Drew menatap dalam mata biru milik Laura , tetes air mata jatuh dari mata coklat milik Drake , "Baiklah , jadi yang ingin kau katakan , kau tak pantas untuk ku ? , dan juga kita tidak sebanding begitu Luara ? , " ucap nya pelan dengan nafas memburu , air mata nya mengalir pelan , Laura menghembus nafas kesal , matanya menatap sinis manik coklat milik Drew yang kelihatan sangat kacau .
"Drew , kau dan aku tidak pantas , lihat lah diri mu , kau laki laki sempurna dan aku ? , hanya seorang wanita bodoh , perokok pemabuk , dan kau ? , kau tampan , kau pintar , dan segala nya , sungguh aku tak bisa bersanding dengan mu , jadi kumohon mengertilah , dan kau bilang kau ingin fokus dengan kuliah mu bukan ? , maka lakukan lah , aku tak kan menghalangi mu , berbahagia lah , dan kumohon lupakan aku , anggap kita tak pernah bersama , hidup lah dengan layak Drew , " jawab Laura pelan , keduanya matanya menatap sayu manik coklat milik Drew, Drew melangkah mundur , dan di balik kan badan nya membelakangi Drew , dan kemudian dia berlari pelan meninggalkan Drew yang saat ini hanya berdiam diri dan tak menjawab , dan tak selang beberapa detik , Laura berbalik badan , dan beteriak , "Kumohon Drew - , " .
Sebuah teriakan terdengar sangat jelas , di iringi deras nya hujan Drew beteriak , berjalan cepat menuju Laura yang saat ini terdiam dengan bentakan nya , "Aku lakukan apa pun untuk mu , ku beri kau segala nya , semuanya aku lakukan untuk mu Laura , aku selalu berusaha selalu berusaha untuk menjadi jauh lebih baik untuk mu , aku selalu sabar dengan sikap mu selama lima bulan ini , lima bulan aku menunggu mu , lima bulan aku menunggu Laura ! , melakukan banyak hal selama ini , aku mengemis , selalu mengemis, Laura ku lakukan untuk mu , tapi bisa kah kau ? ," tangis Drew makin deras yang di iringi petir petir menyambar , dan tak sadar tetes air mata Luara pun mulai bermunculan , Drew menggeleng kepala nya , menampar pipi milik nya , dia beteriak keras , "Ratusan kali maaf ku untuk mu , ratusan kali , menjadi laki laki menyedihkan , semuanya ku lakukan untuk mu , tapi kumohon , bisakah katakan terimakasih dan maaf ? , kumohon , bahkan aku meminta maaf mu saja aku harus mengemis seperti ini , ". Drew menatap dalam mata biru milik Laura yang saat ini menatap ke arah bawah jalan yang sudah di basahi oleh deras nya hujan .
Laura menggeleng kepala nya , dan tersenyum hambar menatap manik coklat milik Drew , tangan kecil milik nya meraba tangan Drew , ke empat tangan itu bergengam manis , dengan nada rendah , "Drew , aku ... " .
"Hei dengar , aku tak bermaksud membentak mu , maaf kan aku , jangan menangis kumohon , hujan nya semakin deras , kumohon lupakan , kau harus meneduh , kau tidak ingin terkena demam tinggi bukan dan menyebab kan kau sakit seharian dan tidak bersekolah ," Drew tersenyum pelan , dan menghela nafas panjang , matanya menatap dalam mata biru milik Laura yang saat ini ikut menatap nya dengan berbagai tatapan .
"Aku tidak bersekolah ," ucap Laura menjelaskan dengan menepis tangan besar milik Drew .
"Oh ya , ini malam , dan ini juga hari Minggu , kekeh nya pelan , " .
"Aku hamil Drew , ".
Petir menyambar begitu keras , kedua manik coklat milik Drew membulat , ocehan ocehan mulai di ucapkan oleh Laura , Drew membeku , terdiam , dia berjalan mundur , bibir pink milik nya tersenyum lebar , tetes air mata pun mulai berjatuhan dengan begitu deras di iringi dengan deras nya hujan , petir semakin menyambar begitu keras , "Maaf , untuk membentak mu , " . Drew berlari dengan kencang , jantung nya berdebar dengan sangat kencang , di saat sudah jauh dia berhenti sejenak sembari memegangi jantung nya yang berdebar tak karuan , dia menunduk pasrah , dan beteriak keras di keras nya petir menyambar , semua orang menatap nya aneh , hingga kemudian ada beberapa orang yang merekam nya .
satu bulan kemudian ..
"Drew , kau sudah dengar kabar nya ? , mantan kesayangan mu maksud ku si Laura menikah dengan laki laki berumur 28 tahun , ini gila , maksud ku setelah tidak bersama dengan mu , dia benar benar manjadi orang gila ," Harry menjelaskan sembari memperlihatkan Hendphone kecil milik nya .
"Persetan dengan nya Harry , bukan urusan ku , untuk mengurusi hidup nya yang menyedihkan itu , " jawab nya tertawa hambar , Harry menggaruk kepalanya yang tak gatal .
"Hei , harus nya aku tanyakan padamu ? , emm , Drew ? , apakah kau baik baik saja ? ," tanya khawatir .
"Menurut mu saja Harry , menurut mu saja , " .
"Bersedih normal , tapi kau tau menangisi kepergian seorang perempuan berengsek itu sangat menyedihkan , kau menangisi seorang perempuan yang di bilang cantik tidak , sexi tidak , dan juga pintar juga tidak , kau menangisi perempuan murahan , di saat kau sibuk dengan sekolah mu , dirimu , pendidikan mu , untuk mendapatkan sebuah beasiswa untuk kuliah , dia malah memperlakukan mu seperti budak nya , dan di saat kau memberi dunia mu , dia mengkhianati mu , dan hamil laki laki yang berusia 28 tahun , dan kini dia menikah , entah bahagia atau tidak , " tawa harry terdengar keras , dia menatap puas ke arah Drew yang enggan menatap nya , "Baiklah ada hina an lagi yang belum kau lontar kan untuk ku Harry Potter ? , ".
"Kau di selamat kan Tuhan Drew . "
Drew mengangguk paham , dan tersenyum pelan menatap kesal ke arah Harry yang melempar kan tatapan tajam ke arah nya .
"Dia tidak menjelaskan waktu itu , maksud ku , kau tau , dia baru anak perempuan yang baru dewasa , dia baru anak perempuan yang berusia 17 tahun , dan dia memiliki hubungan dengan laki laki yang sudah berumur cukup , aku tak membela nya , tapi , mungkin , maksud ku Laura tidak mungkin mau , aku mengenal Laura , dia di paksa ? , kau tau dia hanya bocah , - ,"
Harry menatap nya sinis dan beteriak kencang , sambil menunjuk nunjuk Drew yang saat ini hanya terdiam membeku , "Tolol , lihat betapa menjijikan dirimu kau lebih hina dari pada perempuan murahan itu , kasihan dengan nasib nya , tidak kah kau kasihan dengan dirimu sendiri ? , kau berjuang untuk nya , kau lakukan apa pun untuk nya , kau beri dia dunia mu , kau beri dia hidup mu , kau selalu berjuang, berjuang, berjuang , selalu berjuang , apa dia kasihan dengan nasib mu ? , oh tidak , kau lihat dirimu sekarang , kau hancur hancur sehancur nya , tidak tau terbuat dari apa kalian berdua satu nya seperti binatang yang tidak pernah di urus dan satu nya seperti binatang yang ingin sekali di urus oleh sesama binatang , menyedihkan , menjijikan , kau dan jalang itu serasi , tolol dan tolol , ".
Drew beteriak keras , dan mendorong tubuh besar Harry , "Diam , kau tidak mengerti , kau tak pernah mengerti Harry , bagaimana rasanya , bagaimana rasanya .. , ".
Tangis Drew pun makin kencang , kedua tangan milik Harry memeluk erat tubuh besar milik nya , Harry tersenyum lebar dan makin mempererat pelukannya
"Drew , aku tidak pernah melarang mu jatuh cinta sama sekali , pada siapa pun itu , mau perempuan mau pun laki laki , aku tidak pernah melarang kau jatuh cinta pada siapa pun , itu hak mu , tapi kumohon jangan seperti ini , kau berusaha keras untuk nya , namun kumohon berusaha keras juga untuk dirimu sendiri , kau berusaha keras membahagiakan diri nya , namun kumohon berusaha keras juga membahagiakan diri mu sendiri , jika dengan jatuh cinta membuat teman ku ini jatuh sejatuh nya , maka kumohon jangan , kau tau ? , aku adalah orang pertama setelah keluarga mu yang ingin kau bahagia Drew , setidaknya kumohon , bahagia lah , " .
"Tapi , potong nya ," yang langsung di jawab oleh Harry .
"Hargai dirimu terlebih dahulu , sebelum menghargai seseorang , hormati diri mu terlebih dahulu sebelum menghargai seseorang , cinta i dirimu dahulu sebelum menghargai seseorang , kita di ciptakan semuanya dari tanah , jadi tak sepantasnya sesama tanah memperlakukan tanah lain nya dengan keji ," .
Keduanya saling menatap satu sama lain , dan ke empat manik tersebut menatap satu sama lain dengan berbagai tatapan , Drew tersenyum lebar dan beranjak pergi dari hadapan Harry .
Dua Minggu kemudian ...
Drew menatap dalam liat jendela , iris coklat nya membulat saat melihat orang orang di lapangan bermain bola basket , dia tersenyum tipis dan kemudian menghela nafas panjang , dan kemudian mengalihkan perhatian nya , dan kemudian dia menatap kosong papan tulis
TRING
TRING
TRING
Bel sekolah berbunyi keras , siswa dan siswi berlari perorangan , Drew berjalan pelan keluar kelas , di susul dengan Harry yang dari tadi memangil nya , "Drew , ada apa dengan kuping mu ? , tak kau bersihkan ? , teriak nya dari kejauhan , " .
"Dua Minggu ini , kau lebih menyendiri , ayolah , tak memikirkan perempuan itu bukan ? , satu bulan dua Minggu , kau berhasil Laura , kau membuat teman ku ini seperti odgj ," ucap nya dengan teriakan kesal , dan menepuk kedua tangan nya .
"Bahas Laura lagi ku bunuh kau ," ancam nya sinis .
Harry tertawa geli dan mengangguk paham , "Dari pelajaran fisika tadi kau tak berhenti melihat ke arah lapangan , apa kau sedang melihat perempuan manis di sana ? ," tanya nya yang hanya di beri gelengan kepala oleh Drew .
"Aku ingin masuk eskul bola basket , "
"Baiklah masuk saja , " .
"Tidak , tidak , itu baru rencana ku , aku belum bilang aku ingin masuk eskul , " .
"C"mon man , kau berbakat , kau tau , tinggi mu 185 centimeter , itu sempurna kau tau , hampir mendekati 190 centimeter , sungguh keren ," Harry tersenyum lebar yang di beli anggukan pasrah oleh Drew .
"Aku akan mencoba mengajukan , "
"Ini dia si gay kita , ketawa nya geli yang hanya di beri tatapan sinis kesal oleh Drew , "Aku tidak gay Harry Potter , " .
Dua tahun kemudian
Teriakan terdengar dari mana mana , "Ini dia si jagoan kita ," teriak pelatih dengan kegirangan .
"Terimakasih pak , aku akan jauh lebih baik lagi ," ucap Drew penuh penekanan .
"Kau sudah yang terbaik " ,
Harry menepis bahu nya dan tersenyum lebar , "Menabjukan , sumpah , aku tertawa setiap kali melihat mu dulu , menangisi Laura yang bahkan sudah menikah dengan orang laki laki yang berumur mungkin sekarang 30 , cinta mereka bersejarah si gadis imut dan om om ganas ," Harry terbahak bahak hingga mata mata menatap ke arah nya .
"Bagus kau mempermalukan aku ," bisik Drew malu .
"Dia menghubungi mu ? , dia meminta maaf kepada mu Drew ? , " .
"Tidak pernah ," jelas nya penuh penekanan .
"Lalu ? , apa maksud buku harian mu maaf itu ? , kau meminta maaf pada Laura ? , karena membentak nya waktu itu ? , " .
Drew tertawa pelan dan menatap dalam mata Harry yang bersamaan menatap nya , "Bukan untuk nya , tapi untuk diriku sendiri , entah ratusan maaf untuk diriku , karena tidak bisa berbuat apa apa saat di perlakukan seperti itu , kau tau ? , saat Laura memperlakukan aku layak nya sebuah sampah yang tidak bisa di olah kembali , di situ lah hal yang menyedihkan 50% aku ingin beteriak , marah kepadanya , ingin mencaci maki nya , dan 50% aku tidak berbuat apa apa , bahkan air mataku sudah sederas hujan yang berturunan waktu itu , aku mengucap kan ratusan maaf kepada nya , tapi mengapa aku tak bisa mengucap satu maaf kepada diriku sendiri ? , "
Harry memeluk erat tubuh nya , dan kemudian mereka tertawa geli , "Ucap kan lagi ? , " .
"Apa ? ," tanya nya bingung .
"Maaf untuk di perlakukan seenaknya nya , dan terimakasih memilih untuk bertahan , aku bangga padamu , teramat , " .
Drew beteriak keras , "MAAAF KAN AKU DREW ,"
Keduanya tertawa lebar , dan menatap satu sama lain
"Sahabatku , "teriak Drew yang di beri anggukan paham oleh Harry .
END .....