Tiara dan Arga adalah pasangan yang dulu saling melengkapi. Mereka memulai hubungan dengan tawa, harapan, dan mimpi-mimpi yang ingin mereka wujudkan bersama.
"Kita akan selalu bersama, kan?" tanya Tiara di bawah langit senja.
"Iya, sehidup semati," jawab Arga sambil menggenggam tangan Tiara erat.
Namun, seiring waktu, semuanya mulai berubah.
Arga bukan lagi pria yang dulu Tiara kenal. Dia semakin sering mengabaikan, kata-katanya terasa tajam, dan tatapannya tak lagi penuh kasih.
"Kamu kenapa akhir-akhir ini?" tanya Tiara dengan suara gemetar.
Arga hanya menghela napas. "Aku capek. Kenapa sih kamu selalu tanya yang nggak penting?"
Tiara terdiam. Dia tahu ada sesuatu yang salah, tapi tetap bertahan dengan harapan Arga akan kembali seperti dulu.
Namun, harapan itu perlahan berubah menjadi luka. Arga semakin jauh, bahkan terkadang pulang tanpa sepatah kata. Tiara mulai merasa sendirian dalam hubungan yang dulu begitu ia perjuangkan.
Malam-malam Tiara habiskan dengan menangis dalam diam. Namun, setiap kali ingin pergi, hatinya berbisik, "Bagaimana kalau dia berubah? Bagaimana kalau aku pergi, lalu dia kembali menjadi Arga yang dulu?"
Suatu malam, saat hujan turun deras, Tiara mengumpulkan keberanian.
"Arga, kamu masih ingin hubungan ini?" tanyanya dengan mata berkaca-kaca.
Arga menatapnya, tapi tak ada jawaban. Keheningan lebih menyakitkan daripada kata-kata yang pernah menyakiti Tiara.
Saat itu, Tiara sadar, Bertahan hanya akan membuatnya semakin hancur.
Tiara akhirnya pergi. Dengan hati yang berat, dengan air mata yang tak terbendung.
Di depan pintu, Arga hanya berdiri diam. Tidak menghentikannya, tidak memanggil namanya.
"Aku mencintaimu, Arga. Tapi aku lebih mencintai diriku sendiri," kata Tiara sebelum melangkah pergi.
Untuk pertama kalinya, Tiara memilih dirinya sendiri.
Hari-hari setelah perpisahan terasa berat. Tiaraa sering bertanya dalam hati, "Apakah aku salah? Haruskah aku bertahan lebih lama?"
Tapi kemudian, dia menyadari sesuatu—setiap malam tanpa tangisan, setiap pagi tanpa ketakutan, setiap hari tanpa merasa tidak dicintai, adalah bukti bahwa dia membuat keputusan yang benar.
Suatu hari, Arga mengirim pesan "Maaf, aku baru sadar kalau aku menyia-nyiakanmu."
Tiara hanya tersenyum pahit. Dia mencintai Arga, tapi bukan berarti dia harus kembali.
Karena kali ini, dia memilih untuk tidak lagi bertahan dalam luka.