"Aku butuh kamu jadi pacarku."
Kalimat itu keluar dari mulut Nara, cewek paling populer di sekolah, dengan wajah datar seperti ngajak beli gorengan. Dan aku, Raka, murid biasa yang lebih akrab dengan buku dan headset, cuma bisa melongo.
"Hah?"
"Kita pura-pura pacaran selama dua minggu. Biar mantanku yang baru pindah ke sekolah ini nggak gangguin aku lagi."
"...Kamu serius?"
"Serius. Aku bayar kamu dengan catatan pelajaran lengkap, kopi setiap hari, dan uang."
"Deal."
Jujur, aku nggak ngerti kenapa aku setuju. Mungkin karena Nara manis banget waktu bilang “tolong” sambil merapikan rambutnya. Atau mungkin... karena aku diam-diam emang suka sama dia dari dulu.
Hari-hari sebagai “pacar kontrak” dimulai. Pegangan tangan di lorong, tuker bekal waktu istirahat, dan panggilan “sayang” yang bikin kupingku panas tiap kali dia ucapkan, semuanya terasa nyata.
"Rakaaa, temenin aku ke kantin, ya?"
"Sayang, hari ini aku mau nyontek PR kamu, boleh?"
"Kalau kamu beneran pacarku, kamu pasti ngerti arti tatapan ini..."
Setiap hari seperti latihan jadi pasangan sungguhan. Masalahnya... aku mulai susah bedain mana akting, mana beneran. Nara ketawa waktu aku cerita hal receh, dia cemburu waktu aku ngobrol sama cewek lain, dan dia ngambek kalau aku telat balas chat.
Lalu, dua minggu berlalu.
Kontrak selesai.
Aku menunggu dia bilang sesuatu. Tapi yang keluar dari mulutnya malah...
“Thanks ya, udah bantu aku. Sekarang aku bisa ngejauhin mantanku. Kamu keren banget.”
...dan itu saja.
Besoknya, dia kembali ke rutinitasnya: duduk sama geng ceweknya, cuek, seolah semua momen kita cuma sandiwara.
Sakit? Iya.
Aku pun menjauh. Tapi... malam itu, dia datang ke rumahku, basah kuyup karena hujan. Tanpa payung. Wajahnya panik.
"Raka, jangan pergi kayak gitu."
"Aku cuma pacar kontrak, kan?"
"Awalnya iya... tapi sekarang, aku beneran suka sama kamu."
Aku diam. Lalu menariknya masuk ke dalam. Memberinya handuk. Menyeduhkan teh. Dan saat dia menggenggam tanganku dengan tangan yang masih dingin, aku sadar...
Mungkin, cinta itu bisa tumbuh bahkan dari kontrak yang palsu. Dan kali ini, rasanya bukan cuma aku yang baper.