Namaku Mia aku wanita karir yang pindah dari kota b ke desa x karena ingin healing dari pekerjaan berat.
Setelah sampai aku di ajak berkeliling oleh kepala desa,setelah Mia selesai berkeliling kepala desa mengantarkannya ke rumah.
"Mia di desa ini ada pantangan bahwa jika kamu ingin tetap tinggal di sini jangan mencoba membuka pintumu apalagi mengintip saat ada yang mengetuk pintu tengah malam" ucap kepala desa "kenapa?" Tanyaku penasaran "karena yang mengetuk bukan manusia"ucap kepala desa
~Satu minggu berlalu~
"Kak gimana tinggal di desa itu?" Tanya adikku di telfon,"enak banget sejuk bahkan warganya ramah tamah"jawabku dengan penuh semangat.
"OHH ya kak? Lalu kapan kakak akan kembali?" Tanya adikku lagi,"eumm... Mungkin bulan depan" jawabku. Kami pun mengobrol sampai tengah malam,saat aku ingin tidur aku dengar suara ketukan pintu.
Tok tok tok
'siapa yang mengetuk pintu tengah malam begini' pikirku,saat hendak membukakan pintu aku teringat ucapan kepala desa aku pun memutuskan untuk tidak membuka pintu.
Semakin lama suara ketukan itu semakin kencang membuatku penasaran aku pun memutuskan untuk mengintip dari sela pintu,terlihat sosok hitam besar dan tinggi,dia menoleh kearah sela pintu seolah melihatku dan tersenyum menyeramkan,aku ketakutan sangat takut Suara ketukan pintu itu semakin kencang dan juga terdengar suara lirih yang lama lamanya terdengar seperti berteriak "BUKA PINTUNYA AKU TAHU KAU MELIHATKU" ucapan itu terus diulang ulang dan semakin lama semakin keras membuatku ketakutan.
~keesokan paginya~
Malam itu terasa sangat lama bagiku suara suara menyeramkan itu telah hilang,setelah hilang aku pun mengecek dan mengintip keluar,setelah memastikan makhluk itu sudah tidak ada aku pun langsung keluar dan mencari kepala desa.
Setelah menemukan kepala desa aku pun menceritakan tentang kejadian semalam,kepala desa tampak marah dan hawatir "bukankah kemarin saya sudah bilang bahwa jangan mengintip saat ada yang mengetuk pintu tengah malam!,huft baiklah" kepala desa memberikanku sebuah kalung "pakai kalung ini dan pergi dari desa ini jangan lepaskan kalung ini sebelum keluar dari desa ini",aku pun hanya menurut dan membereskan barangku dan pulang ke kota.
~sesampainya di rumah~
"Kak kenapa udah pulang?,ngga jadi liburannya?" Tanya adikku,aku pun langsung memeluk adikku sambil menangis.
Mulai dari hari itu aku tidak berani melakukan pantangan yang dilangrang.