Langit malam itu begitu indah, dengan bintang-bintang yang berkelap-kelip seperti berlian di atas sana. Aku berdiri di atas bukit kecil, menatap ke angkasa dengan hati yang berat. Angin malam berhembus lembut, membawa aroma bunga yang masih bertahan meskipun musim telah berganti.
Aku memikirkan dia, seseorang yang telah pergi meninggalkanku beberapa tahun lalu. Kami pernah berbagi mimpi dan harapan di bawah langit yang sama. Dia selalu bilang bahwa angkasa adalah simbol kebebasan dan impian yang tak terbatas. Setiap kali kami berdua menatap bintang bema, dia akan menggenggam tanganku dan berkata, "Lihat, angkasa ini begitu luas. Kita bisa menjadi apa saja yang kita inginkan."
Tapi kini, dia tidak ada lagi. Aku merasa seperti kehilangan sebagian dari diriku sendiri. Langit yang dulu penuh harapan kini terasa hampa. Aku mencoba mengingat kembali kata-katanya, mencoba merasakan kembali hangatnya genggaman tangannya. Tapi semuanya hanya kenangan.
Sementara itu, angin terus berhembus, membawa suara-suara dari kejauhan. Aku menutup mata, membiarkan suara-suara itu menyatu dengan kenangan-kenangan lama. Saat aku membuka mata kembali, aku melihat bintang jatuh di langit. Aku membuat permohonan dalam hati, berharap dia baik-baik saja di mana pun dia berada.
Aku menyadari bahwa meskipun dia telah pergi, kenangan dan kata-katanya tetap ada. Angkasa yang luas ini mungkin telah mengambilnya dari aku, tapi itu juga yang memberiku harapan. Mungkin suatu hari nanti, aku akan menemukan jalan untuk menjadi apa yang aku inginkan, seperti yang dia selalu katakan.
Aku tersenyum kecil, merasa ada sedikit kehangatan kembali di hatiku. Langit malam itu tetap sama luasnya, tapi sekarang terasa lebih dekat. Aku tahu bahwa aku tidak sendirian, karena kenangan dan impian kita masih ada di sini, di bawah angkasa yang sama.