"Selamat pagi semuanya. Semangat Pagi!" Kata seorang pria paruh baya di depan teman-teman yang lain.
"Semangat pagi! Huh! Hah!" Sahut yang lain dengan penuh semangat.
"Sebelum kita mulai briefing hari ini, kita kedatangan teman baru." Kata pria paruh baya tersebut. "Silahkan masuk."
Saat itu juga terlihat seorang pemuda yang mungkin baru lulus sekolah memasuki ruangan. Ia memasuki ruangan dengan canggung.
"Silahkan perkenalkan perkenalkan diri kamu."
"Baik. Terima kasih Pak." Kata pemuda tersebut. "Perkenalkan, nama saya Johann. Umur saya 18 tahun. Saya karyawan baru di perusahaan ini. Mohon bimbingannya."
"Karena Johann belum punya pengalaman di bidang ini, saya minta Elihu untuk mendampingi Johann sementara waktu."
"Baik Pak." Kata Elihu kepada pria paruh baya yang bernama Pak Tono.
Selesai briefing, Elihu dan Johann pun bercakap-cakap di lobi kantor mereka. Tiba-tiba seorang pria dari devisi HRD datang menemui Johan.
"Selamat siang Pak Johan. Apakah Pak Johan sudah mempunyai rekening BCA?" Kata pria tersebut.
"Selamat siang. Saya belum punya rekening BCA."
"Kalau begitu, silahkan Bapak buat rekening BCA lalu memberitahukan nomor rekeningnya ke pada saya."
"Baik Pak."
Kemudian pria itu pun pergi meninggalkan Johann dan Elihu. Elihu dan Johann pun kembali bercakap-cakap
"Kamu belum punya rekening BCA, Johann?" Tanya Elihu.
"Belum Ko."
"Kalau begitu, kalau boleh aku beri saran lebih baik kamu buka tabungan expresi saja."
"Memang kenapa Ko?"
"Selain persyaratan dokumen yang mudah, setoran awalnya juga murah. Cukup bawa lima puluh ribu rupiah, kamu sudah bisa buka rekening. Kamu juga bisa mengaktifkan BCA Mobile, internet banking serta aplikasi myBCA. Kamu juga bisa membeli reksadana dan obligasi di aplikasi MyBCA. Namun jika kita membuka tabungan ini kita tidak akan mendapatkan buku tabungan. Walaupun begitu, kelemahan tersebut bisa ditutupi dengan internet banking. Lewat internet banking kamu bisa melihat mutasi selama tiga bulan ke belakang. Namun kalau kamu memang butuh laporan mutasi tabungan secara fisik, kamu tetap bisa mencetak laporan mutasi rekening kamu dengan datang langsung ke kantor cabang BCA terdekat." Kata Elihu menjelaskan.
"Wah, kalau begitu user friendly banget ya Ko? Maksudku sesuai kebutuhan banget. Apa lagi sekarang kan sudah jamannya smart phone. Jadi bisa lihat mutasi kapan saja dan di mana saja."
"Ya. Untuk itulah aku recommend banget."
"By the way, Koko bisa anterin aku buat buka tabungan tidak? Aku belum tau jalan soalnya."
"Bisa. Nanti aku anterin kamu deh."
Setelah percakapan tersebut, Johann dan Elihu pergi untuk membuka tabungan di kantor cabang BCA. Elihu menunggu Johann dengan sabar ketika sedang membuka tabungan. Semenjak saat itu Elihu dan Johann menjadi sangat dekat. Elihu menganggap Johann sebagai adiknya, begitu pula Johan menganggap Elihu sebagai kokonya.
Suatu hari ketika hari libur kerja, Johann mengajak Elihu untuk pergi ke Pantai Kejawanan.
"Koko tahu Pantai Kejawanan gak?" Kata Johann tiba-tiba bertanya.
"Tahu. Memang kenapa?" Kata Elihu.
"Aku penasaran aja mau ke sana."
"Oh. Pantai Kejawanan itu di jalan kalijaga, di sebelahnya tempat pelelangan ikan. Kamu mau ke sana?"
"Ya. Tapi aku gak tahu tempatnya. He... he..." Kata Johann sambil cengingisan.
"Kalau gitu, besok aku anterin deh." Kata Elihu.
"Beneran Ko? Makasih Ko." Kata Johann dengan gembira.
"Tapi kalau mau ke Pantai Kejawanan lebih enak pagi biar bisa lihat sunrise dan main pasir. Kamu bisa bangun paginya?"
"Bisa Ko. Tenang saja. Aku biasa bangun pagi kok."
"Ok. Kalau gitu besok aku jemput ya."
Karena Pantai Kejawanan buka jam 05.30 pada hari Minggu, Elihu pun segera menjemput Johann pagi-pagi benar.
"Johann, aku sudah di depan kosanmu nih." Chat Elihu.
"Ok Ko. Aku ke depan sekarang." Balas Johann.
Setelah Johann keluar, mereka pun langsung berangkat.
Setelah sampai di sana, mereka belum melihat sunrise. Hanya saja mereka baru melihat segaris cahaya yang mempertemukan langit dan bumi.
"Wah, keren." Kata Johann. Ia pun celingak celinguk dan menemukan meja dan kursi yang terbuat dari batu yang direkatkan dengan adukan semen. Kemudian Ia pun duduk di kursi tersebut. Elihu pun mengikutinya dari belakang lalu duduk di kursi yang kosong.
"Gimana? Mau aku fotoin?" Tanya Elihu.
"Nanti saja Ko kalau sunrisenya sudah muncul." Kata Johann.
Mereka berdua pun sejenak terkesima melihat keindahan cahaya tersebut.
"Kita ke dermaga yuk? Biar kalau sunrisenya sudah kelihatan bisa langsung foto." Ajak Elihu.
"Ok Ko." Kata Johann.
Mereka pun terlihat berjalan dalam diam berdua sebelum akhirnya menyandarkan kedua tangan mereka pada pegangan dermaga di ujung dermaga.
"Kayaknya sunrisenya udah mulai terlihat Ko." Kata Johan sambil menunjuk ke arah sunrise yang sudah sedikit terlihat.
"Ya. Tapi menurutku masih belum bagus untuk berfoto."
Kemudian mereka kembali tenggelam dalam pesona Laut Kejawanan, menyanggakan tangan mereka pada pegangan dermaga, sambil menikmati waktu terbitnya sang mentari.
"Kayaknya udah waktunya deh." Kata Elihu. "Mau aku fotoin?"
"Iya Ko. Tolong ya Ko." Kata Johan sambil berpose menengadahkan kedua tangannya seperti menopang sang mentari.
"Kalau ke sini berdua sama cewe romantis kali ya? Sayang, aku ke sininya berdua sama cowo." Kata Elihu.
"Jadi Koko nyesel nih ke sini berdua sama aku?" Kata Johann menyindir.
"Ha.. Ha.. Ha.." Elihu tertawa. "Gak kok. Becanda."
Kemudian mereka pun kembali dalam diam.
"Terus habis ini mau ngapain?" Tanya Elihu. "Mau coba main pasir di bawah?" Katanya sambil menunjuk ke arah bawah tangga dermaga.
"Gak ah Ko. Kayak anak kecil aja main pasir." Kata Johann. "Di sini ada tempat yang jual makanan gak ya Ko? Aku mulai lapar. Tadi belum sempet sarapan roti."
"Ada. Tuh di depan seperti ada foodcourt gitu tempat jual makanan. Hanya saja belum buka semua kayaknya." Kata Elihu.
"Gak apa-apa Ko. Yang penting aku bisa ngisi perut aku."
Mereka pun singgah di salah satu warung dan makan di situ sambil ngobrol.
"Setelah ini Koko ada rencana kemana?" Kata Johann
"Hmm... Sepertinya tidak ada rencana kemana-mana. Memangnya kenapa?" Kata Elihu.
"Koko gak ke gereja? Koko Kristen kan?"
"Aku sudah lama tidak ke gereja."
"Kalau gitu ikut sama aku saja yuk. Tapi aku tidak tahu gereja Khatolik di Cirebon. Apa Koko tahu?"
"Sebenarnya setahuku di Cirebon itu ada dua gereja Khatolik. Yang pertama Gereja Santo Yusuf yang kedua Gereja Bunda Maria. Tapi kalau kamu mau kita ke gereja Bunda Maria saja karena di sana ada taman doanya. Kebetulan aku juga penasaran. Namanya taman doanya Taman Doa Regina Rosari. Selain itu ada Capel Adorasi yang masih berada di lingkungan Taman Doa Regina Rosari dan ada pula Taman Budaya Hati Tersuci." Elihu menjelaskan.
"Kalau gitu kita ke Paroki Bunda Maria saja." Kata Johann. "Kalo misanya jam berapa Ko?"
"Bentar. Aku lihat dulu di webnya yah." Elihu pun membuka handphonenya kemudian mencari jadwal misa Paroki Bunda Maria di handphonenya. "Hmm.. Kita misa jam setengah lima saja ya?"
"Ok Ko."
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah empat sore. Elihu pun siap-siap untuk ke kosan Johann.
"Kamu mau ke mana Elihu." Tanya Tantenya Elihu.
"Aku mau ke gereja Tante." Kata Elihu.
"Ke gereja? Sama siapa?"
"Sama teman Tante."
"Oh. Kalau gitu hati-hati ya."
"Ya Tante."
Elihu pun segera berangkat ke kosan Johann.
"Johann, aku sudah di depan kosan kamu nih." Kata Elihu dalam chatnya.
"Ok Ko. Bentar." Johann pun menata rambutnya dan memakai kacamatanya.
Setelah Johan keluar, mereka langsung berangkat. Mereka berangkat menggunakan motor Elihu.
Di gereja. Mereka mengikuti gereja seperti biasa. Namun Elihu terlihat hanya sekedar mengikuti ibadah misa mingguan. Setelah misa, mereka berdoa di Kapel Adorasi yang masih satu komplek dengan Taman Doa Regina Rosari. Setelah itu mereka berfoto di Taman Budaya Hati Tersuci.
"Tadi gimana Ko? Kalo boleh tahu Koko mendoakan apa?" Kata Johann.
"Aku gak mendoakan apa-apa." Kata Elihu.
"Yah. Sayang banget kalau gitu. Doa orang benar bila yakin didoakan sangat besar kuasanya loh Ko."
Elihu pun hanya diam saja.
Di suatu waktu Elihu dan Johann sedang makan siang di sebuah kedai. Mereka terlihat asik mengobrol sambil menikmati makan siang mereka.
"Ko, ntar malem ada acara gak?" Kata Johann.
"Gak. Emang kenapa?" Kata Elihu.
"Aku mau ngajak Koko makan. Tapi aku gak tahu mau makan dimana."
"Oh. Boleh. Kamu sudah pernah makan di Jalan Pekalipan? Di sana banyak banget yang jual makanan. Kalau kamu mau, nanti aku jemput."
"Ok deh Ko. Ntar aku chat jam berapa kita keluarnya."
"Ok."
Sekitar pukul setengah tujuh, Elihu pun menjemput Johann. Setelah sampai di kosan Johann, Elihu langsung chat Johann.
"Johann, aku sudah di depan kos nih." Kata Elihu.
"Ok Ko. Aku keluar sekarang." Balas Johann.
Setelah sampai di Jalan Pekalipan, mereka pun mampir di salah satu kedai di sana.
"Mas aku mau coba yang best seller di sini ya." Kata Johann kepada waiter.
" Baik. Selain itu, ada yang lain?" Kata waiter.
"Koko mau pesen apa?" Kata Johann kepada Elihu.
"Aku sih bebas aja." Kata Elihu.
"Kalau gitu dua deh Mas." Kata Johann kepada waiter.
"Baik. Mohon ditunggu." Kata sang waiter.
Sambil menunggu pesanan, mereka pun berbincang-bincang di sana.
"Ko, kenapa sih Koko akhir-akhir ini kok gak mau kalau di ajak ke gereja?" Kata Johann
"Gak apa-apa kok. Aku cuma belum mau komitmen aja." Kata Elihu.
"Oh. Tapi terkadang kita harus maksain diri buat hal yang baik loh Ko. Contohnya kaya ke gereja. Terus juga ke gereja itu kan wajib. Seperti ada tertulis di alkitab, 'janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.'"
Elihu pun membalasnya dengan tersenyum mendengar itu. "Nanti aku pasti kasih tahu deh kalau sudah mantap ke gereja."
"Bener ya Ko? Aku gak peduli Koko mau ke gereja Kristen atau ke gereja Khatolik, yang penting Koko tidak ninggalin Kristus."
Setelah percakapan tersebut, waiter pun datang membawa pesanan.
"Oh ya Ko. Lusa kan kita libur, Koko tahu gak tempat beli oleh-oleh di Kota Cirebon? Aku mau ke luar kota. Aku mau beliin oleh-oleh buat keluarga aku."
"Kamu tahu Jalan Pecinan yang deketnya pasar kanoman? Di situ banyak toko oleh-oleh. Coba deh kamu ke sana."
"Oh. Tahu Ko. Aku pernah ke sana. Ok deh Ko. Nanti aku coba ke sana. Thank you ya Ko." Kata Johann.
"Oh ya Ko. Beberapa minggu lagi kan libur panjang, saudara aku ada yang mau liburan ke Cirebon. Aku disuruh mencarikan hotel untuk mereka. Kira-kira Koko ada rekomendasi tidak hotel yang bagus?" Lanjut Johann.
"Kalau menurut aku, Hotel Asri yang di Jalan Karanggetas juga sudah bagus. Selain sudah termasuk hotel berbintang, harganya pun cukup terjangkau. Fasilitasnya pun sudah termasuk cukup lengkap." Kata Elihu
"Oh. Ok deh Ko nanti aku coba ke sana."
Beberapa minggu kemudian pun datang. Saat itu Elihu mengambil cuti untuk pergi bersama om dan tantenya serta mengunjungi makam papahnya.
"Wah, yang baru pulang liburan. Bagi oleh-olehnya dong" Kata Johann.
"Yah kamu gak ngomong sebelumnya." Kata Elihu. "Oh ya, ini aja. Ini aku dapet dari temen aku. Katanya ini semacem vitamin gitu. Kalo badanmu lagi drop kalau minum ini badan kamu langsung pulih lagi."
"Masa sih Ko?" Tanya Johann penasaran. "Aku coba ya Ko."
"Oh ya, minumnya jangan kebanyakan ya. Kata teman aku ini semacam obat keras gitu jadi gak boleh kebanyakan."
"Ok Ko."
Beberapa minggu berlalu setelah Johann mencoba obat tersebut. Ia merasa badannya seperti kurang sehat. Lalu ia mencoba menghubungi Elihu, "Ko, kok badan aku mulai gak enak ya setelah minum obat yang dari Koko."
"Gak apa-apa Johann. Minum lagi saja obatnya. Nanti pasti badan kamu enak lagi." Kata Elihu.
"Oh. Gitu ya Ko? Ok deh Ko nanti aku coba Ko. Thank you ya Ko."
Johann pun mencoba minum lagi obat tersebut dan hasilnya badan Johann kembali segar. Namun setelah beberapa bulan mengkonsumsi obat tersebut badan Johann mulai terasa aneh. Johann pun mulai seperti orang mabuk. Ia berjalan sempoyongan ke kanan dan ke kiri. Ia pun menelpon Elihu untuk mengantarnya ke dokter.
"Ko, bisa antar aku ke dokter gak? Badanku mulai terasa aneh." Kata Johann.
"Bisa Johann. Tapi aku gak bisa sekarang karena aku lagi di luar sama Om dan Tante aku. Kamu minum vitamin yang dari aku lagi saja dulu. Siapa tahu bisa sembuh. Nanti aku usahain secepetnya ke kosan kamu." Kata Elihu.
"Ok Ko. Aku tunggu ya."
Setelah Elihu kembali ke rumah, ia pun segera menuju kosan Johann. Sesampainya di sana ia pun segera menghubungi Johann, "Johann, aku sudah di depan kosan nih." Chat Elihu.
Namun setelah menunggu lama, Johann tidak kunjung membalas chatnya. Elihu pun memutuskan untuk langsung masuk ke kamarnya. Elihu pun terkejut setelah ia sampai di kamar Johann. Ia menemukan Johann sudah terkapar di kamarnya.
"Johann, kamu kenapa?" Kata Elihu cemas. Ia pun menggoyang-goyangkan tubuh Johann. Setelah beberapa lama ia mencoba membangunkan Johann namun tidak berhasil, ia pun berteriak meminta tolong. Namun hal tersebut tidak berhasil karena Jahann sedang sendirian di kosannya.
Elihu pun menemukan bahwa Johann sempat searching di google tentang sesuatu. Ia menemukan bahwa Johann sempat mencari tahu obat yang ia berikan kepada Johann. Dan hasilnya, ia menemukan bahwa obat tersebut termasuk golongan narkotika.
Setelah itu, datanglah beberapa warga yang mendengar teriakan Elihu. Setelah melihat Johan yang terkapar di kamarnya, salah satu warga menelpon ambulance dan polisi.
Setelah diperiksa, Elihu pun ditangkap atas perbuatan mengedarkan narkoba. Ia pun mengaku menyesal atas perbuatannya. Ia pun meminta maaf kepada keluarga Johann atas perbuatannya. Ia mengatakan bahwa ia sungguh tak bermaksud melakukan itu kepada Johann.
Sebulan sebelum Elihu dibebaskan, Elihu mengikuti ibadah di dalam penjara. Di dalam ibadah tersebut pendetanya mengatakan bahwa Kristus sungguh mengasihi setiap manusia yang percaya kepada-Nya. Ia bahkan rela mati untuk menebus dosa umat-Nya. Elihu pun kembali termenung. Ia masih merasa berdosa setelah apa yang terjadi pada Johann.
Kemudian pendeta tersebut mendatanginya dan bertanya, "Anak muda, percayakah kamu kalau Kristus telah menebus dosamu?"
"Aku tidak tahu Pastor, aku merasa bahwa tidak ada yang bisa mengampuni dosa saya." Jawab Elihu.
"Percayalah bahwa Kristus telah mati untuk menebus segala dosa kita seperti yang tertulis dalam Yesaya 53 ayat 6 sampai 8 yang berbunyi, 'Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.'" Setelah itu pendeta tersebut mengajaknya untuk berdoa lalu kemudian ibadah itu selesai.
Sudah beberapa minggu semenjak Elihu dibebaskan, Elihu pun mengambil keputusan untuk melamar pekerjaan. Namun setelah beberapa bulan berlalu Elihu tidak kunjung mendapatkan pekerjaan padahal Elihu telah menambahkan prestasi-prestasinya selama bekerja di perusahaan sebelumnya di dalam CVnya.
Di tengah frustasinya, Tante Elihu mengajak Elihu untuk ke gereja. "Elihu, Tante ingin mengajak kamu untuk pergi ke gereja. Tante tahu kamu sedang frustasi karena belum mendapat pekerjaan. Namun ada ayat di dalam alkitab yang berbunyi, 'Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.' Tante juga tahu kalau itu akan membangkitkan lagi kenangan masa lalu kamu. Namun sungguh tidak ada orang lain lagi yang bisa membantu kamu selain Kristus. Lagi pula bukankah dulu almarhum Johann juga ingin kamu ke gereja?"
Elihu pun merenung beberapa saat sebelum memutuskan. "Ya Tante. Elihu mau pergi ke gereja." Kata Elihu.
Minggu itu pun Elihu bersama om dan tantenya pergi ke gereja. Namun Elihu terlihat nampak tidak terlalu antusias mengikuti ibadah minggu itu. Ia hanya terlihat duduk diam sambil sesekali berdiri saat pujian dinyanyikan namun ia tidak mengikuti pujian tersebut.
Setelah dua jam mengikuti ibadah, akhirnya selesai juga. Setelah sampai di rumah, Elihu pun langsung masuk kamar. Ia langsung melepas sepatunya lalu membaringkan tubuhnya di kasur. Sejenak ia pun terdiam memandang langit-langit kamar. Ia pun mulai memikirkan masa depannya. Sejenak terlintas pula wajah Johann yang sudah ia anggap sebagai adiknya. Namun yang membuat ia sangat lelah ialah ketika kejadian masa lalunya terlintas di benaknya. Elihu pun langsung membenamkan wajahnya di bantal.
Ia teringat tentang kedua orangtuanya. Dulu keluarganya adalah keluarga yang harmonis. Namun kemudian, usaha papahnya bangkrut lalu mamahnya pergi meninggalkan mereka berdua dan papahnya pun meninggal terkena serangan jantung. Setelah ingatan itu terlintas di benaknya, kemudian ia pun terlelap dalam amarahnya.
Setelah beberapa minggu ia bergereja, ia ditawari pelayanan di gereja tersebut. Elihu pun menolak akan hal itu. Namun setelah pendeta di gereja tersebut mengetahui alasannya, pendeta tersebut mengatakan: " Di dalam Yeremia 29:11 dikatakan bahwa rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh pengharapan. Untuk itulah tetaplah percaya bahwa apapun yang terjadi rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan. Dan Tuhan akan memberikan kepadamu hari depan yang penuh pengharapan. Dan juga tahukah kamu, salah satu hal yang Tuhan ingin kita lakukan ketika kita menaruh pengharapan kita kepada Kristus adalah mengampuni."
Setelah mendengar kata-kata pendeta tersebut, Elihu pun menyetujui untuk ikut dalam pelayanan. Namun hal tersebut tidak membuat hidup Elihu menjadi lebih baik. Seringkali ada seorang pelayan yang membicarakan tentang masa lalunya mengenai Johann waktu ia masih bekerja di tempatnya yang dulu. Akibatnya banyak orang yang mulai menjaga jarak dengannya. Walaupun begitu, seperti yang tertulis di dalam firman Tuhan bahwa Tuhan tidak akan membiarkan umat-Nya dicobai melebihi kekuatannya. Ia mengirimkan seorang penolong yang menolong Elihu ketika hati Elihu sedang gundah.
"Halo Ko. Pasti abis disindir lagi ya?" Kata Hester.
Elihu pun hanya membalasnya dengan senyuman.
"Sabar ya Ko. Koko harus yakin kalau dosa Koko sudah ditebus oleh Tuhan Yesus."
"Aku hanya sedikit kecewa. Bukankah Kristus sudah menebus segala dosaku? Tapi mengapa seolah-olah Tuhan masih menghukum aku?"
"Walaupun terkadang Tuhan memang mengizinkan segala sesuatu yang buruk itu terjadi dalam hidup kita yang nampak seperti Tuhan sedang menghukum kita, tapi sungguh Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang penuh kasih. Tuhan mengizinkan segala sesuatu yang buruk terjadi itu bukan untuk menghukum kita. Tapi terkadang hal tersebut terjadi karena Tuhan ingin membersihkan kita supaya kita lebih banyak berbuah. Maksud aku seperti tertulis di Yohanes 15:2 bahwa setiap ranting yang ada pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Sekalipun mungkin ada orang-orang yang ingin menjatuhkan Koko dengan mengorek masa lalu Koko, namun percayalah bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Maksud aku seperti apa yang dikatakan Yusuf kepada saudara-saudaranya yang mengatakan bahwa: 'Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan.' Yang perlu kita lakukan adalah bertobat dan berjalan seturut dengan Firman Tuhan. Biar sisanya, Tuhan yang berperang untuk kita seperti yang tertulis dalam Keluaran 14:14."
Setelah percakapan tersebut, Elihu pun menjadi lebih tenang. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Hester atas apa yang telah ia sharingkan kepadanya.
"Tuhan, aku tahu bahwa aku adalah orang berdosa. Namun aku percaya bahwa Engkau telah menebus dosaku. Aku percaya bahwa di dalam-Mu tidak ada lagi penghukuman. Biarkanlah aku bersembunyi di belakang salib-Mu." Kata Elihu dalam doanya sebelum tidur.
Sekalipun Elihu sudah lebih tenang menghadapi masalah orang-orang yang sering menyindirnya, hal tersebut tidaklah membuat Elihu lebih ceria. Elihu masih sering menyendiri memikirkan masalah lainnya. Hal itu pun disadari oleh Hester karena ia masih sering melihat Elihu sendiri. Walaupun begitu, Hester tidak berani terlalu banyak mencampuri urusan pribadi Elihu.
Suatu hari, Hester terlihat sedang sendiri. Ia sedang asik mendengarkan musik dengan airpodsnya. Ia tidak menyadari bahwa Elihu sedang memperhatikannya. Tiba-tiba Elihu mengambil salah satu airpodsnya dan duduk di sampingnya. Hester pun terkaget dan menatap Elihu sambil membatu.
Setelah Hester memproses sosok yang ada di hadapannya di dalam pikirannya, mukanya pun memerah dan ia terlihat gelagapan.
"Ko Elihu!!" Kata Hester.
"Ini lagunya Claudia Emmanuella yang If I Try kan?" Kata Elihu tanpa memperhatikan tingkah laku Hester.
"Engh... Iya Ko."
"Kamu suka lagunya Claudia?"
"Iya Ko. He.. he.."
Tiba-tiba datanglah seorang wanita memanggil Hester.
"Hester. Ayo masuk." Kata wanita tersebut.
"Ya Tante."
Hester pun meminta ijin untuk mengambil airpods yang tadi di ambil oleh Elihu. Kemudian ia pun berlari masuk ke ruang ibadah.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, Elihu pun belum mendapat pekerjaan hingga saat ini. Ia pun telah merasa frustasi karena hal tersebut. Namun tiba-tiba, "Ting.." HPnya berbunyi. Ia mendapat sebuah pesan tentang sebuah lowongan walk in interview di HPnya dari nomor tak dikenal. Pikirannya pun menerka-nerka, "Siapa yang mengirimkan pesan ini?" Ia pun penasaran dan mencoba untuk melamar ke perusahaan tersebut.
Keesokan harinya, Elihu pun mendatangi perusahaan tersebut. Ia mengikuti serangkaian proses interview tersebut. Mulai dari psikotes sampai tahap interview. Setelah menyelesaikan tahap tersebut, Elihu pun diminta untuk menunggu. Ketika sedang menunggu tersebut, Elihu berdoa dalam hatinya agar ia dapat diterima di perusahaan tersebut dan setelah ia berdoa, ia dinyatakan diterima di perusahaan tersebut.
Hari itu adalah hari minggu, beberapa minggu setelah Elihu diterima bekerja. Seperti biasa, Elihu pelayanan di gereja. Namun saat itu ia tidak melihat Hester tugas singer. Elihu pun bertanya kepada petugas stage manager yang saat itu bertugas. Namun hal tersebut didengar oleh seseorang yang suka menyindir Elihu.
"Kamu ini pura-pura tidak tahu atau bodoh sih!? Apa kamu tidak tahu kalau apa yang dia lakukan selama ini ke kamu itu karena dia suka sama kamu!? Apa kamu tidak tahu bahwa pekerjaan baru kamu itu adalah dari tantenya Hester!? Dan sekarang Hester sedang putus asa untuk mendapatkan cinta kamu. Ia berniat pergi dengan menerima beasiswa untuk melanjutkan studynya." Kata orang tersebut dengan nada tinggi.
Mata Elihu pun terbuka. Ia sama sekali tidak menyadari akan hal itu. Ia pun baru baru menyadari perasaan aneh yang ia rasakan ketika bersama Hester itu adalah karena ia pun suka pada Hester.
Setelah itu, Elihu pun segera pergi dengan motornya. Ia pun berniat pergi ke rumah Hester. Ia berharap kalau ia belum terlambat untuk meluruskan semuanya.
Setelah Elihu sampai di dekat rumah Hester, ia melihat sebuah mobil berwarna hitam keluar dari rumah Hester. Ia melihat seseorang yang ia kenal duduk di dalam mobil tersebut. Elihu pun langsung menghadang mobil tersebut.
"Ko Elihu?" Kata Hester yang melihat seorang pria yang berdiri di depan mobilnya. Ia pun segera turun dari mobil dan mendekati Elihu.
"Ko Elihu kenapa ke sini?" Kata Hester.
Elihu pun memeluk gadis yang ada di hadapannya tersebut.
"Aku ingin berterima kasih untuk apa yang sudah kamu lakukan untuk aku. Dan maaf kalau aku tidak menyadari akan perasaan kamu." Kata Elihu.
Hester pun langsung membalas pelukan Elihu yang sedang memeluknya.
"Hm... Tidak apa-apa Ko."
"Sekarang, aku ingin bertanya. Apakah kamu mau jadi pacar aku?"
Hester pun tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. "Ya Ko. Aku mau." Mereka pun saling mengeratkan pelukan mereka sebelum akhirnya mereka melepaskan pelukan mereka.
"Kalau begitu, aku akan bilang sama orang tua aku kalau aku ingin membatalkan beasiswa aku."
Namun Elihu menghentikan niat Hester tersebut. "Tidak perlu. Bukankah itu adalah beasiswa yang menjadi impian kamu selama ini? Namun, bisakah kamu menunda kepergian kamu selama seminggu ini? Aku masih ingin bersama kamu selama seminggu ini. Sebelum akhirnya aku harus menunggu kamu selama beberapa tahun."
Hester pun menyanggupinya. Ia berbicara dengan orang tuanya bahwa ia akan menunda kepergiannya selama seminggu.
Beberapa hari pun berlalu. Elihu melihat seorang wanita yang ia kenal sedang bercakap-cakap dengan tantenya.
"Mamah?" Kata Elihu. Wanita itu pun memandangnya dan tersenyum kepadanya.
Beberapa menit telah berlalu dalam diam. Sebelum akhirnya mamah Elihu memecah kesunyian tersebut.
"Kamu terlihat sudah dewasa sekarang. Mamah dengar dari tante kalau kamu sudah punya pacar?" Kata Mamah Elihu.
"Iya mah. Elihu sudah punya pacar sekarang." Kata Elihu yang masih merasa canggung.
"Elihu. Mamah mau minta maaf kalau mamah sudah meninggalkan kamu dan papah. Mamah tahu kalau kamu marah dan kecewa, tapi mamah berharap kamu mau memaafkan mamah."
Elihu pun terdiam sejenak. " Gak apa-apa kok mah. Elihu sudah maafin mamah."
Seketika itu juga, mamah Elihu pun menangis di hadapan Elihu. Elihu pun beranjak dari tempat duduknya dan kemudian memeluk mamahnya.
Setelah mamahnya pergi, Elihu pun menceritakan semuanya kepada Hester.
"Oh, jangan-jangan hal ini yang membuat Koko kelihatan murung ya?" Tanya Hester
"Ya. Aku minta maaf kalau aku belum cerita sama kamu." Kata Elihu.
"Gak apa-apa kok Ko. Kadang-kadang memang ada hal yang kita pikir hal tersebut tidak perlu untuk diceritakan. Apa lagi waktu itu kan kita belum pacaran. Tapi aku berharap, setelah ini Koko mau terbuka sama aku. Karna biar bagaimanapun aku tahu, walaupun kita sudah pacaran, masih ada hal yang masih belum aku ketahui dari Koko dan aku ingin mengenal Koko lebih lagi." Elihu pun menyanggupi permintaan gadis yang sedang bertelepon dengannya tersebut. Karena ia percaya jika gadis yang sudah menjadi pacarnya tersebut akan mengerti tentang perasaannya.
Setelah kejadian tersebut, Elihu pun bersyukur karena setelah apa yang ia alami semuanya berakhir dengan bahagia. Dan orang yang sering menyindirnya itu juga sudah tidak lagi membicarakannya.