeran Aldric dari kerajaan tetangga hadir sebagai tamu kehormatan.
Di tengah tarian dan musik, pandangan sang pangeran tertuju pada Rose. Ia terpikat bukan hanya oleh kecantikannya, tapi oleh ketulusan yang memancar dari matanya. Rose hanya tersenyum malu-malu.
Lady Edwina melihat perhatian sang pangeran pada Rose dan segera merasa terancam. Bersama Lily, ia merencanakan untuk menyingkirkan Rose dengan ramuan tidur dan mengurungnya di ruang bawah tanah.
Namun, kalung salju bersinar terang dan membangunkan Rose dari tidurnya. Nenek tua dari hutan muncul lagi, kali ini dengan jubah putih salju. Dengan sihirnya, ia membongkar semua tipu daya Lady Edwina.
Lady Edwina dan Lily diasingkan ke Biara Salju—tempat sunyi di pegunungan tinggi—untuk belajar menjadi rendah hati dan hidup sederhana. Sementara itu, Rose dinobatkan sebagai Ratu Alpenia setelah menikah dengan Pangeran Aldric.
Rakyat menyambut Ratu baru mereka dengan penuh cinta. Rose tidak berubah—ia tetap merawat taman bunga, menyapa rakyat kecil, dan membagikan roti di hari salju pertama.
Dan di setiap malam musim dingin, kalung salju di lehernya berkilau lembut, sebagai tanda bahwa hati yang baik akan selalu bersinar, tak peduli seberapa dingin dunia di sekitarnya.
tamat