Pernahkah kalian punya sahabat? hemmm...
Ohh mungkin aku ganti pertanyaannya, apakah kalian punya sahabat?
Sahabat yang tak sempurna secara fisik? sahabat yang istimewa dengan segala keterbatasannya? tapi dia memiliki hati yang baik dan tulus.
Seperti, SAEBAH SAHABATKU!
-----------------------
Pagi baru menyongsong, jarum jam dari jam tua yang tertempel ditembok menunjukkan angka 06.00--kostan masih lengang dan sepi, pintu-pintu kamar tertutup rapat.
Aku meraih sandal jepit dari rak disebelah pintu, dan memakainya.
Melewati taman bunga milik ibu kost yang tak terlalu besar, aku menuju pintu pagar yang ternyata gemboknya udah terbuka.
Gang yang ku lalui masih belum terlalu ramai, hanya satu dua yang terlihat dan aku sapa untuk berangkat bersama ke penjual sarapan.
Mataku terpaku pada sosok yang berada di pos ronda.
Perempuan muda, aku tebak usianya hanya dua atau tiga tahun diatas ku.
Sudah satu minggu ini, Aku selalu melihat keberadaan perempuan itu setiap pagi di tempat yang sama.
Dia perempuan dengan kondisi fisik tidak sempurna.
Dia punya kedua kaki yang kecil, dia lumpuh.
Satu Minggu ini aku terus memperhatikan dia, ada nyeri di hatiku setiap aku melihatnya.
Dia berjalan menggunakan bangku kecil yang terbuat dari kayu ( dingklik) sebagai pengganti kedua kakinya.
Tak hanya itu dia juga tuna wicara, aku pernah mendengar dia menyapa ku saat itu, tapi aku hanya tersenyum membalasnya, karena aku tak mengerti yang dia ucapkan.
Pagi itu, aku sengaja membeli sarapan lebih. Aku berniat memberikannya pada perempuan itu.
Dia masih ada di tempat itu...
Dia belum pergi, kalaupun dia pergi aku akan mencarinya.
Aku tersenyum senang mendekati nya.
" Hay, hallo! sapaku berjongkok di depannya.
" Nama kamu siapa?" tanya ku lagi.
Dia terlihat tersenyum, ya Tuhan senyumnya manis sekali. Aku baru mengetahui kalau perempuan itu punya paras yang cantik.
" S a e bb a h."
Dengan terbata-bata dan kesusahan dia menyebutkan namanya,SAEBAH.
Sejak hari itu aku dan Saebah mulai dekat, lebih dekat daripada aku dengan teman-teman kost ku.
Bersama Saebah aku bisa bercerita banyak hal, aku seneng kalau dia sudah tertawa karena guyonan receh ku.
Setiap pagi Saebah selalu menungguku di tempat kebiasaan nya. Dia sudah hapal jam ku ke tempat kerja dan pulangnya.
Aku tak peduli dengan ocehan orang karena aku dekat dengan Saebah, aku mengutuk mereka yang mengatakan Saebah ku itu tidak waras. tega sekali mulut mereka.
Suatu hari, aku ada lemburan di kantor. pukul 21.00 aku baru pulang ke kost ku.
Aku berjalan menyusuri gang yang panjang, entah kenapa hari itu suasana gang begitu sepi, mungkinkah karena seharian diguyur hujan, menjadikan orang enggan keluar hanya sekedar duduk di teras?
Aku merapatkan jaket ku.. kepala ku menoleh kebelakang saat telingaku mendengar suara motor perlahan dibelakang ku. Langkahku gegas, merasakan tak enak melihat motor itu tak ada lampunya, aku melihat ada dua orang pria di motor itu. Tiba-tiba...
" Allahuakbar!!!"
Braakk... Braak...
" Njirr, perempuan gila, sundal!!!"
Aku kaget, jantungku berdegup kencang.
" Ada apa?" batinku
Hampir terjatuh saat motor itu sedikit menyerempet ku.
Karena fokus pada jalanku, aku tidak menyadari kalau motor itu sudah sangat dekat dengan ku...
Entah apa yang akan dilakukan dua orang itu dengan ku, saat Saebah yang biasanya menunggu ku pulang di pos ronda, malam itu menunggu ku di depan gang. Kebetulan kah?
Aku berlari mendekati Saebah yang terjungkal karena salah satu pria itu menendang nya.
" Saebah, ada apa?" Tanyaku bodoh.
Saebah berkata dengan terbata-bata dan bahasanya, kalau dia melihat salah satu pria itu hendak berbuat tak senonoh padaku, sembari bercerita Saebah memperagakan tangannya di dadanya. Seperti itukah alasannya? Makanya dia langsung melempar pria itu dengan batu yang ada di dekatnya.
Aku menangis memeluknya erat, terimakasih sahabatku, karena dia malam itu aku selamat dari perbuatan tak senonoh yang akan dilakukan dua orang pria itu.
.
.
Sudah dua hari ini aku tak melihat keberadaan Saebah, pos ronda itu selalu kosong. Kemanakah Saebah? Aku mengkhawatirkan nya.
Tak ingin merasa terus khawatir, pagi itu sebelum berangkat ke tempat kerja, aku mencari rumah Saebah, bertanya ke salah satu orang yang aku temui.
Aneh, mereka tak ada yang tahu rumah Saebah. Katanya Saebah bukan asli orang gang tempat ku kost.
Lalu dimana rumahnya? Mereka tidak tahu atau tidak mau tahu?
Setelah bertanya ke--orang sekian akhirnya aku menemukan rumah sahabatku.
Rumah yang sangat kecil dan terpencil.
Pintunya tertutup rapat, aku mendekat--
Aku ketuk pintunya perlahan...
" Bah, Saebah... Ini aku! Kamu didalam kah? Aku masuk yak!"
Tak menunggu dipersilahkan, aku mendorong pintu usang dengan kayunya terkelupas perlahan.
Kakiku melangkah masuk...
Netra ku terpaku pada sosok Saebah yang sedang tertidur.
Aku menghampiri nya, duduk disebelahnya, ku genggam tangannya. Panas!
" Saebah, kamu sakit?"
Perlahan-lahan aku lihat dia membuka matanya, lalu tersenyum.
Dia membalas genggam tanganku, air mata meleleh dari sudut matanya.
Saebah menangis, mataku ikut memanas, setitik bening tak bisa ku tahan lagi menetes di pipi ku.
Dia berbicara lirih, Saebah menceritakan tentang dirinya dan kenapa dia seperti itu.
Hatiku terasa lara mendengarnya... Ku gigit bibirku menahan tangis supaya tak pecah. Aku tak bisa berkata-kata apa-apa. Aku hanya bisa mendengarkan jalan hidup yang sudah dilewatinya.
Dan aku semakin menyayangi sahabatku itu dengan semua keterbatasannya. Sahabatku yang istimewa.
Aku tak menyangka kalau setelah hari dimana Saebah sakit, dan dia menceritakan banyak hal, Aku akan kehilangan dia.
Saebah ku pergi...dan tak ada yang tau dia pergi kemana.
Seandainya aku tak pulang kerumah karena ada kepentingan aku masih bisa bertemu Saebah.
Rumahnya kosong...
Rumahnya sepi...
Bangku kayu yang biasa digunakan Saebah teronggok di pojokan.
Kemana dia? Jeritku dalam hati
Air mataku tak bisa dibendung lagi, bertanya ke setiap orang.
Hatiku mencelos melihat di pintu usang itu ada tulisan kalau rumah Saebah dijual!
Inikah akhir persahabatan ku dengan Saebah?
-------------
Dear, Sahabatku Saebah ( Ebah)
Aku merindukanmu... Dimanapun kamu berada, semoga Allah SWT selalu menjagamu, kamu selalu baik-baik saja.
Crbn, 14052025