[CERPEN INI MERUPAKAN HASIL MATERI SHARING SESSION DI RUANG AUTHOR.]
Halooo, selamat malam semuanya. Gimana kabarnya malam ini? Semoga semua member Ruang Author senantiasa dalam keadaan sehat jiwa raga serta selalu berbahagia, ya.
Emm… (ceritanya mikir dulu)
Kembali lagi dengan agenda rutin kita, Sharing Session, yang sayangnya baru bisa kita adakan lagi malam ini, hehe. Di kesempatan kali ini, kita akan sharing tentang bagaimana cara menulis dialog tokoh agar tidak terlalu membosankan.
"Asiiiik," kata Mama Apri, Sunshine dan Ibu Kikan secara bersamaan. Ketiganya tampak antusias kala mendengar pengumuman itu. (Contohnya, ya, guys 🤣)
Sebelum memulai materinya, tim mau mengingatkan lagi, ya. Selama Sharing Session berlangsung, mohon untuk;
TIDAK MENGIRIM CHAT APAPUN
TIDAK MELEMPAR KOTAK HADIAH
TIDAK BERISIK DI DALAM KELAS
Tujuannya agar materi yang tengah dibagikan, tidak tertimbun oleh kotak hadiah dan chat lainnya. Adapun chat yang sudah terkirim, akan langsung otomatis dihapus oleh tim.
Okeee, mari kita mulai aja. Jangan lupa kosongkan gelas masing-masing dulu, ya. Kita niatkan untuk sama-sama belajar dan berbagi ilmu. Di akhir sharing, akan ada sesi tanya jawab, bagi yang ingin bertanya, silakan ketik pertanyaan terbaik kalian.
Sebagai seorang penulis novel, kita pasti sudah gak asing dengan yang namanya dialog tokoh. Ya, kan? Teman-teman mungkin sudah belajar atau bahkan paham tentang dialog tag dan dialog aksi.
Malam ini, kita juga akan bahas mengenai dialog, tapi bukan dialog tag dan aksi itu. Melainkan cara menulis dialog yang diucapkan tokoh agar tidak membosankan.
Teman-teman pernah gak sih nulis dialog kayak gini.
"Hai, Salma. Apa kabar?" tanya Nathan.
"Halo juga, Nathan. Kabarku baik," jawab Salma.
Hayooo, siapa yang pernah nulis dialog yang monoton kayak gitu?
Aku. Aku pernah. 😭
Gimana perasaan kamu pas baca dialog itu? B aja, ya? Sama, aku juga mikirnya gitu.
Terus, gimana sih cara nulis dialog tokoh biar gak membosankan atau biar dialog itu terasa lebih hidup? Begini tips-nya, simak, ya.
Awalnya, kupikir menulis dialog kayak gitu udah benar. Eh, tapi, ternyata aku salah. Heuuu.
Secara penulisan sudah benar, sih, tapi dialog itu jadi terasa hambar dan biasa-biasa aja. ☹️
Dialog biasa seperti itu, akan cepat membuat pembaca merasa bosan. Kenapa?
Karena mereka tidak menemukan percakapan yang bikin mereka greget. 😬
Terus, gimana sih caranya nulis dialog tokoh biar gak terasa membosankan?
Aku punya beberapa tips yang bisa kamu terapkan ke dalam tulisanmu supaya dialog tokoh yang kamu tulis gak terasa ngebosenin.
1. FOKUS PADA POIN PENTING YANG INGIN DISAMPAIKAN TOKOH.
> Bukan berarti kamu gak boleh nulis dialog basa-basi kayak gitu. Sah-sah aja kalau mau nulis dialog tokoh basa-basi kayak say halo dan nanya kabar. Tapiii, jangan berlebihan dan monoton. Coba tambahkan aksi setelah dialog supaya gak terkesan kaku.
Misal;
"Eh, Satrio. Apa kabarnya sekarang?" tanya Udhin kala melihat pria sebayanya itu tengah berada di persimpangan jalan.
Satrio menoleh, "Loh, ada kamu juga di sini?" sapanya seraya menepuk pelan bahu Udhin.
2. GUNAKAN BAHASA YANG ALAMI.
> Maksudnya adalah, gunakan bahasa sesuai konteks ceritanya. Jangan terlalu formal dan sesuaikan juga dengan karakter, suasana cerita tersebut dan kepribadian yang tokoh ceritamu miliki.
Misal;
"Jangan pedulikan mereka, biarkan saja, harus fokus," gumam HK seraya tetap fokus pada layar ponselnya. Ia sepenuhnya mengabaikan chat Mami Moon dan Yoshua.
3. TAMBAHKAN INTONASI DAN EMOSI.
> Ketika menulis dialog tokoh, coba perhatikan juga emosi yang tokoh ceritamu alami. Jangan lupakan juga situasi yang ada.
Misalnya, ketika tokoh ceritamu sedang marah-marah karena kesal, pada dialognya tambahkan tanda seru (!) untuk menunjukkan intonasi dan emosi.
Contoh; "Tuh, kan!" seru Moon sambil berkacak pinggang, melihat ke arah Gwen yang mengacak-acak makanan yang dimasaknya. "Mama sudah bilang, makannya jangan sampai berantakan!" teriaknya penuh kekesalan.
4. BUATLAH DIALOG YANG RELEVAN.
> Pastikan dialog yang kamu tulis itu relevan atau sesuai dengan cerita dan karakter tokohmu. Serta hindari juga dialog yang tidak perlu dan tidak ada kaitannya dengan cerita.
Jika tokohmu adalah karakter yang dingin dan tidak suka bertele-tele saat bicara, jangan tambahkan dialog yang terkesan bercanda dan banyak basa-basi.
5. PERHATIKAN SUASANA YANG ADA DALAM CERITA.
> Caramu menggambarkan suasana dan kondisi yang dialami tokoh, bisa membuat dialog tokoh terasa lebih nyata dan hidup.
Untuk memudahkan kamu dalam menulisnya, kamu bisa menulis apa saja suasana yang dialami sang tokoh serta bagaimana perasaan tokoh itu ketika menghadapinya.
Misal; Cuaca malam itu terasa begitu dingin, hawa dinginnya terasa menusuk hingga ke tulang. Aroma tanah sehabis hujan masih terasa, bahkan suara tetes air yang jatuh dari dedaunan masih terdengar di telinganya.
"Hujan pasti turun dengan lebatnya," monolog Kaisar menatap jalanan basah di depannya.
6. VARIASIKAN STRUKTUR DIALOG.
> Gunakan variasi panjang dan pendek dalam dialog tokohmu.
Misalnya begini;
"Apakah menurutmu aku tidak bisa melakukannya?" tanya Nadira sedikit kalut, matanya sedikit terpejam. "Aku pasti bisa melakukannya, aku hanya butuh dukungan dan waktu. Percayalah, aku bisa melakukannya."
7. JANGAN LUPA EDIT
> Setelah menulis, jangan lupa edit tulisanmu, ya. Periksa sekali lagi demi meminimalisir adanya kesalahan dialog atau bahkan typo. Hehe.
Q&A SESSION
# 1 — IIND
Pertanyaan:
Begini Nel, diluar tema ya? 😀😀. Untuk dialog apapun itu, wajib ganti paragraf gak sih ketika menuliskan ekspresi/aksinya? Misal gini "Mana kopimu?" Tanpa jawaban dari Yosh, Onel langsung menyeruput segelas kopi di hadapannya. Atau harus pertanyaan dulu baru WAJIB ganti paragraf baru terus nulis aksinya?
Jawab:
Kalau tidak pakai dialog tag, bisa langsung paragraf baru.