Di sebuah rumah tua yang terpencil, di tengah hutan yang lebat, hiduplah seorang nenek tua bernama Nenek Asih. Rumah itu sudah tua dan usang, kayunya lapuk dimakan usia, dindingnya ditumbuhi lumut, dan atapnya bocor di beberapa tempat. Tetapi, Nenek Asih tetap tinggal di rumah itu, sendirian.
Nenek Asih bukanlah orang biasa. Ia memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan hantu. Ia sering bercerita tentang hantu-hantu yang menghuni hutan di sekitar rumahnya. Ada hantu wanita yang cantik tetapi sedih, hantu laki-laki yang gagah tetapi penasaran, dan hantu anak kecil yang lucu tetapi nakal.
Suatu hari, seorang gadis muda bernama Rani tersesat di hutan tersebut. Ia tersesat saat sedang mencari bunga anggrek untuk tugas sekolahnya. Ia berjalan tanpa tujuan, hingga akhirnya sampai di rumah Nenek Asih.
Nenek Asih menyambut Rani dengan ramah. Ia memberikan Rani makanan dan minuman, dan mendengarkan cerita Rani dengan sabar. Setelah Rani bercerita tentang tujuannya, Nenek Asih menawarkan bantuan. "Aku akan membantumu menemukan bunga anggrek itu," kata Nenek Asih. "Tetapi, kau harus berjanji untuk tidak takut."
Rani mengangguk, meskipun hatinya sedikit takut. Nenek Asih mengajak Rani berjalan-jalan di hutan, mencari bunga anggrek. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan hantu-hantu yang menghuni hutan tersebut.
Rani awalnya takut, tetapi Nenek Asih menenangkannya. Nenek Asih memperkenalkan Rani pada hantu-hantu tersebut. Hantu wanita yang cantik ternyata sedang mencari kekasihnya yang telah meninggal, hantu laki-laki yang gagah ternyata sedang mencari jalan pulang ke kampung halamannya, dan hantu anak kecil yang lucu ternyata sedang bermain petak umpet.
Rani akhirnya tidak lagi takut. Ia bahkan merasa senang berteman dengan hantu-hantu tersebut. Mereka bermain bersama, bercerita bersama, dan tertawa bersama. Rani menemukan bunga anggrek yang ia cari, dan kembali ke rumahnya dengan selamat.
Sejak saat itu, Rani sering mengunjungi Nenek Asih. Ia belajar banyak hal dari Nenek Asih, tentang hantu, tentang kehidupan, dan tentang kematian. Ia menyadari bahwa hantu tidak selalu jahat, dan bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya.