"Cinta Tak Pernah Salah"
Cinta tak pernah salah.
Yang sering keliru adalah cara manusia memperlakukannya.
Cinta itu murni, datang dari tempat yang paling jujur dalam hati,
tempat di mana tidak ada ego, tidak ada pamrih, tidak ada rencana untuk menang atau kalah.
Ia hanya ingin hadir, bertumbuh, dan menjelma menjadi kebaikan.
Orang bilang, cinta bisa menyakitkan.
Padahal yang menyakitkan adalah pengkhianatan, harapan yang tidak dijaga,
atau keinginan yang terlalu dipaksakan atas nama cinta.
Cinta sejatinya tidak pernah menyakiti;
ia tidak pernah meminta balasan,
ia hanya memberi, tanpa batas dan tanpa syarat.
Ia tetap tinggal bahkan saat dunia berbalik membenci.
Cinta bukan kelemahan.
Ia kekuatan yang paling tenang,
yang membuat seseorang memilih untuk tetap tinggal meski badai datang berkali-kali,
yang membuat seseorang tetap memaafkan meski luka belum sepenuhnya sembuh,
yang membuat seseorang tetap mendoakan, bahkan setelah ditinggalkan.
Cinta tidak salah hanya karena ia jatuh pada yang tidak tepat.
Ia tetap benar, karena ia lahir dari kejujuran perasaan.
Seseorang bisa saja tidak memilih cinta itu,
tapi cinta tetap layak dihargai,
karena ia adalah bentuk keberanian ; berani peduli, berani berharap, dan berani terluka.
Kemurnian cinta ada pada ketulusannya.
Ia tidak mengenal dendam.
Bahkan setelah dikhianati, cinta yang murni tidak berubah menjadi benci.
Ia hanya belajar diam, lalu perlahan melepaskan,
tapi tetap menyisakan doa yang paling baik dari kejauhan.
Cinta yang benar tidak harus dimiliki.
Ia cukup diketahui, dirasakan, dan dipahami.
Karena cinta sejati tidak ingin mengikat,
ia ingin membebaskan ; agar yang dicintai bisa tumbuh dengan bahagia,
meski bukan bersamanya.
Cirebon 09/04/25