FIKSI.
'prang'
piring pecah terdengar dari dapur, "anak sialan ya kamu, bisa ga sih kalau kerja tuh yang bener!" teriak ibu ibu paruh Bayah.
"ma-maaf" ucap gemetar seorang gadis cantik.
"beresin!!!, abis ini kamu masak bawa makanan nya jangan lama lama!" dia sempat menendang kepala gadis cantik itu lalu setelah itu ibu ibu paruh bayah itu pun pergi.
gadis cantik itu bernama Queena Alicia biasa di panggil queen, dia sebenarnya nya lahir di dalam keluarga yang sangat kaya raya dan sangat terpandang, tapi nasib queen berubah 100% setelah mama nya meninggal dan papah nya menikah lagi.
baji Atmajaya, adalah ayah dari queen, serli Atmajaya adalah ibu tiri dari queen, Tara Atmajaya ada adik diri queen, Alicia Atmajaya adalah ibu kandung queen.
nama queen dulu nya adalah queen Atmajaya, tapi setelah ibu nya meninggal dia mengganti mana nya menjadi queen Alicia.
queen dulu sangat di manja kan oleh kedua orang tua nya, dia selalu di beri kasih sayang yang sangat amat besar, tapi sekarang semua nya berubah bahkan queen kini sudah di jadikan pembantu oleh ibu tiri dan adik tiri nya..
queen dulu anak yang sangat ceria, bawel, bahkan dia sangat amat murah senyum. queen yang sekarang sudah bukan queen yang dulu dia kini lebih banyak diam dan murung saja.
"queen masuk ruangan papah sebentar!" teriak sang papah.
teriak itu sangat keras membuat queen kaget, dengan cepat di langsung membereskan pecahan pecahan piring yang telah iya jatuhkan tadi.
setelah selesai queen pun langsung berlari kecil menuju kamar sang ayah, perlahan queen membuka pintu.
"capat masuk!" tegas sang papah.
"a-ada apa pah?" tanya queen dengan gemetar.
"papah sudah jodohkan kamu dengan keluarga laksmana, besok kamu akan di jemput bawa lah baju secukupnya"
queen tidak bisa protes lagi dia hanya mengangguk saja, lalu setelah itu queen pun keluar dari kamar sang papah.
"heh! mana makanan nya???? saya nunggu in dari tadi di meja makan! CEPETAN masak!" queen di dorong oleh ibu tiri nya.
"i-iya, m-aaf" queen berlari menuju dapur dia segera masak untuk makan malam.
**
Keesokan hari nya Queen sudah siap untuk berangkat ke rumah calon suami nya, ntah sejak kapan queen menjadi orang yang sangat pasrah dia tidak melawan atau pun membantah dia hanya bisa diam dan mengikuti alur hidup nya.
"queen" panggil seorang lelaki yang seumuran dengan queen.
karna ada yang memanggil nama nya queen pun menoleh, "i-iya" saut queen.
"kamu mau kemana? kamu beneran mau menikah sama anak nya keluarga laksmana?" tanya lelaki itu.
"ini keputusan papah, aku udah ga bisa apa apa lagi" jawab queen.
"tapi aku ga mau kamu nikah sama anak nya keluarga laksmana, kamu pasti sudah tau kan tentang rumor anak keluarga laksmana yang sangat kasar dan arogan"
"aku sudah tidak bisa menolak Dio" ucap queen.
lelaki itu adalah Dio, dia adalah satu satu nya orang yang baik pada queen, bahkan dia sama sekali tidak pernah menyakiti queen, bukan tanpa alasan dia sebenarnya sudah menyukai queen sejak lama tapi dia tidak bisa mengutarakan perasaannya itu karna dia sudah di jodohkan dengan Tara, Tara adalah adik tiri nya queen.
"maaf queen aku juga ga bisa bantu kamu maaf, semoga dia bisa bersikap baik nya kepada kamu"
"iya Dio, oh iya selamat ya kamu juga akan segera menikah bukan dengan Tara, semoga kalian bahagia ya" udah queen dengan sedikit senyuman.
baru juga ingin membalas ucapan queen tiba tiba yang menjemput queen sudah tiba, "aku pergi dulu" pamit queen.
queen pun masuk ke dalam mobil itu, di dalam sana hanya ada queen dan pak supir nya saja.
queen hanya diam saja, bohong kalau dia tidak memikirkan tentang rumor rumor buruk tentang calon suami nya ini, tapi ya balik lagi queen tidak bisa apa apa.
perjalanan cukup jauh sudah hampir satu jam mobil mereka baru berenti di sebuah rumah yang sangat amat besar.
"turun nyonya" suru supir itu.
"terimakasih pak" queen pun turun dari mobil itu.
dia terus memandangi rumah itu karna itu sangat amat besar.
"nyonya mari masuk, tuan sudah menunggu sejak tadi" ucap ibu ibu tua dia menyambut queen dengan sangat baik.
queen hanya bisa mengangguk saja dia pun mengikuti ibu ibu tua itu masuk ke dalam rumah besar itu.
queen di bawa ke sebuah kamar, "masuk nyonya tuan di dalam" ucap ibu ibu tua itu.
"terimakasih" queen perlahan masuk ke dalam kamar itu.
dia sama dia melihat ada pria yang badan tinggi kulit dia terlihat sangat amat putih, badan dia sangat berotot.
"pe-permisi, saya quee-"
ucapan queen terpotong karna tiba tiba pria itu melempar kertas pada queen, "baca!" tegas nya.
di kertas itu bertuliskan tiga persyaratan yang harus queen patuhi.
1. pernikahan ini di adakan pribadi tidak boleh mengundang siapapun hanya keluarga besar saja
2. istri harus nurut tidak boleh membantah suami, istri tidak boleh ikut campur dengan urusan suami, tapi tidak sebaliknya
3. pisah kamar.
"ikutan semua yang gua bilang, kalau gua bilang mati Lo harus mati saat itu juga" tegas pria itu.
"ba-baik tuan" ucap queen dengan menundukkan kepalanya.
"keluar!" queen pun langsung keluar dari kamar itu.
"nyonya sudah?" tanya ibu ibu tua itu, ternyata dia masih ada di luar kamar
"udah Bu" jawab queen.
"oh iya bibi lupa, nama bibi Rina, nyonya bisa panggil saya bi Rina"
"aku queen"
"baik nyonya ayo saya anter kan ke kamar nyonya"
queen dan bi Rina pun berjalan menuju kamar yang tidak jauh dari kamar yang tadi sempat queen masukin.
"ini kamar nyonya mulai sekarang, mungkin setelah menikah nanti tuan dan nyonya akan satu kamar bukan"
queen tidak tau harus membalas apa dia hanya bisa tersenyum saja, "ya sudah nyonya, sekarang nyonya istirahat dulu saja, nanti kalau makanan sudah siap saya akan panggil nyonya"
**
malam hari tiba queen keluar dari kamar nya dia berjalan menuju dapur dia mencari bi Rina, "nyonya, ada apa?!" kaget bi Rina.
queen juga kaget, "maaf bi aku cuma mau ke dapur, ini sebentar lagi jam makan malam, aku mau masak"
"loh ko masak, jangan jangan, ga boleh ya nyonya. udah nyonya tunggu aja di kamar nanti kalau makanan udah Mateng bibi bakal panggil in"
"aku ga mau kaya gitu bi Rina, ga enak, udah aku numpang di sini"
"jangan ngomong gitu nyonya, besok juga nyonya bakal resmi jadi istri nya tuan, jadi nyonya udah bakal jadi tuan rumah lagi bukan numpang numpang gitu"
"ngga bi, aku mau bantu, aku juga bingung mau ngapain di kamar" queen merasa bosan jika berdiam diri di kamar saja.
"hmm,tapi bantu bantu beberapa aja ya nyonya saya tidak enak" bi Rina Tampak ragu.
"aku lumayan bisa masak ko bi, dia rumah juga aku setiap hari nya masak" queen berusaha meyakinkan bi Rina.
"ya sudah kalo gitu" pasrah bi Rina.
queen dan bi Rina pun mulai masak, bi Rina benar benar bersikap baik pada queen dia tidak berhenti henti bilang kalau queen harus hati hati pada saat dia sedang memegangi pisau.
setelah hampir satu jam akhirnya mereka pun selesai masak, queen merapikan meja.
"terimakasih kasih nyonya sudah membantu masak, ya sudah sebentar ya nyonya saya akan memanggil tuan untuk makan malam"
"iya bi" ucap queen dengan sedikit mengangguk.
queen menatap tubuh bibi yang kini berjalan semakin jauh, queen tidak berani duduk dimeja makan duluan.
tak berselang lama bibi pun kembali dengan pria gagah di belakang nya, queen tak berani menatap pria itu bahkan queen juga belum sama sekali melihat wajah nya.
"duduk tuan" minta bi Rina.
pria itu pun duduk, "makan malam kali ini spesial tuan, nyonya queen yang masak makanan ini"
queen hanya bisa diam saja sambil menunduk kepalanya, "duduk" pinta pria itu.
"ayo nyonya sini duduk" ucap bi Rina, queen terdiam sebentar lalu dia pun duduk.
pria itu menatap queen, "silahkan makan duluan, takut nya gua mau Lo racun" celetuk pria itu.
queen terkaget, "ti-tidak tuan saya tidak meracun tuan" queen menggeleng kan kepala nya.
"makan duluan!" tegas nya.
"tuan bi Rina yang menemani nyonya memasak, nyonya tidak ada memasukan hal hal yang aneh" bi Rina membela queen.
"saya ga yakin sama dia bi, bisa aja kan dia mau meracuni saya, dan membuat saya mati"
queen hanya bisa menggelengkan kepalanya saja, "makan cepat!" desak nya lagi.
"ba-baik"
queen menyendok beberapa makan pada piring nya dan dia mulai memasukan pada mulut nya, pria itu tak henti hentinya menatap queen.
setelah queen menelan makanan itu, pria itu baru mulai makan.
makan malam pun berakhir, queen membantu bi Rina beres beres di dapur padahal bi Rina sudah melarang nya.
"nyonya sudah sudah tidak apa apa bibi saja"
"gapapa ko bi"
"sudah nyonya sudah, nyonya lebih baik istirahat besok nyonya kan akan menikah, nyonya harus punya energi yang cukup"
"hmm, ya sudah kalau gitu bi, aku ke kamar duluan ya bi" queen berjalan menuju kamar nya.
queen benar benar tak memperhatikan jalan nya dia hanya terus menunduk saja, tiba tiba queen menabrak sesuatu.
"akh" reflek queen.
dia menatap ke arah depan, ternyata dia menabrak dada bidang pria itu.
"ma-maaf tuan ma-maaf, saya tidak sengaja" queen benar benar ketakutan.
"ikut gua" pinta pria itu.
queen hanya bisa nurut saja dia mengekori pria itu.
queen masuk ke dalam kamar pria itu, "duduk" lagi lagi queen hanya nurut saja.
pria itu pun duduk di sebelah queen, "Lo udah baca persyaratan nya?"
"su-sudah tuan"
"lo mau mengikuti semua persyaratan itu?"
"ma-mau tuan"
"Lo beneran anak dari keluarga Atmajaya??"
"i-iya tuan"
*kenapa anak ini terlihat seperti gembel, bukan nya keluarga Atmajaya terkenal sangat kaya raya dan sangat terpandang kenapa anak nya malah seperti ini, seperti tidak terurus. muka dia selalu ketakutan dan penuh dengan kesedihan, ada apa dengan dia apa dia benar benar anak Atmajaya* ucap pria itu dalam hati.
"sudah lah keluar, baca berkas yang ada di kasur kamar Lo, dia sana ada biota gua, ntah itu penting atau ngga buat Lo"
"ba-baik tuan" queen pun bangun dari duduk nya dia pun berjalan keluar dari kamar pria itu, Lalu dia masuk ke dalam kamar nya.
mana pria itu adalah Darren laksmana, Darren berusia 22 tahun, beda 3 tahun dengan queen, queen bahkan baru saja 19 tahun.
Darren bekerja di perusahaan milik nya sendiri, dia sudah menjadi CEO sejak usia nya 20 tahun, dia sudah di didik untuk meneruskan semua perusahaan milik kedua orang tua nya. ya karena Darren adalah anak tunggal.
**
pernikahan Darren dan queen pun sudah selesai, Darren dia buat kebingungan karna queen tidak sedikit pun mendekat ke pada orangtua nya, ntah siapa pun yang ada di dalam keluarga nya.
kini mereka sudah di rumah, Darren dan queen sudah resmi menjadi suami istri.
mereka ada di kamar mereka masing masing, Darren sedang mengobrol dengan bi Rina.
"bi ada apa sih dengan keluarga dia?" tanya Darren.
"siapa? nyonya?" Darren mengangguk.
"bibi juga ga tau jelas tapi ibu kandung nya sudah meninggal dan itu ibu tiri dan adik tiri nya, bibi sempat mendengar dari beberapa keluarga nya yang lain kata nya hidup nyonya benar benar berubah semenjak ibu nya meninggal. kata nya juga nyonya ada kelainan yang membuat papah nya itu kurang menyukai nya, ntah apa nya itu bibi ga tau mungkin nanti nyonya bisa kasih tau" jelas bi Rina.
"apa dia di jadikan budak??"
"bisa jadi tuan tapi bibi ga mau menyimpulkan nya, tapi nyonya waktu itu pas bantuin bibi masak dia bilang kalau dia sudah sering melakukan itu di rumah nya, bibi sempat kaget keluarga Atmajaya membiarkan putri nya memasak di dapur"
"tapi kalau tuan mau tau semua nya mungkin itu hanya ada di nyonya saja, ya kalau bertanya langsung bibi ragu nyonya aja selalu diam dan merenung" lanjut bibi.
"hmm, ya sudah bi kalau gitu"
bibi pun Kelu dari kamar Darren, karna hari juga sudah malam Darren pun memilih untuk tidur.
pagi pun tiba, queen bangun dari tidur nya dia segera mandi dan turun menuju dapur.
queen sudah terbiasa bangun sangat pagi, dia pun mulai memasak dan juga beres beres rumah.
setelah semua selesai queen sempat duduk sebentar, "astaga apa yang sudah nyonya lakukan, kenapa pekerjaan saya sudah nyonya kerjakan?" kaget bi Rina.
"loh bibi, gapapa bi aku udah biasa kaya gini jadi kalau diem di kamar aku bosen dan bingung juga mau ngapain"
"tapi kenapa harus semua nya??"
queen hanya tersenyum kecil saja, "bi kalo ngomong sama aku ga usah baku baku bahasa nya, gapapa dan jangan panggil aku nyonya panggil aku queen aja"
"buat bahasa sih bibi bisa ganti tapi kalau panggil nyonya dengan nama aja bibi ga bisa"
"kenapa?"
"karna nyonya adalah atasan nya bibi, tapi kenapa nyonya ga mau di panggil seperti ini, bukan nya di rumah sebutan nona atau non sudah tidak asing? ini hanya beda nya bibi memanggil nyonya bukan nona atau pun non"
"aku udah ngga pernah di panggil dengan sebutan seperti itu, mungkin terakhir pas aku masih kecil, jadi aku ga kebiasa"
bi Rina Tampak kaget, "yaudah bi kalo gitu aku ke kamar dulu ya, nanti maaf bibi yang panggilan tuan"
"nyonya ga makan?"
"aku makan, tapi nanti aja" queen pun berjalan menuju kamar nya.
bibi pun segera membangunkan Darren untuk sarapan,
"dia kemana?" tanya Darren,
"nyonya kata nya nanti makan nya tuan"
"panggil dia ke sini" pinta Darren.
"baik tuan"
bi Rina pun segera ke kamar queen, "nyonya permisi"
"iya bi kenapa?" queen keluar dari kamar nya.
"tuan nyuruh nyonya buat ikut makan"
"loh, kenapa? aku ga masukin racun bi sumpah"
"iya bibi percaya, mungkin tuan mau makan bareng nyonya"
"oh, yaudah ayo"
queen dan bi Rina pun turun menuju meja makan, Darren menunggu di meja makan dia sama sekali belum menyentuh makanan nya.
"cepat duduk" pinta Darren.
mereka nurut dan duduk, "kamu duduk di sini" Darren menunjuk queen untuk duduk di sebelah nya.
queen hanya bisa nurut saja, dia pun duduk di sebelah Darren.
"siapa yang masak bi?" tanya Darren.
"nyonya tuan, saya kesiangan"
"sa-saya ga racunin tuan, su-sumpah" ucap queen dengan gemetar dan menunduk.
Darren menatap queen, Darren bingung kenapa dia tampak takut pada Darren padahal pada saat ngomong dengan bibi queen biasa saja.
tanpa mengatakan apapun lagi Darren pun mulai mengambil makanan nya, dia sudah biasa mengambil makanan sendiri dia menolak untuk dia ambil kan.
"mari nyonya makan" ucap bi Rina.
queen mengangguk, dia pun mulai mengambil makanan nya dan mulai makan.
tidak apa obrolan sama sekali dia sana hanya ada suara sendok dan garpu saja.
setelah semua nya selesai makan queen membantu bi Rina untuk membersihkan meja, Darren tidak berangkat bekerja dia masih di dapur dengan komputer dan segelas teh.
'prang'
terdengar sesuatu yang pecah di dapur, bi Rina dan Darren pun segera enghampiri queen.
"ma-maaf, saya ga sengaja" queen bersujud kepada Darren dan bi Rina.
"ma-maaf" air mata queen bergelimang dia takut akan kena marah seperti yang sering di lakukan oleh ibu tiri nya.
bi Rina dan Darren bingung apa yang sedang queen lakukan, "bangun apa yang kamu lakukan!"
"ma-maaf sa-saya udah pecahin piring nya saya ga sengaja, maafin saya"
"bangun!" pinta Darren.
badan queen sudah gemetar dia pun bangun, dia sudah siap menerima pukul an atau pun omong an dari Darren.
"ini cuma piring apa yang Lo lakuin sampe harus sujud kaya gitu, di mana harga diri Lo!" tegas Darren.
queen hanya diam saja dia masih terus menangis, "ya tuhan tangan nyonya berdarah"
bi Rina dengan cepat mengambil p3k yang ada di rumah itu, "nyonya sini tangan nya biar bibi obati, udah jangan pikirin piring nya gapapa"
"obatin dia bi" Darren pun membereskan pecahan piring yang ada di dapur.
bi Rina membawa queen menuju meja makan, dan bi Rina pun mengobati luka yang ada di tangan queen.
*apa yang ada di otak dia kenapa dia setakut itu hanya memecahkan kan satu piring, bahkan sampai harus bersujud untuk minta maaf* batin Darren, dia benar benar tidak tau apa yang ada di pikiran queen sampai harus melakukan itu.
setelah selesai Darren pun membuang pecahan ke dalam tempat sampah, lalu Darren menghampiri bi Rina dan queen.
"udah bi?" tanya Darren.
"udah tuan"
Darren duduk di kursi sebelah queen, "tuan saya minta maaf"
"udah udah, ga usah minta maaf, Lo tuh maaf maaf Mulu, udah lah itu pun cuma piring"
"ma- eh iya tuan"
Darren menghela nafas panjang, "queen, queen kan nama Lo?"
"iya tuan"
"kita ngobrol di kamar aja, ayo" ajak Darren.
"bibi makasih ya" ucap queen sebelum ikut dengan Darren.
"iya nyonya"
queen pun mengikuti Darren dari belakang, dia masuk ke kamar Darren.
"duduk dulu aja, sebentar gua ke kamar mandi dulu"
queen mengangguk dan di duduk di sofa.
beberapa menit berlalu Darren pun keluar dari kamar mandi, "lama? sorry gua mandi tadi"
"iya gapapa tuan"
"sini nih di kasur duduk nya" pinta Darren.
queen pun bangun dia duduk di atas kasur, "maaf tuan"
Darren pun naik ke atas kasur, "bisa ga kalo ngomong tuh jangan nunduk"
"ma-"
"jangan maaf maaf mulu"
queen sedikit mengangkat kepala nya, dia menatap ke arah Darren dan itu adalah pertama kali nya Darren dan queen eye contact.
Darren juga baru melihat jelas wajah queen, begitu juga dengan queen.
muka Darren benar benar tampan dan sangat amat mulus, queen tak menyangka Ternyata Darren sangat tampan.
"nah gitu kalau lagi ngobrol tun liat muka, ya kalo ga minimal ga nunduk"
queen pun mengangguk, dia sudah tak menatap Darren dia menatap ke arah lain.
*cantik* batin Darren.
"gua boleh tanya tanya soal apapun yang ada di hidup Lo???"
"boleh tuan"
"ko Lo bolehin itu kan privasi Lo?"
"kan di perjanjian itu"
"oke oke, soal apapun ya gua bakal tanya semua nya apa yang gua mau tau"
"i-iya tuan" bohong kalau queen tidak merasa takut, dia sebenarnya takut kalau setelah Darren tau semua kehidupan nya Darren akan mencaci maki diri nya.
"yang tadi, kenapa Lo sampe harus sujud cuma pecahin piring?"
"kalau di rumah saya akan di pukul atau di tendang dan di caci maki, hanya itu yang bisa saya lakukan, saya takut tuan akan melakukan itu juga"
kaget, ya Darren sangat amat kaget. "apa yang Lo pecahin?? piring? atau barang berharga"
"piring, atau pun gelas"
"sampe di tendang??? di pukul??"
"iya, itu yang saya dapatkan"
"Lo diem aja??"
"saya ga apa apa tuan, ga ada yang ngebela saya"
"papah lo?"
"hmm, papah udah biasa aja sama saya semenjak mamah meninggal dan satu hal lain"
"jadi Lo semenjak mamah Lo meninggal Lo jadi budak di rumah itu???"
"hmm, iya"
"apa yang buat mereka sejahat itu sama Lo? papah lo? kenapa malah ngebiarin Lo jadi budak?"
"Tara itu adik tiri saya dia wanita sempurna dia punya segalanya dia terlahir sempurna papah sayang banget sama dia, saya...hmmm lahir dengan ketidak sempurnaan membuat papah merasa malu"
"apa?? apa ketidak sempurnaan Lo??? Lo ga cacat"
"saya cacat, saya punya tanda lahir besar di bagian dada saya, maaf mungkin ini agak sensitif saya mempunyai kelainan dengan dada saya juga, dada saya tumbuh sangat besar dokter bilang saya ada kelainan, papah jijik dan tidak suka akan hal itu"
"sorry bukan maksud apa apa, mana perasaan dada Lo ga gede gede banget biasa aja" bingung Darren.
"saya tutupi tuan"
"pake apa? bukan nya bikin sesek??"
"saya ga mau semua orang bakal jijik saya mendingan tahan sesak"
"gila!, buka! gua ga masalah buat apa jiji"
"tuan yakin?"
"tolol kaya orang tua Lo, kalau Lo cowo dada Lo gede baru aneh, ini kan Lo cewe wajar di luar sana bahkan sampe ada cewe yang rela rela oprasi supaya punya dada besar"
"papah bilang, ga ada cowo yang suka dengan wanita berdada besar"
"bohong!, udah buka buka sesek Lo nya kan, sana masuk kamar mandi"
"baik tuan"
queen merasa senang ternyata Darren tidak seburuk yang dia bayangkan, di balik sifat nya yang selalu tegas ternyata dia punya sisi baik.
"akhirnya aku bisa lepas kain ini, jujur bikin sesak"
setelah selesai queen pun keluar dari kamar mandi, Darren benar benar di buat melongo karna itu dia kali lebih besar dari dada queen yang awal.
badan queen sedikit berisi tapi tidak gemuk pinggang nya pun kecil, tadi body dia terlihat sangat bagus karena pinggul dan dada nya besar.
"tuan jijik?"
"ngga ko, udah gitu aja tapi kalo keluar Lo pake baju yang oversize ya yang gede gitu jangan yang ketat"
"saya ga punya baju ketat tuan, saya juga ga akan keluar"
"bagus deh, ya kalo Lo mau keluar ya keluar yang penting balik lagi"
"baik tuan"
"sini duduk lagi"
queen kembali nurut, "dengerin gua"
"sekarang Lo itu istri gua, ya walaupun pun gua belum bisa nerima itu tapi ya kenyataan nya kan begitu kita udah nikah kemarin, perjanjian itu sebenarnya cuma gertakan aja Lo bukan cewe pertama yang mau di jodohin sama gua, tapi kebanyakan ga ada yang mau dan pergi gitu aja mereka mungkin denger dengan rumor rumor jelek gua, Lo tau??"
"tau tuan"
"Lo ga takut? Lo ga ada niatan kabur??, gapapa ko gua ga maksa seseorang buat tetap sama gua kalau orang itu ga mau, gua ga bakal bilang orang tua Lo ko, Lo bisa bebas"
"jujur kalo takut ya saya takut, tapi lebih takut kalau harus kembali ke rumah itu, mamah pernah bilang siapa yang bakal jadi suami saya nanti saya harus menerima dan menjadikannya satu satu nya mamah ga pernah ajarin saya buat menikah dua kali dalam hidup, itu bukan tuntutan tapi saya ga mau"
queen mulai terbuka pada Darren, ntah apa yang queen rasa kan sampai-sampai dia berbicara banyak pada Darren.
"tapi kita nikah ngga dengan cinta, Lo juga belum cinta kan sama gua? kita aja baru ketemu"
"cinta mungkin akan datang, saya ga maksa buat tuan terima saya, kalau memang tuan tidak menyukai saya, saya akan pergi, mungkin tuan sudah menyukai wanita lain tidak apa, saya juga bukan wanita yang layak di cintai"
"pernikahan bukan mainan, gua emang belum bisa nerima Lo, tapi gua ga akan buang Lo, mau gimana pun Lo istri pertama dan terakhir gua"
queen bahkan di buat terdiam oleh ucapan Darren, "udah sekarang Lo masuk kamar Lo sana, udah jangan bantuin bibi lagi tangan Lo aja lagi luka gitu"
"ba-baik tuan, saya permisi" queen pun keluar dari kamar Darren dengan hati yang senang, dia tidak peduli benar atau tidak ucapan daren pada nya tadi yang penting dia akhirnya bisa merasakan rasa senang kembali.
**
beberapa bulan berlalu, hubungan queen dan Darren ya masih seperti biasa saja, karna belakangan ini Darren selalu sibuk dengan kerjaan nya.
Darren dan queen juga jarang ada waktu mengobrol, mereka hanya mengobrol panjang hanya pernah sekali saja sisa nya hanya mengobrol singkat saja.
belum ada satu pun dari mereka yang memberikan tanda tanda pendekatan, karna queen juga tidak mungkin dia hanya bisa begitu saja.
"nyonya, ini makan siang tuan nanti nyonya yang antar ya" ucap bi Rina.
"loh, bibi aku kan ga pernah ke kantor nya tuan, aku takut"
"yaudah ayo gapapa, bibi temenin ko, sekalian bibi juga mau ke pasar"
"kalo tuan marah gimana karna aku yang anterin?"
"ga bakal nyonya bibi udah bilang kalau nanti yang anterin makanan itu nyonya dan tuan juga setuju itu"
"iya kah??, tapi aku takt bi"
"tenang nyonya tenang ada bibi"
"yaudah kalau gitu aku ganti baju dulu bi,"
"udah nih bibi udah siapin kamu baju, sekali bibi bantuin kamu makeup"
"makasih bi"
kini mereka sudah siap, queen terlihat sangat amat cantik, dia memakai dress panjang abu abu, dengan sedikit riasan di muka nya itu benar benar membuat queen menjadi sangat sangat cantik.
"nyonya cantik banget" puji bi Rina.
"makasih bibi" queen tersipu malu.
pak supir yang mengantar kan mereka ke kantor Darren, ini pertama kali nya bagi queen datang ke kantor seperti ini.
sebelum nya dia tidak pernah masuk ke dalam kantor sang ayah, karna ya alasan nya itu.
queen dan bi Rina sudah sampai di kantor Darren, dan kini mereka sudah sampai di depan pintu ruangan Darren.
"nyonya sebentar kata nya tuan lagi rapat dulu, kita tunggu di sini dulu aja ya" ucap bi Rina.
"oh iya bi"
banyak sekali yang menatap ke arah queen, mungkin mereka terpesona dengan kecantikan queen.
beberapa menit berlalu, "bi aku mau ke kamar mandi di mana kamar mandi nya?" tanya queen.
"ohh itu itu nyonya, ayo mau bibi antar?"
"ga ga usah bi gapapa"
queen berjalan sendiri menuju kamar mandi, dia jalan dengan sedikit cepat karna orang orang di sana kebanyakan menatap queen itu membuat nya tidak nyaman.
kini queen sudah dengan urusan kamar mandi nya, pada saat dia keluar dia mendengar kalau ada suara yang tak asing baginya ya suara siapa lagi kalau bukan Darren.
"ren gimana pernikahan loh??, Lo nikah pribadi tapi Lo umumin kalo Lo udah nikah ga jelas Lo" ucap salah satu orang yang bersama Darren.
queen masih berada di dalam kamar mandi, dia bisa mendengar suara orang yang ada di liat kamar mandi.
"paan si gua cuma ga mau di ganggu cewe cewe gatel aja"
"hmmm boong Lo, gimana gimana anak keluarga Atmajaya setau gua ya cantik cantik, kata nya yang anak pertama nya tuh cantik banget"
"cantik tapi bukan tipe gua, gua juga bingung ini sumpah"
"Halah Lo tuh selalu aja kaya gitu, udah lupain zoly dia udah ga ada lagi di sini"
"gua udah lama lupain zoly tapi akhir akhir ini dia sering masuk mimpi gua, itu yang buat gua jadi ke inget dia"
"Lo tuh sebenernya pernah suka ga si sama si zoly?"
"ngga, gua cuma seneng aja kalau ada di samping dia, coba dia masih hidup maybe gua bakal nikahin dia, maybe ya"
"gila Lo udah punya istri juga, gimana coba kalau istri Lo denger? bisa bisa sakit hati tuh"
"dia ga mungkin ada di sini gila"
"oh iya, cantik kan istri Lo apa zoly?"
"hmmm maybe zoly tipe gua, dia mah jauh kalau di sanding sama zoly di-" queen sudah tidak mau mendengar kan nya lagi.
dia pun menutup kuping nya dengan sangat keras agar tidak mendengar apa yang di bicarakan Darren dan teman nya itu.
5 menit berlalu, seperti nya Darren dan teman nya sudah tidak ada, queen pun keluar dari kamar mandi.
"nyonya lama banget, tuan nunggu in loh ayo" bi Rina ternyata menyusuli Queen.
"ehh maaf bi"
"iya iya gapapa, tau ga nyonya tuan senang tau pas dia tau kalau nyonya ikut"
queen hanya diam saja, dia masih teringat obrolan Darren tadi dengan teman nya.
mereka kini sudah masuk ke dalam ruangan Darren, "queen?" panggil Darren.
"i-iya"
"sini"
"tuan nyonya bibi mau beli belanjaan dulu, nyonya nanti bibi jemput lagi ya" bibi keluar begitu saja.
"bibi ik-"
"kenapa? sini" pinta Darren.
queen pun mendekat kepada Darren, "ke-kenapa?"
"pantesan satu kantor bilang ada cewe cantik banget nunggu gua, ternyata itu queen, padahal kalo tadi mereka bilang itu Lo sama bibi gua bisa keluar duluan"
"tapi kan itu ngeganggu tuan"
"ya gua ga mau Lo nunggu lama lama, berapa lama Lo nunggu gua? kelamaan ya? sorry ya"
"iya iya gapapa tuan, oh iya di makan tuan"
"yaudah gua makanan dulu, Lo di sini aja tar gua ambilin dulu kursi nya" Darren mengambil kan kursi agar queen duduk di dekat nya.
"baju Lo bagus, Lo juga makeup ya?"
"bibi yang pake in, saya mana bisa, ini juga baju bibi yang pilihin"
"bagus cocok buat Lo, cantik" setelah mengatakan itu Darren langsung membuat makanan yang tadi queen bawa.
"Lo udah makan?" tanya Darren.
"udah tuan"
Darren melihat kalau ada yang berubah dari sikap queen, muka nya tampak lesu.
"DARREN LO TA- bidadari" tiba tiba ada seseorang yang masuk tanpa mengetuk pintu atau pun apa.
"ganggu!" ucap Darren.
"siapa ren itu siapa???"
"bini gua"
"HAH?!, hai kenalin aku deo"
"queen"
"nama yang cocok buat bidadari kaya kamu"
"hmm makasih"
"Lo ke sini cuma mau kenalan sama bini gua?!" Darren kesal.
"sorry sorry, oh iya gua cuma mau bilang sama Lo, kata nya rapat yang di luar kota yang Lo ga mau itu batal"
"yaudah"
"iya"
"sana Lo!" usir Darren.
"gua mau ngobrol sama queen, queen mau ga ngobrol sama aku Darren orang nya ngebosenin ya, udah ayo mendingan sama aku"
tangan kekar Darren menyentuh pinggang queen, "keluar apa mau gua pecat!" tegas Darren.
"apa ren ah orang becanda, dadah queen semoga kita berjodoh" deo langsung berlari terbirit-birit.
"berjodoh pala Lo dia aja istri gua" gerutu Darren.
"Lo jangan suka sama dia ganteng juga gua"
"ngga tuan"
"bagus yaudah" Darren langsung makan.
queen merasa kurang nyaman dengan tangan Darren yang masih ada di pinggang nya itu membuat nya kegelian.
"tuan maaf, tangan nya"
"kenapa?"
"i-ini maaf geli"
"ohh sorry" Darren melepaskan nya begitu saja.
**
semenjak kejadian queen mendengar obrolan Darren dan teman nya itu kini queen menjadi menjauh pada Darren dia tidak mau menjadi pengganggu antara hubungan dari dengan orang yang bernama zoly.
queen selalu menghindar dan tak pernah eye contact lagi dengan Darren, bahkan makan bareng saja queen sudah jarang.
'tok,tok'
pintu kamar queen di ketuk dari luar, queen sempat terdiam sebentar dia bingung tumben sekali bibi tidak berbicara setelah mengetuk pintu.
queen pasti mengira itu bibi karna siapa lagi yang akan masuk ke dalam kamar nya selain bibi.
"sebentar bi" queen pun membuka kan pintu.
"tu-taun" alangkah kaget nya queen ternyata itu adalah Darren.
"mau ngobrol di sini atau di kamar gua" nada bicara Darren seperti orang yang sedang marah.
"sa-saya ikut aja tuan, terserah tuan mau nya di mana" jawab queen sambil menunduk.
Darren menggenggam tangan queen dan membawa nya masuk ke dalam kamar Darren, "naik" pinta Darren agar queen naik ke atas kasur.
"ke-"
"naik jangan banyak bicara" queen pun dengan cepat naik ke atas kasur.
Darren mengunci pintu dia menutup semua jendela yang ada di kamar nya, lampu juga di matikan hanya menyisakan lampu tidur remang remang saja.
queen bingung apa maksud nya karna tidak mungkin Darren akan melakukan itu pikir queen.
Darren naik ke atas kasur juga, "bukan nya kita mau ngobrol?" tanya queen dengan gemetaran.
"iya" jawab singkat Darren.
Darren tiduran di atas kasur dengan menatap queen dengan tatapan aneh, "mau ngobrol apa tuan"
"kenapa Lo ngejauh dari gua?!"
"sa-saya ga ada ngejauh dari tuan"
"ga mau jujur"
"hmmm"
"ngomong aja kenapa?"
"tapi di perjanjian saya ga boleh ikut campur sama urusan tuan"
"udah sekarang surat perjanjian itu ga berlaku, tanya apa yang mau Lo tanyain, jangan jadi malah Lo ngejauh dari gua"
"tapi kalau tuan ga mau jawab juga gapapa ko, maaf ya, saya mau tanya siapa zoly??"
Darren kaget siapa yang memberi tahu queen soal zoly dan siapa yang berani berani nya memberi tahu queen.
"tau dari mana?" muka Darren tampak serius.
"sa-saya ga sengaja denger omongan tuan waktu itu maaf bukan maksud saya mau nguping tapi waktu itu posisi nya saya lagi di kamar mandi"
"kamu denger semua?"
"ngga cuma sampe tuan bilang saya jauh kalau di banding kan dengan zoly"
"setelah nya Lo ga denger lagi?"
"ngga tuan"
Darren terdiam,
"gapapa tuan, tuan ga perlu jawab dia siapa, gapapa kan saya udah pernah bilang kalau tuan punya orang yang tuan cintai tuan bisa buang saya, tuan juga bilang mau menikahi dia bukan"
sakit? ya sudah pasti queen merasa sakit sekali di dada nya, dia sudah tidak bisa apa apa lagi dia yakin kalau zoly itu adalah pacar dari Darren.
Darren masih tetap diam, "Ya sudah tuan, ini sudah malam saya mau ke kamar dulu" air mata queen sudah tak bisa di bendungan lagi dia pun menangis
queen baru saja mau turun dari kasur, Darren sudah lebih dulu menarik queen dan membawa queen ke pelukan nya.
"jangan nangis" ucap Darren.
"ini ga seperti yang kamu pikirin queen, aku salah aku ga cerita sama kamu tentang zoly maaf, bukan nya aku ga mau cerita tapi aku rasa itu ga penting, aku ga tau kalau ini bakal terjadi dan pertanyaan kamu yang tadi itu yang aku takutin, aku takut kamu tau zoly sebelum aku kasih tau, dan ya ketakutan aku bener kamu tau sebelum aku kasih tau, maaf maaf aku bisa jelasin semua ini queen"
queen terus menangis dia belum berani membalas pelukan Darren ini pertama kali nya bagi mereka.
"sa-saya ga tau kenapa dada saya terasa sakit saat mendengar tuan menyebut kan nama zoly, tapi saya ga bisa apa apa, gapapa saya emang ga pantes buat tuan saya bakal dukung tuan sama zoly"
"stop queen stop, jangan sebut nama zoly lagi udah, sampai kapan pun aku ga bakal buang kamu inget itu, ga ada wanita lain selain kamu. aku juga ga mau kehilangan kamu aku sayang kamu queen aku cinta kamu, ga ada wanita yang bisa gantiin kamu, kamu wanita yang bisa menerima aku, kamu wanita yang bener bener ikutin semua omongan aku, aku ga akan lepasin kamu aku bakal selamanya sama kamu"
"kamu tau kelanjutan dari aku bilang kamu jauh di banding dengan zoly karna kamu itu sempurna kamu wanita sempurna ga bisa di bandingkan dengan siapa pun" jelas Darren.
pelukan Darren semakin erat, queen kembali menangis tapi kali ini dia antara senang dan sedih dia menangis.
dan perlahan-lahan juga queen membalas pelukan Darren.
"besok aku bakal kasih tau kamu siapa zoly, kamu jangan berpikir kalau dia adalah pacar aku karna dia bukan siapa siapa aku, maksud aku akan menikahi dia karna dia adalah orang terdekat aku, cuma Deket ga lebih, cinta pertama dan terakhir aku itu kamu selamanya akan tetap kamu queen Alicia laksmana"
Darren menambah marga nya di belakang nama queen.
hari sudah semakin malam queen yang sudah cape menangis tanpa sadar dia tidur di pelukan Darren.
**
"ini zoly, dia temen aku, kita udah temenan tuh maybe dari smp, dia tuh tomboy anak nya siapa pun di lawan sama dia ga ada takut takut nya, tipe yang aku maksud itu sikap zoly dulu aku selalu berpikir kalau aku punya cewe yang sifat nya kaya zoly mungkin itu akan menjanjikan karna pada saat itu ga ada cewe cewe feminim yang deketin aku, ya kalo sekarang sih banyak ya cewe cewe gatel gitu"
air mata queen bergelimang dia menangis menatap kuburan bertuliskan nama zoly, "jangan nangis queen, zoly udah lama ga ada mungkin lima tahun yang lalu"
"ma-maaf saya ga tau kalau zoly eh maaf ka zoly itu udah ga ada"
"udah gapapa kan kamu ga tau, udah sayang jangan nangis lagi"
*hati kamu lembut banget queen* batin Darren.
setelah hampir satu jam di sana mereka pun memutuskan untuk pulang, "ayo pulang, ada yang kamu bilang ke zoly??"
"salam kenal ka zoly saya queen, maaf ya kak saya sempet salah paham sama tuan Darren karna saya mengiranya kakak adalah pacar nya, saya ga tau kalau Kaka sudah ke tempat yang indah. pokok nya aku minta maaf sebesar besarnya kak"
tiba tiba angin berhembus kencang "hai queen, jaga Darren ya, di tulus cinta sama kamu" ada seseorang yang berbisik di telinga queen.
queen tersenyum mungkin itu adalah suara zoly dia senang karna zoly mendengar suara nya.
"ayo pulang" ajak Darren.
"iya tuan"
*
queen dan Darren kini sudah sampai di rumah, "taun maaf bisa bicara?" tanya bi Rina.
"bisa bi bisa, queen ayo ikut"
mereka duduk di ruangan tamu, "tuan nyonya maaf saya mau berhenti bekerja"
"hah?!" kaget queen dan Darren.
"kenapa bi??" ucap Darren.
"bibi ada urusan di kampung, itu urusan besar mungkin bibi akan lama di sana jadi kalau cuti juga percuma takut nya malah kelamaan"
"bi mau berapa lama pun bibi di sana saya bakal tetep tunggu bibi balik lagi ke sini, saya ga mau pecat bibi"
"tuan, tapi itu akan lama"
"saya ga peduli mau lama atau pun sebentar bibi pokok nya harus balik lagi, ga usah buru-buru bi sampe urusan bibi selesai baru bibi balik lagi ke sini"
"emang itu gapapa tuan?"
"gapapa bi gapapa, yang penting bibi balik lagi"
"ya sudah baik tuan nyonya saya usahakan saya akan kembali ke sini" ucap bibi dengan wajah senang.
sore hanya nya bibi pun pulang di antarkan oleh supir, tadi nya akan di antar oleh Darren dan queen tapi Darren ada kerjaan mendadak jadi tidak bisa mengantar kan bibi.
kini di rumah hanya ada queen saja, dia diam di dalam kamar sebenarnya dia merasa bosan tapi dia tidak bisa berbuat apa apa bibi saja tidak ada di tidak ada teman mengobrol.
**
queen sedang masak untuk makan malam, sekarang semua perkejaan rumah queen yang akan lakukan dia sedikit merasa senang karna akhir nya dia bisa melakukan banyak hal.
saat sedang asik masak tiba tiba tangan kekar memeluk nya dari belakang, dengan reflek queen memukul tangan itu.
"akh, kenapa kamu pukul aku?" tanya Darren.
"oh tuan maaf maaf, tadi saya kira siapa maaf tuan reflek" jawab Queen.
"yaudah gapapa gapapa, ga sakit juga"
"tapi maaf ya tuan"
"iya queen iya, yaudah kamu lanjut masak aku mau ganti baju dulu nanti baru aku temenin kamu masak"
"baik tuan"
Darren pun jalan meninggal kan queen, dan queen pun mulai melanjutkan memasak nya.
tak berselang lama Darren pun kembali lagi dia duduk di kursi meja makan, "apa kita nyewa pembantu lain buat kerjain pekerja rumah?" tanya Darren.
"eh, kaget saya kira tuan ga bakal ke sini lagi, gausah tuan gapapa saya juga bisa kerjain semua nya" jawab queen.
"ya aku yang ga mau, aku ga mau kamu malah harus ngelakuin pekerjaan rumah, kamu istri aku bukan membantu kerjaan kamu di sini cuma ngelayani aku sama abisin uang aku, udah itu aja, kamu bukan pembantu" jelas Darren.
queen kaget dengan apa yang di ucap kan oleh Darren dia tak menyangka Darren akan berkata seperti itu, "gapapa tuan saya seneng ko ngelakuin semua nya, jujur saya bosen kalau harus diem diem di kamar"
"queen kamu bener bener beda ya dari cewe cewe pada umumnya, tapi aku ga mau kamu harus cape cape queen"
"kan kalo cape saya bisa istirahat tuan, udah pokok nya saya ga mau kalau tuan sewa pembantu, kita nunggu bibi aja"
Darren tersenyum, "yaudah kalo itu kemauan kamu, tapi inget ya cape langsung istirahat, jangan maksain"
"iya tuan"
"oh iya queen kamu punya hp ga sih?? mana no kamu aku lupa terus mau minta ini, kita kan biasa telponan pake telpon rumah"
"saya ga punya hp tuan"
"HAH?!" kaget Darren.
"iya tuan saya ga pernah punya hp juga"
"astaga kamu kenapa ga minta sama aku?? black card yang aku kasih mana??? abis?? bilang aku ganti lagi black card nya"
"ohh anu saya ga ngerti cara pake kartu itu, saya taro aja di laci, bibi bilang itu banyak uang nya jadi saya ga berani pegang nya lagian kata bibi kita harus belanja di mal supaya bisa ngegunain kartu itu, saya kan ga pernah keluar gimana mau pake kartu nya"
"astaga, queen queen, besok pokok nya kamu ikut aku kita belanja, kita belum semua kebutuhan kamu, hp juga kamu harus punya"
"ga usah lah tuan gapapa, lagian saya kan ga ngerti pake nya, pake telpon rumah juga kan bisa telpon tuan, saya lebih ngerti pake telpon kaya gitu, belanja juga belanja apa saya ga tau apa yang mau saya beli"
"ga mau pokok nya besok aku bakal bawa kamu belanja, nanti aku bakal ajarin kamu cara pake hp nya, aku yakin deh nanti kalau kamu udah punya hp kamu jadi ga bakal bosen"
**
beberapa bulan berlalu, bibi masih juga belum pulang karna masih ada urusan di sana nya Darren juga menyuruh bibi untuk istirahat dulu saja.
"huek" ntah dari kapan queen selalu mengalami mual mual di pagi dan di sore hari.
bahkan tak sering Darren tidak berangkat bekerja karna ingin menjaga queen.
"sayang udah ayo kita ke rumah sakit aja, kamu tuh aku takut nya kamu kenapa kenapa, udah lebih dari sebulan loh kamu mual mual terus aku khawatir"
Darren selalu memaksa queen untuk ke rumah sakit tapi queen selalu menolak nya, Darren juga sering diam diam menelpon dokter tapi queen menolak untuk di periksa karna di merasa kalau dia baik baik saja.
"aku gapapa loh, ini cuma mual biasa aja"
"biasa gimana??? kamu makan mual cium mau dikit mual, liat ikan mual liat ayam mual bahkan bahkan kamu makan coklat aja mual, itu biasa?? badan kamu aja langsung lemes kan kalau lagi mual mual"
"tapi aku ngerasa nya aku baik baik aja, ga ada tuh badan aku yang sakit, paling bingung karena aku terus bungkuk"
"ga ah udah pokok nya kita ke rumah sakit sekarang juga"
queen hanya bisa pasrah saja kali ini, Darren juga makin memaksanya.
setelah sampai di rumah sakit queen mulai di periksa oleh dokter, tapi tiba tiba dokter itu tertawa "kalian salah dokter, kalian pengantin baru ya??" tanya dokter itu.
",ngga ko, salah dokter maksudnya gimana dok?"
"nanti deh saya bawa dokter nya ke sini"
dokter itu keluar Darren dan queen kebingungan, maksudnya nya dari salah dokter itu apa.
tak berselang lama ada dokter yang masuk, dia mulai memeriksa queen.
"selamat ya nyonya, anda sedang mengandung, kandungan nya sudah berumur 6 Minggu"
queen dan Darren benar benar kaget mereka tidak menyangka kalau ternyata queen itu sedang hamil.
"beneran dok???" tanya queen.
"beneran nyonya, mual mual yang di alami nyonya itu sudah biasa di terjadi di awal kehamilan, jika sudah 3 atau 4 bulan mungkin itu akan berangsur angsur menghilang"
"ohh gitu, baik dok makasih ya dong" ucap queen.
dokter itu tersenyum dia memberikan resep obat untuk meredakan mual, lalu setelah itu dokter pun keluar.
queen bingung ada apa dengan Darren karna sejak dia mendengar kalau queen sedang hamil Darren hanya diam saja, muka nya tampak tidak senang.
"hey?" panggil queen.
"oh ayo kita ambil obat nya" senyum palsu tergambar di wajah Darren.
setelah urusan nya di rumah sakit mereka pun memutuskan untuk pulang, queen merasa sedih karna Darren tampak nya tak menginginkan anak yang ada di dalam kandungan nya.
"berenti di supermarket bentar ya" pinta queen, Darren pun hanya mengangguk saja.
mobil Darren berhenti saat melihat supermarket, "kamu tunggu di sini aja, biar aku sendiri an aja lagian cuma sebentar aja ko"
queen keluar sendirian dan masuk ke mini market dia mencari susu ibu hamil, dan beberapa vitamin saja setelah selesai dia pun kembali masuk ke dalam mobil.
kini mereka sudah sampai di rumah, queen langsung masuk ke kamar.
queen merasa lelah dia pun rebahan di atas kasur, hati dia sakit tidak ada kata apapun yang keluar dari mulut Darren.
**
malam hari tiba, queen dan Darren sedang makan malam.
"kamu ga seneng ya aku hamil?" tanya queen.
"hah?? a-akuu seneng ko" jawab ragu ragu Darren.
jawaban dari Darren terdengar sangat bohong, queen sudah tidak menahan air mata nya lagi dia pun menyediakan makan nya lalu berjalan ke dalam kamar, tapi bukan kamar Darren itu adalah kamar dia.
queen menangis, dia tau kalau Darren tidak senang kalau diri nya hamil karna selama ini juga Darren tidak pernah membahas soal anak.
'tok tok' pintu kamar di gedor dari luar oleh Darren.
queen tidak berniat untuk membuka nya, queen memilih untuk mencuci muka nya dan berhenti menangis.
lalu queen memutuskan untuk tidur.
**
pagi hari pun tiba, queen bangun dari tidur seperti biasa di pagi hari dia harus mual mual.
badan queen pagi ini ntah kenapa menjadi sangat lemas, bahkan untuk berdiri saja tidak bisa queen duduk di dalam kamar mandi sambil masih mual mual.
satu jam berlalu akhirnya tubuh queen mulai membaik, dia pun keluar dari kamar untuk mengambil air karna biasa nya Darren yang sudah mengambil kan minum untuk queen kalau queen mual mual.
baru saja pintu itu terbuka, queen di buat kaget dengan ada nya Darren yang sedang tertidur di depan pintu kamar itu.
"mas mas bangun kenapa tidur di sini, astaga" queen mengguncang tubuh Darren.
"queen" ucap Darren.
"iya aku di sini, ayo kamu bangun dulu aja pintah ih kenapa tidur di sini"
Darren pun duduk, dia menatap wajah queen dengan muka yang sudah bengkak dia juga menangis.
"kamu kenapa? kamu nangis?? kamu kenapa mas??" kaget queen.
"maaf" ucap Darren dia terus menangis sambil menunduk.
queen merasa kebingungan, ada dengan suami nya ini.
"kamu kenapa sih?? ada apa?? maaf?? maaf kenapa??, udah ayo pindah dulu ke kamar, kenapa sih malah tidur di sini"
queen membantu Darren untuk bangun, Lalau mereka berjalan menuju kamar.
sesampainya di kamar Darren juga masih tetap menangis, queen sempat minum sebentar karna di kamar Darren ada air minum.
"kamu kenapa?" tanya queen.
"ak-aku bukan ga seneng kamu hamil aku bahkan senang banget banget akhirnya kita bakal punya anak, tapi banyak yang aku takutin aku ga tau bakal bisa jadi orang tua yang baik atau ngga aku ga tau aku bisa ga jaga kamu dan anak itu nanti nya, aku takut kalau malah nanti aku nelantarin kalian ya aku ga mau itu terjadi tapi aku takut, aku juga denger Kata temen aku melahirkan itu adalah pertaruhan nya nyawa dan itu sakit, aku ga mau kamu ngerasain sakit ituu" tangisan Darren menjadi semakin menjadi jadi dia juga memeluk tubuh Queen dengan sangat erat.
"mas, kita jaga anak ini bareng bareng, kamu aja ga pernah nelantarin aku, aku yakin kamu pasti bakal jadi orang tua yang baik buat anak kita, jujur aku juga belum yakin tapi kalau kita sama sama yakin dan saling support satu sama lain aku yakin kita bisa mas, soal yang melahirkan itu udah jangan pikirin itu aku juga kepikiran tapi itu kan masih lama jadi jangan terlalu mikirin itu"
ini terasa terbalik harus nya suami yang menyemangati istri nya tapi ini malah istri yang menyemangati suami nya.
queen juga membalas pelukan Darren dengan sangat erat, "udah mas jangan nangis lagi"
**
5 bulan berlalu, perut queen sudah mulai terlihat kalau diri nya sedang hamil, bibi juga sudah kembali ke rumah Darren bibi sangat senang mendengar kalau queen sedang hamil.
Darren juga menjadi sangat posesif pada queen, bahkan queen tidak di perbolehkan untuk apa apa dia takut queen dan baby kenapa kenapa.
bahkan berjalan saja kadang Darren menuntun nya, itu memang lebay tapi Darren mementingkan keselamatan queen dan baby nya.
kini queen dan Darren sedang berada di kamar, "kalau dia cowo dia pasti ganteng kaya aku dan kalau dia cewe dia pasti cantik kaya kamu" ucap Darren sambil memainkan perut queen.
"iya lah kalau dia mirip pak satpam ini berarti anak nya pak satpam"
"ih amit amit, ini anak aku, cape cape bikin selama ini"
"kamu cape????? kalau aku belum paksa kamu berenti kamu mana mau berenti"
"hehe, kan enak aku mana bisa berenti apa lagi dengerin kamu teriak teriak sambil panggil panggil nama aku behhh makin bikin aku ga mau berenti"
"dihh, malu di denger tuhan,"
"ayo lah"
"ayo apa??!"
"itu aku jadi pengen"
"astaga, kamu ga liat di perut aku aja ada anak kamu bisa bisa nya kamu ngajak kaya gitu, aku ga mau kalau baby nya belum keluar"
"tapi kan pas cek kemarin kata nya boleh, malah itu bagus kalau di lakuin pas kandungan akhir itu bisa mempergampang kamu melahirkan"
queen geleng-geleng kepala mendengar ucapan suaminya itu "ga pokok nya aku ga mau dan ga akan mau, udah lah tahan kamu ini ih nafsuan"
Darren memaksa queen karna dia tidak bisa di bilang tidak kalau masalah yang seperti itu, dia tidak bisa menahan nafsu nya sendiri.
ENDDDDDD!!!
(maaf guys ending nya kaya gini, aku bingung bikin ending nya gimana)