Berawal dari kisah hidup seorang anak bernama Bintang. Bintang adalah seorang anak yang setampan namanya. Dia bersinar diantara gelapnya kehidupan.
Diantara umurnya yang berusia 17 tahun, disaat dia sudah mulai dewasa dan mengerti dengan keadaan sekitarnya.
Yang awalnya di kira utuh olehnya tenyata rapuh.
Rumah sederhana itu, berdiri dengan tegaknya tidak dengan kenyataan di dalamnya.
Bintang tahu. Akhirnya dia sadar bahwa selama ini dia hidup diantara kepura-puraan.
Bintang sadar. Ibu yang selalu terlihat riang gembira ternyata menutup air mata.
Bintang yakin. Adiknya yang terlihat tercukupi ternyata masih banyak yang di butuhkan nya.
Bintang paham.
"Bu, bintang merantau ya, nanti Bintang pulang." Ucap Bintang diantara senyapnya makan malam di meja bundar itu.
Ibunya tercengang. Bintang yang selalu terlihat tidak perduli dengan masa depan itu tiba-tiba ingin merantau tanpa alasan.
"Bintang mau cari uang, bu. Biar kita hidup gak gini gini terus." Sahutnya lagi.
"Bintang mau bantu ibu cari uang?" Tanya ibu.
"Ya, bu!" Jawab Bintang dengan tegas.
Ibu Bintang terdiam sejenak sembari menatap makanan yang ada di meja itu.
"Bintang..."
Ibu menatap Bintang dengan tatapan lembut.
"Mau Bintang jadi apapun disana, ibu tetap senang. Ibu bahagia punya Bintang. Asal Bintang tidak jadi seperti ayah, ibu sudah bangga."
Ucap Ibu Bintang lemah lembut.
Mata Bintang berkaca kaca mendengar ucapan ibundanya. Di sela semua kejadian itu, adik perempuan Bintang menyela dan berkata.
"Adek senang punya abang. Nanti disana jangan lupain adek ya bang."
Setetes air mata Bintang meluncur membasahi pipinya.
Ia menyekanya sambil tersenyum. Kedua tangan nya masing-masing menggenggam tangan ibu dan adik perempuan nya.
"Do'ain Bintang sukses di kampung orang, ya." Ucap Bintang.
Ibu tersenyum mendengar perkataan Bintang.
"Doa ibu selalu menyertai mu, nak. Percaya sama Tuhan." Ucap ibu.
Singkat.
Bintang yang kini telah berada di perantauan, di kota dan di kampung orang telah menjadi orang yang sukses dan tak lupa dengan keluarga nya. Andai dulu dia tak berinisiatif untuk melakukan kebaikan melalui perantauan mungkin saat ini dia belum sukses.
Dikala waktu renggang nya ia kembali pulang ke rumah karna yang menyertai nya adalah doa ibunya dan adiknya. Diantara kesuksesan nya tak lupa pula dia dengan rumahnya.
Meskipun keluarga itu tak lengkap, apa adanya sudah cukup asal ada ibu.