🍒 Happy Reading 🍒
Di sebuah sekolah yang kelihatannya damai tapi penuh drama, ada satu murid yang namanya sudah jadi legenda. Namanya Wisang Kentutromo.
Bukan cuma namanya yang ajaib, tapi juga hobinya: kentut.
Tapi bukan kentut biasa. Kentut Wisang bukan sekadar "bloop" atau "pfft", melainkan "BRUUUUAAAAARRRGGGGHHH!!"—suara yang bisa bikin burung jatuh dari langit, kaca bergetar hebat, dan bikin masa depan murid lain terasa suram seketika.
Masalahnya, Wisang ini polos banget, banget, banget. Dia nggak pernah niat jahat atau iseng. Dia hanya punya satu kendala dalam hidup: perutnya selalu penuh angin dan nggak bisa direm plus ditahan.
---
Hari Itu di Kelas 9C…
Pagi itu, kelas 9C terasa damai banget. Murid-murid duduk rapi, siap menerima pelajaran dari Bu Sesih, guru matematika yang wajahnya selalu seperti sedang menghitung utang negara.
"Tolong buka halaman 55. Kita akan belajar…"
BRUUUUUUAAAAARRRRHHH!!
Seketika, suasana hening. Burung-burung yang hinggap di jendela langsung kehilangan keseimbangan dan terjerembab ke lantai dengan tidak elit. Para murid membeku bagaikan es, menoleh ke arah sumber suara dengan tatapan ngeri seperti baru saja melihat setan.
Di bangkunya, Wisang Kentutromo duduk dengan wajah polos.
"Wisang…", Bu Sesih menyipitkan mata.
"Iya, Bu?"
"Itu suara apa?"
"Maaf, Bu. Semalam saya kebanyakan makan ubi."
Mata Bu Sesih membelalak lebar. Instingnya sebagai guru menyuruhnya tetap tenang, tapi gelombang gas beracun sudah menyebar keseluruhan kelas.
Bruno Alang-alang, anak paling kuat di kelas, megap-megap seperti ikan koi kehabisan air.
"BUUUAAHHH… Bau apaan ini??!?" Dia tumbang ke meja sambil menggeliat seperti cacing kepanasan.
Di sebelahnya, Joki Pletak-pletok, si jagoan sekolah, mencoba bertahan. "Aku laki-laki sejati… Aku gak bakal kalah sama bau kentut…"
Satu detik kemudian, matanya berkaca-kaca. Dua detik kemudian, kepalanya langsung ambruk.
"BUUUUAAAAH! AKU MENYERAH! TUHAN, AMPUNI AKU!!"
Dampak Kentut Wisang Kentutromo:
✅ Burhan Gigitik lari keluar kelas sambil teriak, "Aku ingin hidup lebih lama lagi!"
✅ Siti Mletup langsung ngirup minyak kayu putih kayak lagi lomba minum es teh yang diberi waktu hanya 1 detik.
✅ Bu Sesih nyaris pingsan tapi menahan diri karena statusnya sebagai guru teladan.
✅ Bruno Alang-alang mulai menyusun surat wasiat.
Di tengah kekacauan, Wisang hanya bisa menggaruk kepala dan memiringkan kepalanya.
"Lho? Kok semua tumbang?"
---
Dampak yang Lebih Besar…
Ternyata, kekuatan Wisang tidak hanya menghancurkan kelas 9C. Gelombang angin mautnya menyusup lewat ventilasi dan menyebar ke seluruh sekolah.
Di ruang guru, Pak Juwari, pelatih olahraga yang terkenal bisa push-up 1000 kali, tiba-tiba jatuh dari kursinya.
"MENGAPA BAU INI BEGITU BUSUK?!?!?" teriaknya sebelum tumbang seketika.
Di kantin, Mbak Surti Bakul Cakwe yang sedang menggoreng mendadak berhenti.
"Hah? Kenapa aku mencium bau seperti… seperti…"
Mbak Surti tidak sempat menyelesaikan kalimatnya. Dia langsung ambruk di atas bakul cakwe dalam posisi kayak udang rebus.
---
Saat Upacara…
Hari Senin. Upacara berlangsung khidmat.
Sedangkan satu murid tengah gelisah memegang perutnya, dengan keringat yang sudah membanjiri tubuhnya.
Pak Kepala Sekolah, Bambang Wirolembut, sedang berpidato tentang disiplin dan kebersihan.
"Anak-anak, marilah bersama-sama kita menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih dan…"
BRUUUUAAAAAARRRRRGGGGGGHHHHHH!!
Bendera merah putih yang berkibar di tiang seketika langsung kendor seolah kehilangan semangat nasionalisme.
Pak Bambang tersedak ludahnya sendiri.
"Ya Allah… Bau macam apa ini?!?!"
Para murid mulai jatuh satu per satu seperti domino.
Pak Satpam Karyo yang sedang berdiri tegap dan gagah mendadak seketika lunglai seperti pohon pisang ditebang.
Para guru panik, tapi terlalu lemah untuk lari.
Di tengah semua itu, Wisang Kentutromo hanya menggaruk kepala dengan polos— menatap semua itu dengan mata berkedip-kedip.
"Lho? Kok semua pingsan?"
---
Akhirnya…
Sejak kejadian itu, sekolah membuat peraturan baru:
"Wisang Kentutromo dilarang makan ubi, telur rebus, dan kol sebelum jam sekolah berakhir."
Tapi… semua orang tahu, itu tidak akan menghentikan Wisang Kentutromo.
Kentutnya akan terus mengguncang seluruh dunia…
---
Tepat setelah peraturan dibuat, seorang murid lain—Gilang Anginburuk—duduk di pojok kelas. Ia menyeringai.
"Hmph. Akhirnya aku gak punya saingan…"
BRUUUUUAAAAAAAAARRRRRRGGGGHHHHH!!!
Dan kiamat pun terjadi lagi.
🍒✨💐TAMAT💐✨🍒