2 tahun yang lalu, ada bocah laki-laki yang duduk di bangku SMP kelas 7, ia bernama Alankan Azran. Bocah itu ingin membuat sebuah aplikasi yang hanya bisa digunakan olehnya untuk mengatur seisi Kota Jakarta sesuai keinginannya. Sering kali ia gagal, namun setelah puluhan kali ia mencoba. Azran dapat membuat aplikasi itu dengan baik. Sedikit demi sedikit ia perbaiki kekurangan di aplikasinya, mulai dari gedung dan kendaraan nya sesuai yang terjadi di kota Jakarta. Dan akhirnya saat 1 setengah tahun berlalu, Arzan sudah yakin dengan aplikasi yang ia buat. Sekarang ia duduk di bangku SMP kelas 9. Bagaikan papan catur yang mudah ia pindahkan, ia bisa bermain dengan aplikasinya. Dengan kekuatan aplikasi yang ia miliki ia membuat banyak masalah yang melanda kota Jakarta. Salah satunya, Azran menghancurkan tembok tinggi dan kokoh yang berfungsi untuk memisahkan antara lautan dan daratan. Karena itu, terjadilah tsunami besar melanda kota Jakarta, semua rumah di ratakan oleh ombak dan banjir di mana mana. Kejadian ini memakan banyak korban jiwa, mulai dari anak anak sampai orang dewasa. Azra tertawa senang melihat permainan yang telah ia buat di kota Jakarta. Untuk sementara sekolah tempat Azran biasanya bersekolah pun di tutup sementara. Azran dan teman teman nya bertemu lewat online, untuk membahas masalah tsunami besar di kota Jakarta. “Harusnya hari ini gue lagi ngehabisin waktu sama bokap gue, tapi gara gara tsunami ini bokap gue kejebak di Lampung” keluh salah satu teman nya Arzan bernama Nicholas. “Ahahaha, sorry ya Nic gue sengaja buat permainan ini” ucap Arzan sambil tertawa. “Arzan?! Ini gak lucu! Gue nunda rasa kangen gue karena keegoisan Lo” gertak Nicholas kesal. “Alasan apa lagi yang lo buat Zan?” Tanya teman nya Arzan juga bernama Miguel. “Karena..gue bosen dan gue males masuk sekolah, ahahaha” jawab Arzan sambil tertawa. “Alasan lo gak masuk akal b*ngsat!” ujar Nicholas penuh emosi. “Wajar kalau lo gak punya temen Zan, gue selalu benci orang egois” ucap Miguel. Pertemuan online antara Arzan, Nicholas dan Miguel di hentikan. “Mereka kenapa sih? Gak tau yang namanya kesenangan kah? Hidupnya datar banget ya? Ahahaha” ujar Arzan sambil tertawa puas.
Di malam harinya, Nicholas bermimpi tentang Tsunami yang dibuat Arzan merenggut nyawa ayahnya. Ia sangat cemas akan mimpi itu. Disisi lain, ada gadis kecil berasal dari Makassar, bernama Miyori. Miyori adalah anak kecil yang duduk di bangku kelas 6 SD, ia juga memiliki kekuatan berupa bisa melihat dan mengendalikan mimpi buruk yang dimimpikan oleh orang orang dan mengangkat barang barang berat dengan kekuatan supernya. Ia juga melihat mimpi buruk Nicholas, memang pada malam itu, Miyori melihat banyak mimpi buruk dari orang orang tentang tsunami di Jakarta. Miyori menemukan solusi pertama untuk mengatasi kecemasan Nicholas. Miyori memberikan skenario menarik untuk menenangkan Nicholas dan menambahkan peri kecil sang peran utama dalam semua mimpi indah orang orang. Peri kecil itu dibuat sendiri oleh imajinasi Miyori, Miyori menamai nya dengan Hya Fairy. Kemudian, ia mencari tahu tentang semua informasi tsunami yang terjadi di Jakarta. Ia bingung melihat berita yang ia baca, “tiba tiba tembok pembatas rubuh?! Kenapa bisa?” Pikirnya keheranan. Ia berfikir keras, dan ia mendapatkan satu kemungkinan yang cukup masuk akal. “Anak mana yang bisa rubuhin tembok pembatas itu? Dia juga pasti punya kekuatan” pikir Miyori. Ia mencoba untuk mencari tahu tentang anak itu dan mencari tahu kekuatannya. Hingga larut malam pun, tak satu informasi yang didapatkan Miyori. Ia merasa kecewa, ia berfikir bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat.
Keesokan harinya di sekolah, ia berunding dengan teman nya berlama Lara. Lara adalah ahli teknologi tingkat SD, ia bisa menyabotase, menelusuri informasi hingga ke titik terakhir, hingga membersihkan virus berbahaya di alat teknologi. Dengan kemampuan yang Lara punya, Miyori meminta tolong padanya untuk mencarikan nya informasi tentang anak itu. “Ini gampang, anak itu gak punya pengamanan yang aman, siapapun bisa ambil alih akunnya bahkan tau semua informasi tentang dia” ujar Lara penuh percaya diri. Dalam hitungan menit, Lara mendapatkan semua informasi tentang anak yang di cari oleh Miyori, alias Azran. “Alankan Azran, aku harus cari dia!” ucap Miyori. “Good luck Yor, kalau butuh bantuan kabarin aku” ucap Lara dengan penuh semangat.
Saat makan malam bersama keluarga, Miyori izin kepada orang tuanya untuk pergi ke Jakarta menghampiri Azran. “Siapa dia? Kamu kenal dari mana? Jakarta itu jauh loh” tanya ayahnya. “Dia yang ngebuat tsunami besar di Jakarta pi, dia ngehancurin semua harapan dan mimpi banyak orang. Yori gak mungkin biarin itu pi, dia bisa semakin aneh aneh nanti” jelas Miyori meyakinkan ayah dan ibunya. “Kalau kamu beneran pergi, mami minta kamu jaga diri ya, mami gak mau kamu kenapa napa” jawab ibunya dengan suara lembut. “Papi gak izinin kalau kamu pergi sekarang, tunggu tsunami di Jakarta reda. Papi gak mau kamu kenapa napa!” Ujar ayahnya tegas pada Miyori. “Oke pi, mi. Asalkan Yori boleh pergi” jawab Miyori gembira. Notifikasi gadget Miyori berdering, itu adalah notifikasi berita online perkembangan Jakarta. Miyori mendapatkan berita bahwa “Kebakaran pabrik tanpa sebab?! Gedung perusahaan Jacklin rubuh dan memakan 56 korban jiwa?! Azran bener bener keterlaluan!” Ucap Miyori kaget dan kesal menjadi satu. Beberapa menit sebelum berita itu tersebar di internet, Azran berniat untuk menjatuhkan gedung Jacklin karena gedung itu milik keluarga teman nya yaitu Miguel. Ia merasa dendam dan kesal karena Miguel mengoloknya dan menjauh darinya. “Kalau bisa bokap lo ikut mati guel, biar lo tau rasanya sendirian!” Ucap Azran sambil tertawa. Ia juga membakar pabrik kain yang menjadi salah satu investor dari perusahaan ayahnya Nicholas. “Gaakan gue biarin lo salahin gue Nic, lo salah cari lawan, ahahah!” Ujar Azran bahagia. “Apapun bisa terjadi di tangan gue! Ahahahaha!!” Kata Azran tertawa layaknya seorang penjahat. Kembali ke kediaman Miyori, Ayahnya mengambil gadget Miyori untuk melihat berita apa yang di bacanya. “Yori? Kalau begitu anak ini bahaya dong? Papi gak izinin kamu pergi” ujar papinya dengan alis yang merengut. “Yori bisa pi, udah banyak kasus yang Yori tanganin. Walau kekuatan Yori kecil tapi kalau sama doa kalian kekuatan Yori akan membesar” jelas Miyori menenangkan ayahnya yang penuh rasa panik. Dengan sedikit bujukan dari Miyori, dengan ketidak yakinan, ayah dan ibunya memberikan kesempatan untuk Miyori melalukan keinginannya.
1 minggu kemudian, setelah meyakinkan ayah dan ibunya. Miyori pun akhirnya pergi untuk mencari Azran di Jakarta. “Jaga diri ya nak” ucap Ibunya untuk terakhir kalinya sebelum Miyori memasuki pesawat. “Kabarin kita selalu ya Yori, semangat!” Teriak ayahnya memberi semangat untuk Miyori. Dengan bekal informasi yang diberikan Lara, Miyori pun akhirnya sampai di Jakarta. Selama perjalanan ia mencari tempat sewa, ia bertemu dengan 3 preman yang menggodanya. “Piwit, mau kemana neng? Kopernya berat ya? Mau Abang bawain gak?” Tanya salah satu preman dari kejauhan. Awalnya Miyori menghiraukan nya, namun ketiga preman ini menghampiri Miyori. Dengan tatapan mesum mereka menatap Miyori. “Kecil kecil mau kemana sih? Main sama kita kita dulu yok” ajak salah satu preman yang tinggi dengan otot di tangan nya. Preman itu merangkul Miyori, dengan sigap Miyori mengangkat batu besar dengan kekuatannya, lalu ia lemparkan batunya pada preman itu. Karena kesal, sisa dua preman lainnya menarik narik tangan Miyori untuk memaksanya. Bagaikan pahlawan, Azran tiba tiba datang. Ia membuka aplikasi ajaib nya itu, dan ia menggerakkan mobil abu dengan kencang ke arah preman-preman itu. Azran menarik tangan Miyori untuk menjauh. “Adek kecil gapapa?” Tanya Azran dengan lembut pada Miyori. “Gapapa kok, makasih banyak kakak” jawab Miyori. “Kamu emang mau kemana? Kenapa sendirian? Mama papa kamu dimana?” Tanya Azran penuh penasaran. “Aku jalan jalan sendiri di Jakarta, ada satu hal yang pengen aku selesaiin di sini..” jawab Miyori. “Kamu tinggal dimana adik kecil?” Tanya Azran. “Kebetulan lagi nyari apartemen gitu sih” jawab Miyori. “Adik kecil, aku mau banget punya adik kecil. Kalau kamu mau, kamu boleh tinggal di rumah aku jadi adik kecil aku sementara. Bunda pasti seneng banget punya adik” jelas Azran penuh semangat. “Nama kakak siapa?” Tanya Miyori. “Aku Azran Gunawan kamu siapa?” “Salam kenal kak Azran, aku Yori” sapa Miyori. “Karena kita udah kenalan, aku udah percaya sama kak Azran. Kalau gak keberatan aku tinggal di rumah kakak sih gapapa” jawab Miyori. “Okee, ayo aku bawain barangnya. Kita pulang ke rumah” ucap Azran gembira. Akhirnya Miyori tinggal untuk sementara di rumah Azran, pria yang baru ia kenal. Kedatangan Miyori di rumah Azran disambut dengan hangat oleh ibu dan ayahnya Azran.
Setelah mengemasi barang barang nya di kamar, Miyori diajak makan malam bersama oleh keluarga Azran. “Makan aja yang banyak ya Yori, bunda seneng banget kalau ada anak perempuan disini. Auranya jadi lebih seru gitu, ahahah..” ucap ibunya Azran dengan tawa kecil. “Makasih banyak Bun” jawab Miyori dengan lembut. “Yori, kalau besok temenin Abi ke sungai mau gak? Abi mau ajak kamu ke tempat favorit nya Abi dan Azran. Tapi karena besok Azran sekolah, jadi sama kamu aja” ajak ayahnya Azran dengan semangat. “Maaf Abi, Yori ada urusan yang harus Yori selesaiin secepatnya di Jakarta, mungkin bisa di lain waktu” jawab Miyori. “Oh, baik baik gapapa, kapan kapan aja” jawab ayahnya Azran. “Habis makan kamu main ke kamar aku bentar ya, aku mau tunjukin project keren” ujar Azran pada Miyori. Dengan senang hati, setelah mereka selesai makan, Miyori datang ke kamar Azran. Azran menunjukan ratusan koleksi Lego yang telah disimpan dari SD. Sambil melihat lihat kamar Azran, Miyori terfokus pada foto Azran saat pertama kali masuk ke SMP. Ia merasa tak asing dengan foto itu, “aku pernah liat foto ini, kapan ya??” Pikir Miyori pada dirinya sendiri. Tiba tiba, pikiran Miyori terboyah karena Azran yang memanggilnya untuk menunjukan puluhan koleksi mobil dan miniatur lainnya.
Pagi-pagi sekali, Miyori berpamitan dengan ibunya Azran untuk pergi berjalan jalan sebentar. Di perjalanan menuju tujuan Miyori, ia melihat lokasi rumah Alankan Azran yang baru saja dikirimkan oleh Lara. Segera Miyori menghampiri lokasi rumah tersebut, namun semuanya sia sia. Rumah itu kosong, seperti sudah tak berpenghuni. “Dimana Azran?” Pikir Miyori kebingungan sambil melihat sekeliling. Miyori berteriak teriak memanggil nama Azran, namun tak satu pun ada jawaban. Tiba tiba, Miyori melihat mimpi buruk. Ada seorang pria yang bermimpi tentang kantornya yang terbakar. Seperti biasa, Miyori menitipkan Hya Fairy untuk memperbaiki mimpi pria itu. Sedangkan Miyori segera ke tempat tersebut, ternyata gedung tempat pria itu bekerja bersebelahan dengan SMPN Budhi 1, sekolah Azran Gunawan yang juga terbakar. Di sekitarnya, Miyori melihat Azran Gunawan yang berada di dekat gedung yang terbakar itu sambil tertawa puas. Ia melihat Azran Gunawan yang berlari kencang meninggalkan sekolahnya dan gedung itu terbakar. Dengan kecurigaan, Miyori meminta Lara untuk mencari tahu tentang Azran Gunawan. Dan pada malam harinya Lara mengirimkan semua informasi yang ia temukan. “Informasi tentang Azran Gunawan susah di temuin, cuma itu informasi yang aku temuin” kata Lara. Dari informasi yang diberikan Lara, ada satu hal janggal yang dirasakan Miyori. Tempat tinggal Azran Gunawan dan Alankan Azran sama, tepat di lokasi yang ia datangi tadi pagi. Tanggal lahir, tempat lahir mereka juga sama. “Kak Azran, nama kakak beneran Azran Gunawan?” Tanya Miyori pada Azran. “Adik kecil kenapa nanya soal nama panjang gue? Apa yang dia pikirin?” Pikir Azran dalam hatinya. Ia hanya menganggukan kepalanya tanpa menjawab apapun. “Kak Azran gak mungkin mau jawab, kalau dugaan aku bener gimana ya?” Pikir Miyori penuh kecurigaan.
Karena kebakaran kemarin, Azran tidak sekolah untuk sementara waktu karena sekolahnya yang terbakar. “Bagus lah, gue gak sekolah, males banget gue ketemu Nicolas sama Miguel. Mending ngehabisin waktu sama adik kecil” ucap Azran pada diri sendiri. Sedangkan di ruang tengah, “Bun, Yori mau nanya dong. Nama panjang kak Azran apa yaa?” Tanya Miyori pada ibunya Azran. “Alankan Azran Gunawan, dia di kenalnya Alankan Azran. kenapa emang?” Jawab ibunya dengan wajah kebingungan. Mendengar itu, Miyori kaget hingga tak bisa berkata apapun. “Jadi? Azran Gunawan adalah Alankan Azran yang selama ini aku cari!” Pikir Miyori dengan wajah pucat. “Adik kecil, kamu kenapa? Bibir kamu pucet gitu?” Tanya Azran khawatir melihat Miyori. “Mungkin cuma butuh istirahat, aku mau ke kamar dulu ya” jawab Miyori yang langsung berlari ke kamarnya. Miyori bertanya pada Lara untuk mencari lagi informasi tentang Azran Gunawan, apakah benar ia adalah Alankan Azran. Beberapa menit kemudian, Lara meyakinkan Miyori, bahwa benar nama panjang Azran adalah Alankan Azran Gunawan. Miyori masuk ke dalam kamar Azran. Ia bertanya beberapa pertanyaan, seperti Azran yang berada di kebakaran antara SMPN Budhi 1 dan gedung suatu perusahaan. Dengan santai Azran menjawab, “aku lagi ngeliatin apinya, itu aku bukan ketawa tapi ketakutan.” “Dia bohong!” Ucap Miyori yakin dalam hatinya.
Keesokan harinya, saat Azran dan ayahnya pergi ke sungai untuk memancing ikan. Miyori masuk secara diam diam ke kamar Azran untuk mencari barang yang memiliki kekuatan itu. Miyori sudah mencari dan membuka semua laci, namun ia tak menemukan sesuatu yang aneh. Akhirnya, lagi dan lagi ia meminta tolong pada Lara untuk mencari tahu tentang history Azran. Mungkin barang terakhir yang ia beli, aplikasi terakhir yang dia buka, aplikasi terakhir yang ia download. Beberapa jam menunggu, Lara memberi tahu bahwa ada satu aplikasi yang di buat oleh Azran dan bersifat pribadi. Bahkan Lara tak bisa untuk membuka aplikasi itu. Miyori langsung tahu bahwa aplikasi itu lah yang memiliki kekuatan, dan ia berniat untuk menghapus aplikasi itu dari ponsel Azran. Namun tak semudah itu untuk menjalankan rencana nya, ponsel Azran berisikan kata sandi. Saat Azran bermain ponsel di samping Miyori, Miyori memantau dengan fokus sandi ponsel Azran. Mengetahui sandi ponsel Azran Miyori langsung mencatat nya. Saat Azran tidur, Miyori diam diam memasuki kamar Azran dan membuka ponsel dengan sandi yang telah ia tulis. Ponselnya berhasil di buka, namun ternyata aplikasi ciptaan Azran di jaga ketat. Hingga membutuhkan Sandi untuk membukanya. “Aduhh, kalau kayak gini susah dong!” Pikir Miyori kesal. Dengan rencana nya yang gagal ia kembali ke kamar nya. Sedangkan saat Miyori meninggalkan kamar Azran, Azran terbangun. “Ahahaha, jadi dia ke Jakarta mau cari tau tentang gue? Adik kecil ini gak tau berlawanan sama siapa, ahahaha!” Pikir Azran sambil tertawa. Ternyata Azran sudah mengetahui rencana rencana Miyori.
Siang hari yang terik, Azran mengajak Miyori pergi berjalan jalan. Awalnya Azran mengajak nya makan di sebuah restoran. Disana, Miyori mulai menanyakan dengan sandi ponsel Azran. “Kak, kita kan jarang jarang keluar bareng gini, dan kayaknya bentar lagi aku harus pulang. Kita foto yuk” ajak Miyori dengan semangat. “Boleh, ayo ayo” jawab Azran dengan tawa. “Pake hp kak Azran ya? Hp Yori ketinggalan di rumah” ujar Miyori. Azran memberikan ponselnya dan memberitahu sandinya pada Miyori. Mereka berswafoto untuk mengenang memori bersama. “Kak, ini aplikasi apa?” Miyori menanyakan aplikasi pribadi Azran dengan wajah pura pura polos. “Itu aplikasi yang aku buat, kamu gak boleh liat” jawab Azran cuek. “Loh? Aku penasaran kak, boleh liat gak?? Sebentar aja” pinta Miyori memohon. “Temenin aku ke tempat biasanya aku datengin ya?” Ajak Azran mengalihkan perhatian. “O-oh oke” jawab Miyori terbata bata. “Sengaja ya? Mancing? Ahahahah, adik kecil” pikir Azran dalam pikiran nya. “Dia sadar! Aku harus apa?! Stay calm aja lah ya” ucap Miyori ketakutan dalam hatinya.
Hari menjelang sore, Azra mengajak Miyori ke lantai teratas dari sebuah gedung kosong yang tua. “Mampus aku! Azran tau, dia pasti mau musnahin aku!” ucap Miyori dalam pikirannya. “Disini tempat terbagus kalau mau liat matahari terbenam. Biasanya aku kesini sendiri kalau butuh waktu sendiri, tapi aku harap aku bisa kesini lagi sama kamu ya adik kecil” jelas Azran dengan suara lembut. “Oh, kapan kapan aku ke Jakarta lagi deh biar bisa kesini sama kak Azran” jawab Miyori santai. Dengan tatapan tajam, Azran mengelus kepala Miyori dan berkata dengan nada tak biasa. “Mungkin kamu bisa kesini lagi, atau gak bisa lagi” “Maksud kak Azran?!” Tanya Miyori ketakutan. “Mungkin pas kamu balik ke sini, kamu udah gak bisa ngeliat kota kota dan gedung indah kayak gini. Mungkin nanti yang kamu liat cuma tanah kuburan dan gedung yang hancur, ahahahah!!” Jelas Azran sambil tertawa puas. “Kak Azran?!!” Miyori mendorong Azran menjauh darinya, dengan badan nya yang bergetar ketakutan, ia menjauh dari Azran. “Awalnya aku gak tau apa maksud kamu ke Jakarta, tapi semakin lama aku tau kalau kamu nyari tau soal aku. Kamu penasaran tentang gimana cara aku ngatur kota Jakarta? Ahahahaha! Itu gampang adik kecil, tapi mau seberusaha apapun kamu menyingkirkan aku, tetep akan kamu duluan yang akan aku singkirkan!” Jelas Azran. Ia mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi ajaibnya. Miyori mengangkat ember berisi cat air dengan kekuatannya dan melempar ember itu pada Azran hingga tubuh Azran basah dengan cat air.
Dengan sigap Miyori mengambil ponsel Azran dan menghapus aplikasi itu. Azran segera merebut ponselnya, namun semua terlambat. Aplikasi ajaib yang telah ia buat selama berbulan bulan telah terhapus. “SIALAN! KURANG AJAR! KENAPA SIH LO GAK TAU YANG NAMANYA KEBAHAGIAAN? SEMUA ORANG GAK BISA NGELIAT ORANG LAIN BAHAGIA!! AAGHH!” ucap Azran dengan suara keras sambil mencekik Miyori. Miyori segera menendang kaki Azran, dan ia berkata “Dengan ngancurin harapan dan masa depan orang orang bukan cara buat bahagia! Egois!” Gertak Miyori dengan suara lantang. Dengan emosi menggebu, Azran mendorong Miyori hingga bergelantung di atap gedung. Hya Fairy, bersama Nicolas dan Miguel datang untuk menyelamatkan Miyori dari emosi Azran. Hya Fairy menyihir Azran untuk berdiam beberapa menit. Sementara Nicholas dan Miguel menolong Miyori yang sudah hampir terjatuh dari atas gedung. Miyori bergegas menyihir Azran menjadi tokoh fiksi yang baik hati dalam semua mimpi orang orang. “Hya Fairy? Kamu? Dan Nicholas? Miguel? Kok kalian bisa disini?” Tanya Miyori terheran heran dengan kehadiran mereka. “Terimakasih sudah menciptakan aku Yori, aku bahagia bisa menjadi tokoh utama dalam semua mimpi orang. Sekarang, aku nyata di hadapan mu, aku ingin memberikan mimpi indah juga untuk mu” jelas Hya Fairy pada Miyori. “Hya Fairy datang di hadapan aku, dan dia minta buat ikut dia, aku inget kalau dia adalah peri yang selalu menghilangkan mimpi buruk aku. Makasih ya Yori kecil, kamu udah selamatin aku dari mimpi buruk yang bisa bunuh aku” ujar Nicholas menjelaskan pada Miyori. “Walau kita belum kenal, tapi aku tau kamu dan Hya Fairy itu baik” ucap Miguel dengan suara lembut. Nicholas dan Miguel pun memeluk Miyori dengan hangat. “Semoga, Alankan Azran juga bisa selamatin banyak orang dari mimpi buruk yang mematikan” harap Miyori. Hya Fairy mengajak Miyori untuk kembali ke Makassar, “mami dan papi udah nungguin kamu pulang, ayo pulang!” Ajak nya. “Aku gak mau pisahin bunda dan abi dari anak nya. Biarin mereka jadi tokoh fiksi untuk menemani Azran di sana” ucap Miyori. Miyori kembali ke rumah yang selama ini ia tempati di Jakarta serta menyihir ibu dan ayahnya Azran menjadi tokoh fiksi yang baik hati dalam mimpi semua orang juga. Dengan perasaan senang yang tak terkira, Miyori yang berhasil menyelamatkan ribuan orang dari mimpi buruknya. Ia segera kembali ke Jakarta, untuk melepas rindu dengan ibu dan ayahnya.