Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Mereka diberi akal untuk berpikir, emosi, nafsu, bahkan pilihan untuk memilih jalan yang ingin mereka lalui.
Dalam kehidupan, manusia itu berbeda dengan makhluk lainnya. Mengapa? Itu karena dunia ini adalah panggung untuk manusia tampil.
Sebuah kisah perjalanan akan tercipta, semua orang akan menjadi pemeran utama di cerita mereka sendiri.
Jalan cerita kehidupan tiap orang juga akan berbeda, bisa menjadi cerita kehidupan yang lancar atau yang hancur sekalipun. Hal yang tidak dapat di mengerti, banyak yang masih saja salah pilih jalan.
Hidup itu bagai permainan, jadi pilihlah baik-baik pilihan mu. Atau kau akan kalah dalam permainan kehidupan ini. Nyawa mu hanya ada 1 ingat.
............
Terdengar suara ayam berkokok, langit yang semula gelap berubah menjadi oranye dan perlahan sinar dari matahari pun terlihat. Ia terbangun dari mimpinya, suara bising yang terus berbunyi menandakan bahwa waktu istirahat telah berakhir.
Matanya yang masih mengantuk bagai tak segan untuk terbuka itu membuat dirinya terlihat seperti orang yang sudah tidak tidur untuk waktu yang lama.
Setelah bangun ia duduk termenung dikasur sembari menatap lekat pintu kamarnya. Entah apa yang ia tunggu-tunggu, tetapi bisa diketahui itu adalah sesuatu yang berharga dan sangat diharapkan dari tatapan matanya. "Hari ini juga tidak ya..." Gumamnya pelan.
Setelah duduk termenung untuk waktu yang cukup panjang, akhirnya ia beranjak dari kasurnya. Kakinya yang masih tak bisa kokoh menahan berat tubuh membuat jalannya sedikit sempoyongan.
Kemudian ia selesai bersiap dan mulai berjalan keluar kamarnya. Tiba-tiba *bruk!*, alangkah sakit badan nya yang terhantam kebawah karena sesuatu. Rupanya itu adalah botol kaca yang terlihat berserakan dimana-mana.
Dengan wajah muram, satu persatu botol ia ambil dan di buang ke tempat sampah. Jalannya yang pelan mengarah menuju seorang wanita yang tergeletak di sofa ruang tamu dengan memegang botol. "Bu...aku pamit ya" Ucapnya sembari memegang tangan dan mengecupnya.
Nama nya adalah Revano. Seorang lelaki berumur 16 tahun. Dia tinggal bersama ibunya dirumah dengan adik perempuan nya yang bernama luisa. Adiknya, luisa berumur 10 tahun berbeda 6 tahun dengan kakaknya revano.
Revano pergi kesekolah dengan memakai sepeda motor, sebelum ia pergi kesekolah ia mengantar adiknya dulu.
" sa, udah ambil uang jajan hari ini belum?"-tanya revano
"Belum bang, ibu tadi kan masih tiduran di sofa. Kalo aku bangunin nanti ibu bisa marah"-jawab luisa dengan wajah datar seperti menganggap hal ini adalah bagian dari hidupnya yang sudah biasa terjadi.
"Yaudah. Ini abang bawa uang lebih juga, nanti abang kasih Rp.4000 cukup ga?"-dengan senyum manis revano bertanya pada adiknya
"Cukup kok bang. Segitu sih kebanyakan menurutku. Abang nanti gimana di sekolah, apa uangnya cukup? Kan abang nanti juga ada ekstra sampai sore kan?"-luisa
"(Tersenyum) cukup kok...cukup"-jawab revano
* SESAMPAINYA DISEKOLAH LUISA
"Sa..nih uangnya (memberi uang)"-revano
"Makasih bang"-luisa
Setelah mengantar luisa, revano menancap gas motornya dan pergi ke sekolah nya. Disana ia dimarahi teman osisnya lagi karena hampir telat masuk sekolah.
"Bro!! Jangan tutup dulu bro!"-teriak revano
"(Menahan gerbang) cepetan!"-teman osis
Revano masuk kesekolah dan memarkirkan motornya. Ia pergi menghampiri teman karibnya itu yang sudah biasa menolong nya jika hampir telat masuk sekolah.
"Thanks bro, udah nahanin gerbangnya"-revano
"Kalem bro, lu mah udah biasa hari-hari hampir terlambat. Udah gak kaget gua mah"-teman osis
"Yok masuk kelas dan!"-revano
Di kelas revano terkejut melihat temannya cika melempar sapu kearahnya. Revano tertawa kecil dengan ekspresi merasa bersalah.
"Hari ini jadwal piket gua ya?"-revano
"Ya iyalah, pake nanya kamu van! Piket noh, udahku sisain di meja laki-laki buat kamu sapu!"-cika
"Haha, oke-oke. Maaf ya cik.."-revano
"Hmph! (Pergi duduk di kursi nya)"-cika
"Semangat nyapunya bro, gua kasih dukungan 2 jempol nih (memberi 2 jempol tangan)"-danur
"Okelah, sana duduk lu. Mau gua sapu nih"-revano
Jam pelajaran pun dimulai. Seperti biasanya revano rajin belajar dan mendengarkan penjelasan guru. Revano itu anak pintar, dia selalu mendapatkan ranking 1 di kelas dan menjadi ranking 2 diseluruh sekolah nya. Walaupun ia sering sekali lupa mengerjakan tugas, sering terlambat, tapi karena ia rajin belajar semua kesalahannya selalu terampuni. Tampa disadari akhirnya bel istirahat berbunyi.
"Baik anak-anak. Kita akhiri pelajaran fisika kali ini. Ibu harap tugas kelompok kali ini kalian dapat menyelesaikan nya tepat waktu"-bu fisika
"Baik bu...!"-jawab murid-murid
"Bagus. Ibu harap itu bukan hanya omong kosong belaka (pergi meninggalkan kelas)"-bu fisika
"Yaelah..van, masa bu fisika ngasih waktu nya cuma 4 hari doang sih...!"-danur
"Lah, lu tadi kenapa ga nawar?"-revano
"Udah gila ya lu?! Kalau nanti gua malah dikasih waktu jadi 2 hari gimana, kan lu tau sendiri seberapa galaknya bu fisika!"-danur
"Haha, (tertawa) ya gimana bro..gua mah santai-santai aja. Ada luna di kelompok gua"-revano menjawab dengan menaikan bahunya
"Ye, lu kan pinter ditambah ada si cantik luna yang pinter juga ya jelas lah aman lu!"-danur
"Yaudahlah, yok jajan di kantin!"-revano
Mereka pergi kekantin dan memesan bakso seperti biasanya pada bu kantin yang bernama Bu Yuyu, biasa di panggil bu yu.
"Bu yu! Biasa bakso nya 2. Satu mie kuning satunya mie putih aja!"-revano
"Ya..duduk aja di mari sebentar ya van!"- bu yu
* BEBERAPA MENIT KEMUDIAN
"Nih baksonya (meletakkan bakso dimeja)"-bu yu
"Makasih bu yu!"-jawab Danur dan Revano bersamaan
Setelah selesai makan danur dan revano pun duduk dikantin dulu, mereka biasa menunggu bel masuk kelas di tempat bu yu.
"Van...lu tau ga? Masa kemarin gua lihat si hansen nembak si luna lagi. Mana nembaknya di tempat yang rame lagi. Si luna kan makin marah sama tu anak jadi nya"-danur
"Hansen masih suka sama luna?"-tanya revano dengan ekspresi datar
"Iya! Gila banget tu orang, padahal udah lebih dari setahun dia di tolak mulu. Masih semangat ae tuh bocah ngejar luna"-sahut danur dengan wajah terheran-heran
"Ya...mau gimana lagi udah terlanjur jatuh cinta nyampe buta mata kek gitu. Susah, ga ada obatnya"-revano menjawab dengan santai
"Iya juga sih.."-danur
"Oh iya, si carl mana?"-tanya revano
"Biasalah, lagi ada di bk dia.."-danur menjawab dengan enteng
"Kena lagi dia? Wkwk"-revano
"Ya biasalah, telat nya karena mampir ngopi dulu"-danur
"Yo bro!"-carl
"Nah bocahnya nongol"-revano
"Hehe, sorry bro..biasalah absen di bk dulu.."-carl
"Halah! Basi."-danur
Perbincangan mereka berlanjut lama di kantin hingga akhirnya bel masuk kelas berbunyi. Mereka masuk kekelas dan belajar lagi. Setelah jam pelajaran hari ini habis, mereka berganti baju dan menuju lapangan basket seperti biasa. Ekstra basket sore.
Banyak cewek-cewek yang berkerumun di sekitar lapangan basket, mereka datang berbondong-bondong hanya untuk melihat revano dan hansen. Tidak usah heran, itu semua terjadi karena mereka berdua memiliki wajah yang tampan. Banyak cewek yang memberi semangat dan minum pada mereka berdua.
"Yo van! Udah lama nih kita gak main bareng"-hansen
"Haha, biasalah...pengap cuy, rame"-jawab revano
"Hahaha bener juga kata lu!"-hansen
Setelah mereka selesai berlatih dan bertanding banyak cewek yang menghampiri mereka dan memberi minum. Revano selalu menerima tawaran minum karena merasa tidak enak jika menolak.
"Kak vano..ini minumnya. Tolong di terima dan diminum ya kak!"-ujar salah satu siswi
"Kak! Punya juga di ambil dong!"-sahut siswi lainnya
"Ah..iya-iya makasih.."-jawab revano dengan kesulitan
"Bro, lu liat luna ga?"-hansen
"Liat kok. Tadi dia ada disini nonton bareng temen-temen nya. Trus...keknya udah pulang"-jawab revano
"Iya, tadi gua liat mereka dah pulang"-sahut danur
"Yah...udah pulang duluan dia"-jawab hansen dengan ekspresi kecewa
"Gua duluan ya bro!"-revano
"Yoi!"-sahut teman-teman basket nya
Revano pulang kerumah nya, sebelum pulang ia mampir ke warung membeli makanan untuk makan malam. Sesampainya dirumah lagi-lagi ibunya tidak ada disana.
Dengan wajah penuh dengan kekecewaan revano masuk dan membersihkan dirinya. Ia mandi terlebih dahulu. Dikamar mandi, ia termenung melihat kebawah lantai dengan air yang terus mengalir di atas kepalanya menyeluruh keseluruh tubuhnya.
Selesai mandi revano segera mengenakan pakaian dan pergi kekamar adiknya.
"Sa...(mengetuk pintu)"-revano
"Iya bang. Ada apa? Masuk aja"-luisa
"(Masuk) sa, udah mandi?"-revano
"Udah bang"-jawab luisa
"Yaudah, yuk makan. Luisa pasti dah laper kan?"-revano
"(Melompat dari kasur nya dengan senang) iya bang! Luisa dah laper!"-luisa
Kakak beradik itupun makan malam bersama. Walaupun tentunya dalam keheningan itu mereka memiliki pemikiran rumit yang mereka tahan di kepala mereka. Walau hanya sekilas, mereka membayangkan bisa makan bersama ibunya lagi seperti dulu.
Ibu mereka berubah menjadi suka keluyuran dan pulang dalam keadaan mabuk semenjak ayah mereka berselingkuh dengan wanita lain. Mereka pun bercerai dan kakak beradik lebih memilih tinggal dengan ibu mereka. Ayah mereka tetap sering mengirim uang pada revano, karena ayah mereka lebih percaya pada revano di banding mantan istri nya itu.
Revano mengelola uang sehari-hari nya dan adiknya. Walau uang yang di berikan oleh ayah mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan hidup kakak beradik tetapi revano tidak pernah memakainya secara berlebihan. Revano sering juga memberi uang pada ibunya. Karena ibu mereka sama sekali tidak bekerja.
Merasa bersalah karena hanya bisa menghabiskan uang dari ayahnya, revano pun mulai bekerja. Ia bekerja sebagai programmer dari rumah. Penghasilan revano dapat mencukupi seluruh kebutuhan hidup satu keluarga nya.
Kandasnya, itu membuat jam tidur revano banyak terambil. Kesehatan revano dipertaruhkan disituasi ini, dia harus bergadang untuk bekerja dan harus mengurus kehidupan sekolah nya juga. Belum lagi dia juga harus mengurusi adik dan ibunya juga.
"Bang...maaf udah nyusahin abang selama ini"-ucap luisa
"...(terdiam sejenak karena terkejut) luisa ga nyusahin abang kok"-jawab revano dengan wajah khawatir dan tersenyum
"Ga usah bohong bang. Luisa tahu abang sering bergadang buat kerja makannya pas pagi-pagi abang kelihatan cape banget"-luisa
"Luisa...udah ga usah mikirin abang. Yang Abang mau tuh luisa bisa sekolah, rajin belajar nya trus bisa capai cita-cita luisa"-ucap revano dengan senyum lembut
"(Tersenyum kecil) makasih bang..."-luisa
"Yaudah cepet abisin makannya trus tidur"-revano
"Abang juga jangan lupa tidur juga.."-omel kecil luisa
"Iya-iya.."-ucap revano yang terkekeh kecil
Pada tengah malam, bel rumah terus berbunyi. Revano berlari ke arah pintu secepat nya karena tahu siapa yang memencet bel dari luar.
"(Membuka pintu) bu..."-revano
"Minggir! (Mendorong revano)"-ibu
"Bu, kenapa pulang malam? Ibu minum-minum lagi?"-revano bertanya dengan wajah yang sangat khawatir
"Emangnya kenapa hah?! Lu mau ngelarang-larang gua juga kayak ayah lu hah?!"-jawab ibu dengan wajah emosi dan kondisi tidak stabil
"Maaf bu, revano cuma khawatir sama-"-revano
Ibu revano melempar tas kearah revano, lalu berteriak kepadanya. Luisa yang mendengar suara ibunya yang keras dan sedang memarahi juga memaki kakaknya menjadi ketakutan. Ia menutup telinga nya dengan headset dan menaikkan volume musik.
Revano berusaha menenangkan ibunya hingga kepala bagian dahi kirinya terluka karena di pukul dengan botol. *Prang!! Suara keras pecahan botol membuat luisa terkejut dan semakin ketakutan dikamarnya. Darah menetes dari kepala revano. Ibu revano pergi ke kamarnya dengan emosi.
Ia bersandar di tembok dengan sempoyongan, memegangi kepalanya yang mengeluarkan tetesan darah dengan kesakitan. Bergegas berlari kekamar dan mengobati lukanya disana. Setelah mengobati luka di kepalanya, ia menatap kosong atap dan tanpa disadari menetes kan air mata.
Revano tidak pernah menangis sebelum nya sama sekali, saat ia meneteskan sedikit air mata itu membuat hatinya sakit. Semua masalah hidupnya berputar putar dikepalanya saat itu. Revano hanya bisa menatap langit-langit kamar nya dan termenung.
Esoknya, seperti biasa ibu revano tidak sarapan bersama mereka. Luisa yang melihat luka kakaknya menjadi semakin tidak suka dengan ibunya. Berbeda dengan Revano yang sudah dewasa dan memiliki pemikiran yang stabil, luisa masihlah anak-anak.
Bagi luisa, ibunya itu hanya seorang yang jahat pada kakaknya. Luisa sama sekali tidak menyukai itu, sudah sejak lama luisa tidak menganggap ibunya sebagai orang tuanya. Baginya ibu itu hanya panggilan dan status, tidak lebih dari itu.
"Lagi-lagi ibu semena-mena! Padahal abang yang udah ngurus ibu juga ngasih uang buat ibu!"-ucap luisa dengan wajah marah
"Sut...gak boleh ngomong gitu tentang ibu luisa"-jawab revano
"Bang, ibu itu gak tau diri! Dia itu orang dewasa harusnya dia yang hidupin kita, ngerawat kita, bukan malah abang yang ngurusin dia!"-luisa menjadi tidak terkontrol
"Cukup luisa!"-revano
"(Terkejut)..."-luisa
"Huh... maafin abang udah bentak kamu luisa. Tapi abang gak mau kamu ngomong yang enggak-enggak kayak gitu lagi. Luisa kan anak pinter, pasti ngerti maksudnya kan?"-revano
"Iya bang...maafin aku juga karena udah kelewatan"-jawab luisa yang merasa bersalah
Revano pun mengantar luisa seperti biasanya dan setelah nya baru pergi kesekolah nya. Sesampainya disana teman-teman nya terkejut dan bertanya kenapa jidat bagian kiri nya. Revano berbohong dan berkata kalau itu karena terjatuh dari tangga jadi dahinya terluka.
Teman-temannya yang lain mungkin percaya-percaya saja. Tapi, sahabat nya sendiri tentunya tidak bisa ia bohongi. Pada jam istirahat.
"Bro..luka lu pasti bukan karena jatuhkan. Ketara banget lu bohong"-danur
"Haha keknya emang gak bisa ya gua bohong ke kalian"-revano terkekeh kecil
"Bohong ke kita? Gak bakal bisa lah bro. Kita ini udah temenan dari kecil, aneh kalau kita bisa lu bohongin!"-carl
"Ya..bener tuh, gak mungkin banget"-ujar danur
"Iya ya, gak mungkin..."-revano
"Jadi luka lu...karena tante?"-tanya carl
"(Tersenyum pahit) biasa.."-revano
"Huh...(menghela nafas panjang) yang sabar bro, gua yakin suatu hari nanti tante bakal kembali kek dulu lagi kok"-ucap danur yang berusaha menghibur revano
"Bener banget, gua yakin lu kan tulus banget orangnya. Suatu hari nanti tante pasti bakal luluh dan jadi kek dulu lagi"-ucap carl
"Thanks bro..."-jawab revano
Pada saat-saat terpuruk revano, hanya sahabat nya saja yang bisa mengerti dirinya lebih baik dari dirinya sendiri. Mereka teman sejak kecil, main, sekolah, dan kegiatan lainnya mesti mereka lakuin bareng.
Kalo bisa di bilang mereka udah kayak saudara. Bagi Revano sahabat nya itu yang paling penting setelah keluarganya, keluarga kedua istilah nya.
"Eh eh.. omong-omong gimana kabar dek luisa kecil?"-tanya carl
"Baik kok. Kenapa?"-jawab revano
"Kangen gua bro, dulu kan yang jagain luisa kecil kan gua... sekarang udah jadi asing kita.."-ucap carl yang sedih
"Wkwk, ngarep apaan lu dari luisa kecil? Ngarep dianggep kek abang juga, ga bakal!"-ledek danur
"Yaelah lu mah! Dimana-mana temen tu ya suport ini malah nge down mental ane doang!"-ucap carl
"Haha minta aja adik ke emak lu carl, siapa tau kali ini bukan cowok lagi! Tapi cewek!"-ledek Revano
"Ah elah...! Emak gua dah ga mau punya anak lagi gegara dapetnya laki mulu! Gua udah punya 3 adek luknut laki semua oi!"-carl
"Hahahaha"-tawa revano dan danur
Tiba-tiba suasana menjadi serius.
"Bro, ane mau tanya...tapi ini agak terlalu berat pembahasan nya. Gak papakan bro?"-tanya carl
"Tenang..sok atuh tanya apa aja"-jawab revano dengan tenang
"Ane mau tau cerita lengkap awal mula keluarga lu mulai jadi kayak sekarang"-tanya carl dengan hati hati
"Hmm, yah..awalnya semuanya baik-baik aja. Semenjak ibu jadi suka marah-marah dan sensian ke ayah, mulailah jadi ribut. Awalnya sih ayah mah gak masalahin, tapi ibu makin kelewatan nuduh-nuduh ayah yang enggak-enggak. Semuanya jadi kek gini karena ibu terlalu gampang kehasut ucapan nyinyiran temannya."-kata Revano
"Terus..gimana jadinya?"-danur
"Ayah jadi makin kesel ke ibu, baru pulang dikit-dikit diomelin melulu mana ibu juga pernah salah paham pas ayah nganter karyawan ceweknya. Yah, temen ibu yang ngambil foto itu terus manas-manasin ibu. Jadinya ortu ribut parah banget malem itu."-revano
"Gile... terus-terus?"-carl
"Terus, karena cape dituduh ibu mulu...ayah selingkuh. Ketahuan, ribut, marah-marahan, trus akhirnya kata cerai terucap"-revano bercerita dengan wajah yang lelah
"Jadi, to the point nya itu...semuanya karena temen sialan ibu lu yang terlalu ikut campur urusan orang lain trus sama misskom?, gila banget dah!"-ucap carl
"Bener banget, sotoy, nyebelin lagi..gila bener dah!"-sahut danur
"Haha, emang gila kan? Gua aja pas tau semua kejadian ini ngakak dan sedih sama kondisi gak karuan itu.."-ucapnya dengan senyum pahit
"Sabarin aja bro...ini ujian buat lu.."-ucap danur sambil menepuk-nepuk pundak revano
Pulangnya revano menjemput adiknya dari rumah temannya. Karena hari ini revano gak ada kegiatan eksra sama sekali.
"Sa...yuk pulang"-ajak Revano
"Iya bentar bang...aku ambil tas ku dulu. Rin aku pamit dulu ya.."-ucap luisa
"Iya, hati-hati dijalan ya sa.."-sahut Ririn
"Udah beres?"-tanya Revano
"Udah bang"-jawab luisa
Luisa pun naik ke motor Revano. Saat diperhatikan lagi Revano tidak menuju arah pulang. Luisa jadi kebingungan dan bertanya-tanya mau kemana tujuan mereka sekarang.
"Bang! Ini bukan arah pulang kerumah, kita mau kemana?!"-teriak luisa karena suaranya akan lebih terdengar saat sedang naik motor jika teriak
"Ke mall!"-jawab revano
"Hah!? Mall? Ngapain bang!"-tanya luisa
"Jalan-jalan sekalian beli-beli barang!"-revano
"Emang ada uang bang?!"- tanya luisa
"Tenang, abang baru gajian! Ada kok"-jawab revano dengan senang
Sesampainya disana, revano membelikan banyak barang untuk adiknya. Seperti tas, sepatu, baju, alat sekolah, boneka dll. Revano juga beli baju dan jamu untuk kesehatan ibunya. Lalu, revano hanya membeli satu pakaian saja untuk dirinya sendiri.
"Bang, masa belinya cuma kaos doang satu?"-celoteh luisa
"Gak papa, beli 1 aja cukup. Baju abang masih bagus-bagus"-jawab revano
"Ya gak bisa gitu lah bang...sini luisa pilihin satu lagi buat abang!"-celoteh luisa
"Iya..iya..."-jawab revano dengan pasrah
Setelah lelah berbelanja, mereka mampir makan mie ayam di warung favorit luisa. Revano tau, kalau luisa sering banget kalau berangkat sekolah lewat sini selalu aja liatin nih warung.
Pada akhirnya revano ngide aja buat ngajak luisa jalan-jalan trus makan mie ayam disini. Pas baru aja sampai, luisa udah kegirangan karena senang. Karena gak kuat dengan kegemasan adiknya, revano membelikan mie ayam jumbo spesial untuk luisa. Sang adik pun menjadi sangat senang dan bahagia hari itu.
Pulangnya, revano meletakkan martabak telor di meja makan dan menutupnya dengan penutup makanan. Ia juga meletakkan pakaian dan jamu di meja kamar ibunya dengan meninggalkan sepucuk surat.
Ada hari yang jadi hari terberat bagi revano. Ia mengalami kecelakaan, dia di rawat inap hampir sampai 2 bulan di rumah sakit. Revano sampai harus menggunakan uang gajiannya untuk perobatannya dan menggunkan uang dari ayahnya untuk kelangsungan hidup adik dan ibunya. Ia mulai mengalami stress berat memikirkan bagaimana kedepannya.
Pikiran negatif mulai bermunculan satu persatu.
Pada akhirnya, bukannya beristirahat ia masih saja bekerja di rumah sakit dengan laptopnya. Bekerja tanpa henti sampai ia pernah down dan makin parah. Adiknya selalu menegur kakaknya agar beristirahat dan jangan bekerja terus menerus. Tapi, revano tak mendengar kan karena baginya jika ia berhenti bekerja bagaimana keluarganya nanti dapat bertahan hidup dengan kebutuhan yang harus di penuhi setiap harinya.
Kehidupan mereka pernah jatuh sampai titik mereka makan saja susah. Uang yang dikirimkan ayah mereka digunakan untuk sekolah dan kebutuhan rumah. Lalu, bagaimana dengan makannya?
Apalagi ibu mereka tidak bekerja. Pada akhirnya revano sampai harus bekerja saat ia bahkan sedang sakit. Yang memperburuk kondisi ini adalah ibu mereka juga suka menghabiskan uang untuk minum dan berakhir sakit. Lagi-lagi harus berurusan dengan uang.
Kedua kakak beradik ini sampai pernah tidak makan 2 hari karena uang mereka habis digunakan untuk perawatan ibu mereka. Luisa selalu mengeluh pada kakaknya dan berkata kalau ibu itu hanya beban, benalu bagi mereka berdua. Revano selalu mengingatkan luisa untuk jangan pernah sekalipun menghina orang tua mereka apapun kondisinya.
Banyak tuntunan keuangan yang membludak kian hari, revano makin sakit kepala dikarenakan nya. Tapi, mungkin memang semuanya bisa terselesaikan jika ia meminta bantuan ayah nya.
Bagi Revano, meminta bantuan ayahnya berarti menandakan seberapa tidak becusnya revano yang sekarang menjadi tulang punggung keluarga. Akhirnya revano banting tulang dengan mengambil pekerjaan serabutan apapun agar tidak hanya bergantung pada pekerjaan utamanya saja.
Semua masalah keuangan ini dapat terselesaikan setelah 1 tahun revano banting tulang, setelah nya walaupun tidak begitu banyak yang berubah setidaknya keuangan jadi lebih stabil.
Kakak beradik jadi tidak perlu merasakan yang rasanya kelaparan lagi.
Hari demi hari silih berganti.
Hingga, tak terasa sekarang revano sudah lulus dari kuliah nya dan bekerja, sedangkan adiknya juga sudah hampir lulus SMA. Luisa sudah tumbuh menjadi wanita cantik, tapi tentunya dimata revano ia tetap saja adik kecilnya yang cerewet dan keras kepala.
Hari itu adalah hari kelulusan luisa. Revano bergegas dengan cepat bersiap datang ke upacara kelulusan adiknya. Ibu mereka sampai sekarang masih tak berubah, ia menua dan berakhir dirawat dirumah oleh perawat dan pembantu yang di panggil khusus oleh Revano untuk ibunya.
Pada hari kelulusan adik revano, luisa tidak peduli siapa yang mau memberinya selamat. Yang paling ia pedulikan adalah kehadiran kakak nya revano pada hari pentingnya itu.
"Aduduh...adik siapa ini, kok udah lulus aja dari SMA..."-ledek revano
"Apaan sih bang! Jangan malu-maluin napa!"-jawab luisa dengan judes tapi diam-diam merasa seneng
"Lihat nih...siapa yang juga dateng buat ucapin selamat.."-revano
"Selamat atas kelulusan nya luisa..."-ucap carl
"Eh..kak carl ya? Wah udah lama banget kak! Terimakasih atas ucapan selamat nya"-luisa menjawab dengan senyum manis
"Demi apa bro..adik gue udah lulus aje!"-ucap carl yang terharu
"Adik gue oy! Adek lu mah onoh..yang laki tuh"-revano menunjuk adik lelaki carl yang juga lulus bareng luisa. Namanya galang.
"Wkwk,kakak lu gila ya lang?"-tanya jail danur
"Iya...emang dari dulu dah gila kek gitu. Udah gak ketolong malahan gilanya"-jawab galang dengan santai
"Weh! Gak sopan amat lu jablay ama kakak sendiri!"-ujar carl
"Bodo"-jawab galang sambil mengeluarkan lidahnya (meled)
(Semuanya sontak tertawa bersama)
Semuanya bahagia, kehidupan kakak beradik sekarang juga sudah menjadi lebih baik. Luisa lanjut kuliah untuk mencari ilmu dan mencapai cita-cita nya menjadi pramugari. Revano mendukung semua cita-cita luisa dan mendaftarkannya di kampus khusus penerbangan.
Beberapa tahun kemudian. Luisa justru malah menjadi pilot. Kakaknya tidak dapat menahan tawanya saat melihat cita-cita adiknya malah melenceng jauh dari yang di harapkan. Walau begitu, luisa senang dengan pekerjaan nya. Karena jam terbang yang padat luisa hanya bisa berkomunikasi lewat telepon dengan kakaknya. Revano mewajarkan hal tersebut dan selalu mendoakan yang terbaik untuk adiknya.
Revano sesekali mengunjungi rumah khusus yang ia bangun untuk ibunya. Disana ia menjenguk ibunya yang sudah terbaring sakit karena kelalaiannya menjaga kesehatan tubuh. Revano selalu berusaha memberi perawatan terbaik untuk ibunya.
Suatu hari, revano bertemu dengan seorang teman di cafe tampa sengaja. Teman SMA nya dulu, saingan dalam ranking sekolah. Namanya Luna.
"Satu ice americano sugar free"-ucapan serentak
"Eh?"-mereka terkejut
"Luna...?"-revano
"Revano..."-luna
Mereka akhirnya duduk dimeja yang sama dan saling berbincang-bincang. Revano dan luna bisa di bilang rival saat dulu masih SMA.
Banyak kejadian lucu yang terjadi diantara mereka yang saling bersaing untuk melihat siapa yang lebih baik. Luna merasa sangat malu mengingat-ingat kejadian dimasa lalu, dan revano hanya merasa senang bisa bertemu teman lamanya.
"Please deh..jangan diinget-inget lagi, aku malu banget..."-ucap luna
"Emangnya kenapa sih? Kan gak ada yang aneh.."-ledek revano
"Jangan pura-pura gak tau kamu!"-ucap luna dengan wajah merona karena malu
"Hahaha,(tertawa) maaf-maaf. Lagian lucu aja kalau di inget-ingetkan?"-revano
"Iya sih...tapi tetep aja. Pokoknya lupain jangan diinget-inget mulu!"-ucap luna
"Jadi, sekarang kamu kerja Dimana na?"-tanya revano
"Aku kerja di perusahaan kecantikan"-jawab luna
"Perusahaan kecantikan yang terkenal itu? Wah, hebat kamu na"-sanjung Revano
"Aku tau mesti kerjaan kamu lebih wah, jadi jangan merendah ya puh...sepuh..."-ucap luna
"Gak kok, cuma jadi manajer utama di perusahaan itu yang didepan tuh"-revano menunjuk kebangunan besar dan megah
"Eh?! Seriusan, disitu kamu kerjanya?! Wah tuhkan bener, sepuh merendah.."-luna terkejut
Beberapa jam kemudian, mereka baru menyadari waktu telah banyak berlalu. Revano meminta nomor luna yang baru, luna pun juga meminta nomor revano. Akhirnya mereka bertukar nomor dan saling berpamitan.
Setelah pertemuan tak terduga itu, revano jadi sering berkontak dengan luna. Sampai-sampai ada notifikasi revano akan langsung mengecek handphone nya.
Teman-temannya sih sudah tidak heran karena memang sudah waktunya revano dekat dengan seorang wanita. Tapi, saat mendengar kalau wanita yang sedang dekat dengan Revano itu Luna mereka terkejut sampai menganga.
"Bro, masa kita lagi kumpul-kumpul gini...ente masih sempet-sempetnya liat hp melulu. Sape sih?"-tanya carl dengan penasaran
"Yah carl,carl...masa gitu aja di tanyain. Itu mesti gebetan dia lah.."-jawab danur
"Siapa sih bro?"-tanya carl penasaran
"Bukan siapa-siapa kok. Kalian juga kenal orangnya"-jawab santai Revano
"Kita kenal? Siapa? Weh sebutin aja dah, gausah main tebak-tebakan"-tanya danur yang sudah tak sabar
"Luna..."-jawab revano dengan senyuman
"Hah?!"-carl dan danur
"Lah, pada kenapa? Santai aja sih bro.."-revano
"Luna alumni SMA?!"-tanya carl dengan ekspresi tak percaya
"Ye...masih di tanya, emang kalian kenal luna mana lagi hah?"-revano
"Wah wah...sungguh tak terduga bro, padahal dulu aja. Kalo luna lewat pun b aja. Sekarang malah lagi pdkt, diluar nurul gak sih??"-gelak danur
"Hahaha, bukan nurul lagi tapi di luar nasa bro!"-tawa carl
*NOTIF CHAT DARI LUNA
" bentar bro.."-revano fokus ke hpnya lagi
"Ya...ya..."-jawab keduanya
Keesokan nya adalah hari libur kerja, revano dan luna sudah janjian untuk jalan bareng. Revano pergi menjemput luna kerumahnya dengan mobilnya. Mereka pergi ketempat yang ingin luna tuju. Sepanjang hari mereka bersenang-senang dan menikmati waktu mereka bersama.
Kian hari, tumbuh perasaan diantara keduanya. Awalnya mereka anggap itu bukan apa-apa, sampai akhirnya mereka tidak lagi bisa mengelak dari kenyataan nya.
Setelah mengetahui perasaan masing-masing, saat bertemu mereka jadi sedikit canggung. Biasanya mereka akan biasa-biasa saja, berbincang dengan lancar dan senang. Sekarang malah jadi seperti robot, mereka menjadi saling salah tingkah dihadapan masing-masing.
Carl sering menelpon luisa, ia juga melaporkan masalah percintaan revano pada luisa. Luisa terkejut tak percaya mendengar penjelasan dari carl dan berakhir tertawa terbahak bahak.
Luisa berkata pada carl untuk sementara meminta bantuan nya dan danur untuk mendekatkan kakak dengan luna, sebelum luisa sampai dan ikut membantu. Carl setuju dan mengiyakan langsung permintaan luisa.
Seperti itulah awal mula tercipta dan perjuangan trio comblang kocak di mulai. Carl, danur dan luisa. Luisa buru-buru meminta liburan dan pulang ke rumah. Sesampainya dirumah ia pura-pura tidak tahu tentang hubungan asmara kakaknya yang sedang bersemi-semi.
Sebenarnya didalam hati luisa ia sudah sangat-sangat bersyukur, karena pada awalnya ia pernah berpikir kakaknya ini mungkin akan melajang seumur hidupnya.
Tapi ternyata tidak, ada seseorang yang datang pada kakaknya akhirnya.
Saat mendengar hal itu perasaan luisa bercampur antara senang dan sedih. Ia senang karena kakaknya akan mendapatkan pasangan hidupnya. Ia juga sedih karena takut kakaknya nanti jadi lebih menyayangi dan perhatian pada pasangan nya saja. Tentunya itu pemikiran yang sangat bodoh, tapi bagi luisa itu sangat penting.
Diam-diam luisa mencari tahu nomor luna dan menghubungi nya. Ia meminta untuk bertemu dengan luna. Mereka melakukan pertemuan di cafe terdekat. Luisa menunggu dengan tak sabar dan cemas, sampai akhirnya luna datang.
Kesan yang di berikan luna pada luisa pada pandangan pertama adalah "Wanita cantik yang dewasa dan elegan." Luisa pun sangat menyukai luna, dan langsung merestui hubungan antara luna dan kakaknya nanti.
"Ok sip, lulus. Layak, bintang 5!"-celoteh luisa
"Mm? Maksudnya?"-tanya luna dengan kebingungan
"Kak!"-sahut luisa sambil memegangi kedua tangan luna
"E eh...iya ada apa?"-luna kebingungan
"Nikah sama bang Revano nya mau kapan?"-tanya luisa
"Eh?!"-luna terkejut dan wajahnya memerah seperti tomat
Sejak pertemuan lucu itu antara mereka berdua, luisa dan luna menjadi semakin dekat. Mereka bahkan menjadi bestie sekarang. Luisa selalu marah-marah dan mengingatkan kakaknya agar tidak menyakiti hati luna, bestie nya tercinta.
Carl,danur,dan luisa juga sering membuat rencana kocak untuk mendekatkan kedua insan ini agar dapat bersatu. Seperti pertemuan berkedok kencan malam, panggilan darurat yang ternyata pertemuan tanpa diduga untuk keduanya, meninggalkan keduanya sendirian di tempat romantis agar dapat berduaan dan lain lainnya.
Revano dan luna sudah tahu rencana bulus mereka, tapi keduanya memilih untuk tetap diam dan ikut saja permainan mereka. Akhirnya mereka pun berhasil menyatukan keduanya.
Pada suatu malam revano mengajak luna berkencan, maksudnya makan malam bersama. Dan ternyata itu kejutan yang Revano buat untuk luna.
"Kali ini mereka mau berbuat apa lagi kira-kira?"-tanya Luna
"Hmmm, entahlah...kita lihat saja.."-jawab revano dengan santai
"Haha kalau begitu ayo kita lihat, apa yang telah mereka siapkan kali ini..."-luna menjadi bersemangat
"Oh ya katanya kali ini kamu harus di tutup matanya pake kain"-ujar Revano
"Wah, emang ada apa nih?"-tanya Luna yang sudah tak sabar
*MENUTUP MATA LUNA DAN MENUNTUNNYA
"masih lama Van?"-tanya Luna
"Bentar lagi... Duduk disini na"-revano
"Oke oke.."-luna tersenyum
"Udah siap?"-tanya Revano
"Siap~"-jawab Luna
"Oke kamu boleh buka penutup matanya sekarang."-ucap Revano
Saat membuka mata nya perlahan yang luna lihat sekarang didepan matanya adalah seorang lelaki berlutut dan mempersembahkan sebuah cincin berlian yang cantik.
Luna menangis terharu dan menjawabnya dengan penuh semangat.
"Luna...maukah kau menikah dengan ku?"-tanya revano dengan lembut
"...(meneteskan air mata dan wajahnya tersipu) ya! Aku mau!"-jawab Luna tegas
Mendengar jawaban luna, para trio comblang melompat keluar dengan kegirangan lalu memberi selamat. Setelah nya yang paling semangat untuk pernikahan revano dan luna adalah luisa. Ia membantu mengurus pernikahan mereka dengan sepenuh hati.
Mereka menikah pada 1 bulan setelah hari pelamaran terjadi. Banyak tamu yang diundang, khususnya orang yang pernah suka dengan luna pun di undang. Hansen, terkejut dan tak menyangka luna berakhir menikah dengan Revano. Ia memberi selamat dengan senang, hansen juga datang dengan keluarga kecilnya dan anaknya yang sudah ada 2. Teman-temannya yang lain yang hadir juga banyak yang sudah berkeluarga duluan.
Tanpa disengaja acara pernikahan revano dan luna malah menjadi pertemuan alumni SMA. Banyak yang sudah tak pernah saling memberi kabar hadir pada hari pernikahan ini.
Ayah revano dan keluarga barunya juga hadir. Revano dan luisa menyambut dengan tangan terbuka tanpa menyimpan perasaan lama lagi. Yah, kecuali satu orang yang tidak hadir. Yaitu ibu revano dan luisa, sebenarnya ini karena masalah kesehatan nya tapi bukan hanya itu saja. Ibu mereka menolak datang juga dengan mulutnya sendiri. Revano yang mendengar ucapan ibunya itu hanya bisa menahan rasa sakit dihatinya dan tersenyum lembut pada ibunya.
Banyak hal tak terduga terjadi tanpa manusia sadari. Karena apa? Jalan yang di pilih oleh manusia tersendiri akan berbeda-beda sesuai keinginan mereka.
Seperti pertemuan kembali luna dan revano yang pada akhirnya mempersatukan mereka bersama. Lalu apa lagi yang selanjutnya?
............
Setelah itu, tidak lama kemudian luna melahirkan anak pertamanya. Revano dan luna sepakat menamainya dengan nama wulan. Anak pertama mereka berdua adalah seorang anak perempuan manis yang cantik seperti ibunya dan berkepribadian baik seperti ayahnya.
Semua keluarga heboh mendengar kelahiran si kecil gemas. Khusus nya si carl yang makin klepek-klepek karena lahir junior kecil manis lagi didunianya.
"Kok anak mu bisa gak mirip sama sekali sama kamu ya bro?"-ledek carl
"Diem kamu carl...dateng-dateng cuma ngajak ribut aja, mana hadiahnya buat anak manis ku ini hah?!"-tanya revano dengan penuh kesabaran
"Ye... tenang-tenang. Kalo buat si kecil sih ane dah bawa banyak, noh liat"-carl menunjuk ketumpukan kado yang ia bawa
"Nah..ini baru good"-Revano memberi jempol pada carl
"Wah! Keponakan ku udah lahir! Imut nya...."-sahut luisa
"Jangan di cubit terlalu keras dedeknya sa!"-tegur pelan revano
"Ye bang, jadi makin galak aja setelah dedek gemes lahir"-sindir luisa
"Tautuh tau.."-sahut carl
"Heh, kalian berdua jangan ngeledek vano mulu..."-tegur danur
Suatu hari, tiba-tiba ada telepon dari rumah ibu. Revano mengangkat telepon setelahnya ekspresi nya berubah menjadi terkejut dan panik. Revano dan luisa langsung mengosongkan semua jadwal pekerjaan mereka dan pulang kerumah.
Sesampainya disana mereka melihat ibu yang sudah di ujung nafas, revano memegang erat tangan ibunya. Luisa hanya melihat dengan perasaan campur aduk di samping kakaknya.
Ibu mereka tidak percaya bahkan sampai akhir anak-anaknya tetap peduli padanya. Akhirnya untuk pertama kalinya ia menyadari apa kesalahannya selama ini. Ia meneteskan air mata dan melihat wajah anak-anaknya yang sudah tumbuh dewasa dengan baik bahkan tanpa campur tangan dan kepedulian nya.
Ibu mereka merasa sangat menyesal atas seluruh perbuatan nya selama ini yang telah menelantarkan kedua anaknya begitu saja.
Sang ibu akhirnya kembali lagi seperti dulu. Ibu yang penuh kasih kembali lagi. Revano menatap hangat ibunya tanpa dendam sama sekali dimatanya, sedangkan luisa menutup matanya dengan perasaan campur aduk dan sakit hati yang mendalam. Saat mendengar suara ibu mereka yang susah payah meminta maaf pada mereka, tangis pecah dari keduanya.
Revano memegangi tangan ibunya dan mencium nya, ia menangis dan menatap lembut ibunya. Luisa menangis juga tapi dia masih enggan untuk memegang ibunya. Kakaknya mendorong kecil adik nya dan akhirnya luisa menangis di pelukan ibunya tersedu-sedu.
Saat mendengar sendiri dari kedua mulut malaikat kecilnya, mereka sudah memaafkan semua kesalahannya selama ini. Ia tersenyum lega, lalu...
Menghembuskan nafas dan menutup matanya dalam kondisi tersenyum, juga air mata mengalir dari kedua matanya yang sudah tak terbuka lagi.
Tangis pecah dari kedua anak yang di tinggal pergi ibu nya untuk selamanya, bukan lagi hanya di tinggal pergi keluar tapi di tinggal yang sebenarnya.
Pemakaman di adakan dan dilakukan di halaman rumah ibunya itu. Semua orang dan kerabat hadir. Revano di peluk istrinya dan mendapatkan semangat dan dukungan dari nya. Sedangkan untuk luisa ia mendapat dukungan dari teman-teman nya, keluarga, dan khususnya sosok yang sudah seperti abang kedua untuknya yaitu carl.
Luisa mengambil cuti untuk sementara, agar bisa menenangkan pikiran nya dulu. Karena jika ia membawa pesawat dalam keadaan tak stabil juga bahaya, taruhannya itu nyawa manusia yang ia harus jaga. Selama waktu-waktu terpuruk nya ini, carl jadi sering datang dan menjadi teman curhat untuk luisa.
Carl berusaha membuat luisa jadi tak sedih lagi dengan segala cara. Luisa begitu merasa bahagia saat melihat ada seseorang yang begitu perhatian seperti itu selain kakaknya di hidupnya. Pada akhirnya luisa menjadi semakin dekat dengan carl.
Setiap saat mereka selalu saling kontak untuk memastikan keadaan masing-masing. Carl sudah tau kalau luisa itu tipe yang bawel, keras kepala dan pemarah. Jadi itu hal yang tidak aneh dan dapat mengejutkan carl sama sekali. Kian hari luisa makin bergantung pada carl, dan ia juga makin manja.
Dibanding seperti kakak dan adik sekarang mereka malah terlihat seperti sedang berpacaran. Setiap saat selalu saling mengabari, jika ada waktu selalu bertemu dll.
Luisa sudah terlanjur nyaman dengan kehadiran carl. Bahkan sekarang apa-apa kalau ia pulang kerumah dan tidak melihat carl ia akan menanyakan keberadaan nya.
"Bang...kak carl dimana ya?"-tanya luisa
Seperti itulah setiap saatnya. Sampai akhirnya revano paham, kalau adik kecilnya sedang jatuh hati pada temannya. Walau awalnya ia merasa keberatan melepas adiknya untuk teman kurang ajarnya, tapi melihat luisa begitu bahagia. Revano pun akhirnya mengikhlaskan nya.
"Kak carl...ada yang mau aku omongin sama kakak.."-ucap luisa dengan malu-malu
"Ada apa sa?"-tanya carl
"Kak, sebenarnya aku tuh...suka sama kakak..."-ucap luisa dengan wajah memerah
"Ha..sa.."-terkejut
"Ke kenapa kak?"-tanya luisa dengan takut
"Maaf luisa, aku itu nganggep kamu sebagai seorang adik, bukan seorang perempuan. Maaf banget sekali lagi sa..."-jawab carl
"...(meneteskan air mata)oh..jadi cuma sebagai adik?"-menatap carl dengan mata yang berlinang air mata
"Sa..maaf banget "-ucap carl dengan cemas
Sayangnya, dimata carl luisa hanyalah adiknya. Tidak lebih dari sekedar adik perempuan. Luisa patah hati dan merasa di khianati saat mendengar jawaban carl.
Sejak hari itu pun luisa semakin menjauh dari carl. Ia semakin dan semakin menjauh. Hingga akhirnya carl menikah dengan orang lain
Luisa hadir di pernikahan carl dengan hati yang sudah hancur berkeping keping. Kakaknya berusaha menyemangati nya, dan berkata.
"Udah,nanti takdirmu juga akan tiba kok..sabar aja ya sa.."
Luisa memegang kata-kata penyemangat dari kakaknya itu.
Pada akhirnya, benar saja apa yang dikata Kakaknya. Takdir pasti akan datang tapi waktu nya yang kita tak bisa tentukan dan dengan siapanya juga.
Takdir luisa ternyata adalah galang, adik dari carl.
Masalah yang akan menghampiri manusia itu berbeda-beda wujudnya dan macamnya. Tapi satu hal yang pasti, masalah yang datang itu adalah masalah yang manusia itu sendiri dapat selesai kan. Tidak ada yang mustahil di dunia, jika kau terus berusaha.
Jangan kau pikir hidupmu akan berubah seketika jika kau saja masih rebahan di kasur mu saat ini tanpa melakukan apapun.
Ingatlah, hidup ini hanya panggung pertunjukkan. Jangan sampai kau hanya menampilkan pertunjukkan yang menampakan kau yang sedang rebahan saja sepanjang waktu.
Kau tak boleh berharap juga kalau tiba-tiba akan kejatuhan uang sekarung. Kau kira hidup akan semudah itu. Sadarlah, pilihan hanya ada di tanganmu. Bangun dan melangkahlah sekarang.
.PILIH JALAN YANG MAU KAU TEMPUH.