Udara di dalam rumah terasa dingin, meskipun matahari sedang terik di luar. Aku berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke taman belakang, menatap ke luar. Taman itu tampak sunyi dan sepi, hanya dihiasi oleh pohon-pohon tua dan rumput yang lebat.
"Aku tidak suka tempat ini," gumamku, suaraku bergema di ruangan yang sunyi.
Aku mencoba untuk mengabaikan perasaan aneh yang mencengkeramku, perasaan tidak nyaman yang tak dapat dijelaskan. Aku baru saja pindah ke rumah ini, rumah tua yang diwariskan dari nenekku.
Tiba-tiba, aku melihat sesuatu yang aneh di balik jendela. Sebuah bayangan samar, bayangan seorang wanita dengan rambut panjang dan gaun putih. Bayangan itu tampak melayang di udara, dekat dengan jendela.
"Siapa itu?" gumamku, suaraku gemetar.
Aku mencoba untuk memfokuskan pandangan, tapi bayangan itu menghilang. Aku menghela napas, mencoba untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa itu hanya bayangananku sendiri.
Tapi aku tidak bisa melupakan bayangan itu. Aku merasa ada sesuatu yang aneh di rumah ini, sesuatu yang jahat.
Malam itu, aku terbangun dari tidurku karena sebuah suara aneh. Aku mendengar suara desisan pelan, suara yang berasal dari jendela.
"Aku di sini," bisiknya, suaranya dingin dan menyeramkan.
Aku berbalik, menatap jendela itu. Aku melihat bayangan itu lagi, bayangan wanita itu, matanya menatapku dengan tatapan yang kosong dan dingin.
Aku berteriak, berlari keluar dari kamar. Aku bersembunyi di bawah selimut, berusaha untuk menenangkan diri. Tapi aku tidak bisa melupakan bayangan itu, bisikan itu.
Aku tahu, ada sesuatu yang jahat di rumah ini. Sesuatu yang ingin mendekat.
Aku mencoba untuk meninggalkan rumah ini, tapi aku tidak bisa. Aku merasa ada kekuatan yang menghentikanku.
Aku terjebak, terjebak dalam rumahku sendiri, dengan bayangan yang mengintai di balik jendela.
Setiap malam, aku mendengar bisikan itu, melihat bayangan itu. Aku mencoba untuk mengabaikannya, tapi aku tidak bisa.
Suatu malam, aku terbangun dari tidurku karena sebuah suara keras. Aku mendengar suara kaca pecah. Aku berlari ke jendela, menatap ke luar.
Aku melihat bayangan wanita itu, terapung di udara, dekat dengan jendela. Dia tersenyum, senyum yang dingin dan menyeramkan.
"Aku di sini," bisiknya, suaranya dingin dan menyeramkan.
Aku berteriak, berlari ke belakang. Aku mencoba untuk membuka pintu, tapi pintu itu terkunci.
Aku terjebak.
Aku menoleh, menatap jendela itu. Bayangan itu masih ada di sana, menatapku dengan tatapan yang dingin dan jahat.
Aku tahu, hantu itu tidak akan pernah melepaskan aku.
Aku menutup mata, menunggu akhir yang tak terhindarkan.
Dan kemudian, semua menjadi gelap.