Aku siapa? , untuk apa aku ada? untuk apa aku dilahirkan? , banyak sekali pertanyaanku yang ingin aku tanyakan kepada Tuhan dalam doaku setiap hari .
Namaku Bogel, begitulah mereka memanggil ku, aku tidak tau namaku siapa?, Semenjak di temukan tanpa di beri nama oleh orang yang menemukan aku atau orang yang telah membuangku, mungkin karena tubuhku kecil mereka memanggilku begitu,tidak masalah ,aku anggap itu namaku sekarang .
Aku anak yang dibuang sejak masih bayi , entah apa salahku sehingga aku dibuang , seorang pemulung yang tak sengaja menemukanku didalam tas hitam ,kondisi telanjang dan menangis dengan keras .
Pemulung itu membawaku pulang ,hendak ingin mengadopsiku,karena dia yang sudah lama hidup sendiri di gubuk reot yang berada di tengah-tengah sampah bawah jembatan kota, dia merasa sangat gembira seolah olah dia telah memenangkan lotre dengan hadiah terbaik, ternyata dia selalu berdoa untuk di berikan seorang teman yang mau selalu ada menemaninya dalam suka duka, bukan berarti dia tidak ingin menikah,tetapi dia sadar betul dengan kondisinya saat ini yang tidak mungkin ada gadis yang mau dengannya.
Dia pria yang selalu baik dengan siapa pun, bahkan dia sangat baik dengan binatang-binatang liar di sekitarnya, dia selalu menyisihkan sedikit penghasilannya untuk membeli sedikit makanan hewan untuk di bagikan kepada hewan liar yang dia temui di jalan seperti kucing liar, anjing liar,dan bahkan dia memberi sedikit rejeki kepada pengemis tanpa peduli dengan kondisi hidupnya sediri yang tidak jauh beda dengan pengemis itu.
Baginya, aku adalah hadiah Tuhan atas doa-doanya selama ini, dia merasa menjadi orang paling bahagia didunia saat ini, aku yang masih bayi tidak mengerti apapun, hanya bisa terpaku diam bingung melihatnya tanpa tau apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
Semenjak aku ada, kehidupanya berubah, dia mulai belajar tentang hidup seorang anak, cara mendidik anak, dan cara membahagiakan anak, dia semakin giat berkerja mencari sampah tiap sampah yang bernilai uang untuk memenuhi kebutuhanku , dia tidak merasa sedih, terpaksa atau tertekan sedikitpun, justru dia sangat bahagia, dia selalu membawaku dalam gendongannya didepan dadanya yang hangat dan nyaman, serta membawa hasil mulungnya di punggungnya kemanapun dia pergi, dia tidak tega meninggalkanku yang masih bayi di gubuk sendiri walao sebentar.
Waktu berlalu dengan cepat ,aku mulai tumbuh besar dan mulai bisa berjalan dan berbicara, aku sudah tidak lagi ikut menemaninya bekerja, tetapi aku sudah mengerti tugasku dengan baik,sembari menunggunya pulang, aku iseng mencari kesibukan sendiri untuk menghilangkan rasa bosanku sendirian di gubuk, aku tidak dibolehkan keluar jauh olehnya, katanya banyak orang jahat yang suka makan anak kecil kalo sendirian diluar ,aku bukan takut tapi aku nurut apa katanya,jadi aku tidak brani kluar jauh dari gubuk sendirian apapun yang terjadi.
Tiba-tiba aku ada ide, untuk menata, merapikan, dan membersihkan gubuk , pikirku sebagai hadiah kejutan untuknya nanti ketika pulang hihihi, aku mulai sibuk ini itu hingga lupa waktu istirahat,takterasa malam tiba dan waktunya dia pulang berkerja ,aku tak sabar menyambut dan melihat ekspresi gembira seperti apa yang akan dia tunjukan setelah melihat gubuknya rapi dan bersih hasil dari kerja kerasku seharian.
Aku mulai membayangkan wajah bahagia sambil berkata ( asalamualaikum,ayah pulang , wah rapi bangett, bersih bngett, apakah aku salah masuk istana , apakah ada anak baik dan pintar disini ?, kalo ada, ayah mau kasih hadiah sesuatu untuknya) membayangkan tawa di wajah cerianya saja sudah membuat hatiku hangat.
Setelah beberapa saat aku menunggu, tetapi kenapa dia tidak juga pulang ? , apakah dia menambah waktu bekerjanya lagi? demi mencari uang tambahan lebih banyak lagi?
Dia pernah bilang pada ku ,dia ingin aku bisa sekolah, dia ingin aku punya kehidupan seperti anak-anak lain pada umumnya,dia ingin masa depanku lebih cerah, dia ingin aku bisa lebih baik daripada dia yang hanya seorang pemulung sampah,dia menceritakan semuanya,dari awal dia menemukanku hingga sekarang aku rasa sudah cukup umur untuk tau, ini bukan rahasia lagi untuk ku,setelah mendengar semuanya,aku sangat berterimakasih dari lubuk hati yang paling dalam,tanpa dia aku pasti sudah mati dan menjadi makanan belatung atau hewan karnivora liar jalanan yang kelaparan, bagiku dia sudah seperti ayah kandung yang sangat menyayangiku, dia adalah malaikat tak bersayap yang Tuhan kirimkan untuk ku, aku menangis bukan sedih karena dibuang, tetapi karena bahagia dan bersyukur aku sangat beruntung bisa ditemukan olehnya dan menjadi anaknya meski bukan kandung, air mataku tak mau berhenti menetes,meski aku masih kecil tapi aku tau bagaimana harus bersikap, entah siapapun dirimu , bagiku kaolah segalanya, kaolah malaikat ku, trimalah ucap terimakasih dari ku anakmu untukmu ayah .
Tiba-tiba terdengar ketukan keras dan sangat terburu-buru dari pintu,aku sangat kaget dan segera membukakan pintu ,kupikir itu ayah yang pulang terlambat, ternyata itu adalah paman pengemis yang selalu ayah kasih uang atau makanan, dia terengah-engah seakan habis berlari dari jauh sampai sini dengan sekuat tenaga,dia ingin mengatakan sesuatu ,tetapi dia kesulitan berbicara, dia tetap berusaha mengatur nafasnya dan mulai berbicara dengan susah payah,katanya ( Pak Suro..anu..ituh...hah..hah.. Pak Suro ,ituh...)
Aku yang terkejut karena dia menyebut nama ayahku dengan wajah panik ( kenapa?!ada apa dengan ayahku?! tolong bicara yang jelas ,ada apa dengan ayahku?! , cepat katakan !)Rasa gelisah ,panik ,dan takut mulai menyelimuti hati dan pikiran ku, aku mulai membayangkan yang tidak-tidak tentang ayahku , pengemis itu mulai melanjutkan bicaranya ( ituh..Pak Suro... Pak Suro kecelakaan tabrak lari di jalan ketika mau pulang .)
Aku sangat terkejut seperti tersambar petir di siang bolong, seakan tak percaya apa yang terjadi, dan berharap ini semua hanya mimpi, badanku tiba-tiba lemas seketika hilang keseimbanganku,dan terjatuh ke lantai tanah gubuk, pikiranku kosong,hatiku belum siap menerima semua ini .
Paman Pengemis yang melihatku tiba-tiba terjatuh lasung berusaha menopangku dan menyadarkan aku sembari melanjutkan ceritanya ( hei, hei,hei , dengarkan dulu, kita tidak tau bagaimana kondisi Pak Suro saat ini, jadi berdoa saja semoga tidak terjadi apapun padanya, aku hanya tau setelah Pak Suro kecelakaan, dia lasung dilarikan ke rumah sakit oleh mobil ambulans yang kebetulan lewat, dan untuk tersangka masih dalam pengejaran polisi, jadi mari kita doakan semoga semua baik-baik saja)
Setelah aku mendengar perkataan nya, aku mulai kembali sadar,seakan secuil harapan kembali tumbuh dalam hati ku, aku berkata ( ayo kita kesana Paman, kita liat ayah, semoga ayah baik-baik saja )
Paman Pengemis berkata ( amin ,iya kita akan ke rumah sakit sekarang, kamu ganti baju dulu trus kunci pintu ,jangan ada yang lupa, kita kesana naik angkot saja ya.)
Aku menjawab dengan wajah penuh harapan ( iya Paman, tunggu sebentar) setelah aku berganti pakaian dan mengunci pintu, aku dan paman pengemis pergi berangkat ke Rumah Sakit tempat ayah dirawat, di sepanjang jalan aku berdoa semoga ayah baik-baik saja, tanpa sadar aku menangis, air mata ku tak mau berhenti menetes, semua mata penumpang angkot tertuju padaku, tapi aku tidak memperdulikan nya, ak terus menangis sembari berdoa memohon keajaiban .
Ada salah seorang penumpang ibu-ibu bertanya padaku, (kamu kenapa kok nangis begitu?), Paman pengemis menjawab (tidak apa-apa kok ,biasa.., namanya juga anak kecil bu, kadang tiba-tiba pingin nangis hhhh) sambil Paman pengemis berkata padaku ( kalo ingin nangis, nangis saja sesuka mu, tidak usah malu, setidaknya itu bisa membuatmu sedikit lebih baik) aku mendengarkan dan berkata ( iya paman, trimakasih) ,ibu itu mengeluarkan kue dan selembar uang 20K dan diberikan padaku ,( ini tante kasih buat kamu, terima ya, jangan nangis lagi, nanti gantengnya luntur loh )aku yang dipaksa untuk menerima itu, akhirnya aku terima dan bilang terima kasih padanya , ibu-ibu itu tersenyum dan berkata ( cama-cama, jangan nangis lagi ya ,janji ya .) aku mengangguk dan berkata iya .
Tak terasa kita sudah sampai di Rumah Sakit, tanpa berfikir pajang aku segera turun dari angkot dan berlari masuk ke dalam, paman pengemis yang teriak Tunggu..!!! sembari membayar angkot yang ternyata sudah di bayarkan sama ibu-ibu tadi.
Setelah aku hampir masuk ,aku di hadang oleh dua tangan besar yang kuat,itu tangan Satpam yang bertugas jaga waktu itu ,dia berkata ( ets... ,kamu gak boleh masuk, di dalam sangat berbahaya buat kamu yang masih kecil , kamu harus ada yang mendampingi, paham.. sudah sana main di taman saja sama teman-temanmu ,jangan disini ).
Aku yang terus memberontak ingin masuk tapi tetap tidak bisa ,karena masih di tahan oleh Satpam itu.(Aku harus bisa masuk ,dan ketemu dengan ayah, apapun caranya aku harus bisa masuk.....)aku yang tidak mau menyerah dan satpam itu yang juga tidak mau mengalah,yang terus menerus menghalangi aku masuk ,yang membuat keributan dan menjadi pusat perhatian orang-orang di sana , aku tidak mau tau, aku harus bisa masuk.....
Satpam itu mulai sedikit emosi dan seperti ingin memukulku tapi tidak benar-benar memukulku, dia hanya ingin menggertak membuat ku takut dan ingin aku segera kabur lari dari sini,tetapi trik seperti itu tidak berguna padaku, meski dia benar-benar akan memukulku aku tidak takut dan tidak akan menyerah, apapun yang terjadi aku harus segera masuk dan ketemu ayah dan bersamanya.