Dunia telah lama tenggelam dalam kegelapan. Umat manusia, yang dahulu berjaya, kini hidup dalam ketakutan, diperbudak oleh iblis-iblis yang menguasai bumi. Raja Iblis dan pasukannya telah mencengkeram dunia dengan kekuatan absolut, membuat perlawanan manusia tak lebih dari usaha sia-sia.
Namun, di tengah keputusasaan, seorang pria muncul.
Tanpa asal-usul, tanpa gelar, tanpa sejarah yang bisa ditelusuri.
Namanya adalah Danmaru.
Tanpa pasukan, tanpa dukungan, ia berjalan seorang diri menuju gerbang neraka, hanya membawa sebilah pedang usang di punggungnya.
Saat kakinya melangkah ke dalam neraka, langitnya yang hitam pekat bergemuruh. Ribuan, jutaan, bahkan lebih banyak lagi iblis yang jumlahnya melampaui batasan akal langsung mengepungnya.
Danmaru mencabut pedangnya. Bilah itu terlihat biasa saja—tidak bersinar seperti senjata suci, tidak memiliki aura sihir, bahkan sudah dipenuhi goresan pertempuran. Namun, begitu ia mengayunkannya…
Neraka bergetar.
Satu tebasan, dan ratusan iblis lenyap.
Dua tebasan, tanah neraka yang luas melampaui ketidakterbatasan mulai runtuh.
Tiga tebasan, langit neraka terbelah, menganga seperti akan menelan dirinya sendiri.
Darah iblis membanjiri tanah hitam, namun Danmaru tidak berhenti.
Anak buah Raja Iblis, makhluk-makhluk yang mampu menghancurkan dunia dalam sekejap mata, turun ke medan pertempuran. Mereka melepaskan sihir terkutuk, kekuatan yang dapat menghapus eksistensi.
Namun, pedang Danmaru lebih cepat.
Bilahnya menari di udara, memotong dimensi itu sendiri. Tidak ada yang bisa menandinginya. Tidak ada yang bisa menghentikannya.
Satu per satu, iblis-iblis terkuat jatuh.
Dan di tengah kehancuran, langit neraka terbuka, memperlihatkan Raja Iblis.
Ia lebih besar dari gunung, lebih kuat dari badai, lebih mengerikan dari kematian itu sendiri. Mata merahnya menatap Danmaru dengan amarah yang tak terlukiskan.
"Manusia…" suaranya mengguncang ruang dan waktu. "Kau berani menginjakkan kaki di domainku?"
Danmaru tidak menjawab. Ia hanya mengangkat pedangnya.
Dan pertarungan pun dimulai.
Raja Iblis menyerang dengan kekuatan yang bisa merobek realitas. Setiap tebasannya memecah ruang, menciptakan kehampaan yang menelan apapun di jalurnya. Namun, Danmaru tidak mundur.
Ia menangkis serangan itu dengan sebilah pedang usang yang seharusnya tidak mungkin menahan kekuatan semacam itu.
Lalu, ia membalas.
Satu serangan. Lengan Raja Iblis terputus.
Dua serangan. Darah hitam menyembur dari dadanya.
Tiga serangan. Tubuh Raja Iblis terhuyung, untuk pertama kalinya merasakan ketakutan.
"Mustahil…"
Namun, Danmaru tidak berhenti.
Dengan satu tebasan terakhir, ia membelah Raja Iblis dan seluruh dimensi neraka bersamanya.
Ledakan maha dahsyat terjadi. Neraka yang luas melampaui infinity hancur dalam sekejap mata.
80% iblis musnah seketika.
Di tengah kehancuran, Danmaru berdiri dengan pedang yang kini retak. Kemenangan telah diraihnya, namun tubuhnya telah mencapai batasnya.
Ia jatuh berlutut. Nafasnya berat. Pandangannya mulai kabur.
Namun, sebelum kesadarannya menghilang, ia melihat sesuatu.
Raja Iblis masih hidup.
Ia tidak lagi berdiri dengan gagah. Tubuhnya hancur, kekuatannya hampir musnah. Sang penguasa neraka kini hanya tersisa cangkang kosong yang sekarat.
Danmaru tersenyum tipis.
Ia telah menang.
Dan di saat berikutnya, ia menghembuskan nafas terakhirnya.
---
Dengan hilangnya sebagian besar iblis, manusia akhirnya bangkit dari keterpurukannya. Kota-kota dibangun, peradaban berkembang, dan umat manusia kembali hidup dalam cahaya.
Namun, tidak ada satu pun yang mengetahui siapa yang telah menyelamatkan mereka.
Danmaru, sang pahlawan yang bertarung sendirian di neraka, menjadi legenda yang tak pernah dicatat.
Di sisi lain, jauh di sudut dunia, seorang makhluk duduk dalam kegelapan.
Raja Iblis masih ada.
Ia tidak lagi memiliki kekuatan yang dulu, tidak lagi memiliki pasukan, tidak lagi memiliki neraka.
Namun, ia masih hidup.
Dan di bayangan, sisa-sisa iblis yang selamat bersembunyi.
Mereka tidak lagi berkeliaran di bawah sinar matahari. Mereka tidak lagi menguasai dunia.
Namun, mereka menunggu.
Menunggu waktu yang tepat untuk bangkit kembali.
Dan meski manusia telah melupakan nama Danmaru,
para iblis tidak akan pernah melupakannya.
-----
Pesan author
Halo temen temen terimakasih sudah membaca cerpen ini,ini sebagai bentuk promosi dari cerita novel aku Yaitu
After 17 yang dimana keadaan dunia setelah Cerita ini
"Kehidupan Aku Setelah Berumur 17 Tahun"
Fikri, seorang anak SMA yang hidup dalam kesedihan, memutuskan mengakhiri hidupnya setelah cintanya ditolak. Namun, takdir berkata lain. Di ambang kematian, ia dihidupkan kembali oleh Dewi Sistar—sosok misterius yang menawarkan kesempatan kedua.
Dengan janji bahwa hidupnya akan berubah di dunia yang baru ini, Fikri harus menghadapi kenyataan yang berbeda. Apakah kesempatan ini benar-benar membawa kebahagiaan, atau justru menjadi awal dari sesuatu yang lebih besar?
Instagram penulis
@fikriafter17
------
Attention !!!
Ini karya dibantu dibuat dengan AI dan berasal dari ide saya