Dua orang anak perempuan dan laki-laki yang sedang menikmati keindahaan tanam di jam
istirahat, dan lewat seorang anak laki-laki dihadapan mereka, yang membuat pada ciwi-ciwi
tertarik dan meneriaki kegantengannya, tapi tidak tertarik bagi anak perempuan itu. Mereka
adalah Bulan dan Bintang “eh itu yang katanya cowok paling ganteng disini ya?” Tanya Bulan”
ntah gatau gue. Ini juga baru pertama kali gue ngeliat” jawab Bintang tak acuh, “coba liat itu
para cewek cewek diatas pada ngeteriakin ke gantengannya, budeg nih lama-lama kuping gue”.
“hmm” jawab Bintang tak acuh.
“Kring…..” bel sekolah “oky, anak-anak sampai disini pelajaran kita, see you next time”. “see
you miss” jawab murid serentak. “Ian JC yuk kaya biasa” ajak Bintang, JC yaitu café yang
sering mereka tempati, kemana-mana tetap JC pemenangnya. “boleh, sekaloan gue mau kerjain
tugas” saat mereka keluar dari sekolah langit pun mendung dan mengeluarkan air hujan yang
membuat mereka tak bisa pergi, “yah … hujan, gimananih, uda gue gabawa paying lagi” ucap
Bulan dengan pasang muka cemberut.
“udah gapapa lan, lain kali kita pergi, mumpung ini baju terakhir pake, mending mandi hujan,
stress pun hilang” jawab Bintang tertawa. Mereka pun mandi hujan dengan baju putih abu-abu
sekolahnya.
“lan gue naik ke atas dulu ya, mau ambil tas.” “iya jangan lama-lama ya” Bintang pun bergegas
naik ke atas untuk mengambilkan tasnya. Saat turun kembali ke tempat Bulan ia melihat bulan
yang sudah terbaring dilantai dibawah rintikan hujan, Bintang pun bergegas lagi karena panik
dengan sahabatnya, dan ia membawa Bulan kerumah sakit Putih, tak lupa ia menelepon tante
Cahaya, yaitu nyokap Bulan.
Bintang duduk dikursi rumah sakit sambil menangis akan kekhawatirannya. Bintang pun
masuk dan duduk disamping ranjang sambil melihat monitor dengan tatapan kosong, ternyata
bulan mengidap penyakit kanker stadium 4 yang selama ini dia sembunyikan dari Bintang
sahabatnya, Bintang tak percaya bahwa Bulan mengidap penyakit ini. “Lan, gue sahabat lo
yang gagal, kita sahabatan udan 10 tahun, tapi gue gatau kalau lo punya penyakit separah ini,
maafin gue Lan, gue emang gagal banget” ucap Bintang, Bulan belum sadarkan diri, Bintang
pun sudah tertidur diatas kursi, beberapa menit kemudian tante Cahaya pun tiba, saat masuk
keruangan, tante Cahaya melihat Bintang yang tidur kecapen. “Bintang makasi ya udah jagaian
Bulan, kamu emang sahabat Bulan yang terbaik” ucap tante Cahaya dengan mengelus kepala
Bintang yang sedang tidur.
Dokter pun tiba memasuki ruangan, “Dok, gimana anak saya?” tanya tante Cahaya cemas “Buk
kami sudah membantu semaksimal mungkin, kemungkinan dia hanya hidup 1 hari lagi, karena
ini sudah ke 5 kalinya ia masuk rumah sakit, baik saya izin permisi buk karena masih banyak
pasien yang harus saya tangani” saat itu tante Cahaya tak bisa apa-apa, hanya bisa menangis,
penyakit Bulan itu bawaan dari bokapnya yang sudah lama meninggal karena penyakit kanker,
dibalik pembicaraan tante Cahaya dan dokter Bintang sudah mendengar semua pembicaraan
itu, ia terbangun saat dokter masuk. “Tante, yang dokter bilang tadi beneran tant?, bohongkan
tant?”, Tanya Bintang dengan suara beratnya sambil terisak-isak, tante Cahaya pun langsung
memeluk Bintang, “Bintang tante juga gatau mau buat gimana lagi, kita sekarang cuma bisa
saling iklas dan sabar dan doa terbaik buat Bulan”
Badai tuan telah berlalu …
Salahkah aku menuntut mesra …
Tiap pagi menjelang kau disampingku …
Ku aman ada bersamamu …
“Bulan… mama tu sayang benget sama kamu, Bintang juga, Bulan sayang gak sama mama?,
penyakit Bulan jahat banget sama mama, masa mama ditinggal sendiri sih, mama gamau
kehilangan orang yang mama sayang untuk kedua kalinya, kenapa dunia ini ga adil, apa mama
emang ditakdirkan untuk sendiri?, mama gamau Lan” tante cahaya mengeluh.
Bintang melamun dengan pikiran kosong melihat monitor. “ma… Bintang…” suara panggilan
dari Bulan yang baru sadar dari komanya, Bintang dan nyokapnya langsung terkejut gembira,
menoleh dan memberi sapaan yang begitu bahagia “Bulannnn …” sapa Bintang “sayangg …”
“Bintang kita masih bisa main barengkan?, masih bisa main hujan barengkan? Maish bisan
sekolah barengkan?, maa… Bulan masih bisa makan masakan mama kan?, masih bisan jalan-
jalan barengkan?, masih bisa pergi ke makam papa bareng kan ma? atau Bulan bakalan kaya
papa?, tapi Bulan gamau tinggalin mama sendirian, bulan sayang mama, Bulan sayang Bintang
juga” kata Bulan sebelum ia menghembuskan kata-kata terakhirnya” tid, tid, tid, tid, tid….”
suara detak jantung Bulan tak terdeteksi lagi, Bulan telah meninggalkan orang-orang yang ia
sayangi, cintai, begitu suara monitor berhenti, Bintang dan tante Cahaya meneriaki nama Bulan
“Bulan….”
Ceritakan padaku
Bagaimana tempat…
tinggalmu yang baru…
Adakah sungai-sungai…
itu benar-benar…
Dilintasi dengan air susu?…
Juga badanmu…
tak sakit-sakit lagi…
Kau dan orang-orang di sana muda lagi…
Semua pertanyaan temukan jawaban…
Hati yang gembira sering kau tertawa…
Benarkah orang bilang…
la memang suka bercanda?..
1 minggu berlalu setelah kejadian itu ….
•LEMBARAN BINTANG•
“Gue selalu telat pulang sekolah kalau lagi hujan, Lan …” berharap lo juga ada disini
disamping gue dan bertukar cerita lagi kaya dulu lagi?”
Bintang pun menunduk dengan air mata yang berjatuhan ke lantai, hal aneh terjadi, hujan
berhenti yang membuat suasana asing dan dingin menghembus sangat kencang, tiba-tiba
dating seseorang dari arah kanan, berjalan kearahku dengan senyuman yang begitu
kurindukan.
“Bintang …”
“Aku datang, nih”
“Jelek banget nangis terus, cengeng !”
Bintang melihat Bulan mendekat, kemudian Bulan duduk disamping Bintang dengan pakaian
yang sama saat terakhir kali mereka bertemu.
“Lan…, yang bener aja, gue kangen banget ama lo!, kita gabisa dikebumikan bareng gitu?,
kalo emang bisa gue mau banget Lan..., ini gue gak mimpin kan?”
“Ternyata itu hanya hayalan gue doing, andai lo beneran ada disamping gue pasti gue seneng
bangen, kita bersahabatan dari kecil masa takdir kita ga sama?”.
“Ternyata rindu pada orang yang telah tiada itu lebih sakit, selain mengkhayal,
membayangkan merasa ada disamping kita”