Part 1: Kedatangan yang Mencurigakan
Senja mewarnai langit pegunungan di China dengan warna oranye dan ungu. Empat sahabat—Lin Wei, Zhang Hao, Chen Li, dan Mei Ling—baru saja tiba di tepi Desa Wang, sebuah desa terpencil yang terkenal dengan cerita-cerita misteri dan legenda kuno. Mereka adalah mahasiswa yang tertarik dengan budaya dan sejarah lokal.
"Tempat ini terlihat sangat kuno," kata Mei Ling sambil mengagumi arsitektur rumah-rumah tradisional.
Lin Wei, yang lebih berhati-hati, mengamati sekeliling. "Tapi suasananya agak aneh, ya? Tidak ada orang sama sekali."
Zhang Hao, yang selalu optimis, menimpali, "Justru itu menarik! Kita bisa menjelajahi desa ini tanpa gangguan."
Chen Li, yang membawa kamera, mulai mengambil foto. "Semoga kita menemukan sesuatu yang bersejarah di sini. Foto-foto ini pasti akan menarik perhatian."
Mereka mulai berjalan memasuki desa, mengikuti jalan setapak berbatu yang sepi. Udara terasa dingin dan suara serangga malam mulai terdengar.
"Eh, kalian dengar sesuatu?" tanya Lin Wei tiba-tiba.
Semua terdiam. Dari dalam desa, terdengar suara seruling yang melankolis dan aneh.
"Itu mungkin musik tradisional desa ini," kata Zhang Hao, mencoba menjelaskan.
Namun, suara seruling itu terdengar lagi, kali ini lebih dekat dan lebih menghantui. Seperti ada seseorang yang memainkan melodi yang sedih dan menakutkan.
Chen Li mulai merasa tidak nyaman. "Sepertinya kita bukan satu-satunya di desa ini."
Mei Ling, meskipun sedikit takut, tetap penasaran. "Mungkin ada penduduk desa yang sedang mengadakan upacara adat?"
Mereka melanjutkan perjalanan dengan perasaan waswas. Suasana semakin mencekam saat kabut mulai turun dari pegunungan, membuat desa terlihat semakin gelap dan misterius.
Part 2: Jejak dan Keanehan
Malam pertama mereka di desa itu dihabiskan di salah satu rumah kosong yang mereka temukan. Suara-suara aneh terus terdengar di luar rumah.
"Aku tidak bisa tidur nyenyak," keluh Chen Li sambil meringkuk di sudut ruangan.
"Sstt, jangan berisik. Nanti kita ketahuan," bisik Lin Wei, yang juga merasa takut.
Pagi harinya, saat mereka keluar dari rumah, mereka menemukan jejak kaki aneh di jalanan desa. Jejak itu besar dan tidak seperti jejak kaki manusia biasa.
"Jejak apa ini?" tanya Mei Ling, heran.
Zhang Hao memeriksa jejak itu dengan seksama. "Ini bukan jejak manusia. Tapi jejak binatang juga tidak."
Lin Wei merasa semakin tidak enak hati. "Aku bilang juga apa, desa ini aneh."
Mereka memutuskan untuk menjelajahi lebih dalam desa, berharap menemukan penjelasan tentang jejak kaki itu dan suara seruling yang mereka dengar.
Saat mereka berjalan, mereka menemukan lukisan-lukisan aneh di dinding beberapa rumah. Lukisan itu menggambarkan makhluk-makhluk mitos yang mengerikan dan simbol-simbol yang tidak mereka kenali.
"Ini pasti lukisan kuno," kata Mei Ling, yang mencoba mengingat pelajaran sejarahnya. "Ini mungkin terkait dengan legenda desa ini."
Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki di belakang mereka. Mereka berbalik, namun tidak melihat siapa-siapa.
"Siapa itu?" tanya Chen Li dengan suara gemetar.
Tidak ada jawaban. Hanya suara angin yang bertiup melalui rumah-rumah kosong.
Part 3: Kabut dan Teror
Sore harinya, kabut turun semakin tebal, membuat jarak pandang sangat terbatas. Mereka tersesat dan tidak tahu arah kembali ke rumah tempat mereka menginap.
"Kita harus mencari jalan keluar dari sini," kata Zhang Hao, berusaha tetap tenang.
Namun, suasana semakin mencekam. Suara seruling mulai terdengar lagi, kali ini lebih dekat dan lebih mengancam.
Melodi itu terdengar seperti panggilan, dan mereka merasakan perasaan tidak nyaman yang kuat.
"Kita harus pergi dari sini," kata Lin Wei, merasa ketakutan yang semakin besar.
Mereka mulai berlari, mencoba menjauhi sumber suara. Namun, kabut membuat mereka kesulitan melihat dan mereka terus berputar-putar di tempat yang sama.
Tiba-tiba, Mei Ling tersandung dan kakinya terkilir. Ia meringis kesakitan.
"Mei Ling, kamu tidak apa-apa?" tanya Lin Wei khawatir.
Saat mereka membantu Mei Ling berdiri, mereka melihat sesuatu yang mengerikan di balik kabut. Sebuah sosok tinggi dengan pakaian tradisional yang lusuh, memegang seruling, berdiri tidak jauh dari mereka. Wajahnya tertutup bayangan, namun aura dingin dan mengancam terpancar darinya.
Mereka semua terdiam ketakutan. Sosok itu mulai berjalan mendekat, dan suara serulingnya semakin menghantui. Mereka tahu bahwa mereka dalam bahaya besar dan harus segera melarikan diri dari desa terlarang ini.
Part 4: Melarikan Diri dari Desa Terlarang
Dengan Mei Ling yang terpincang-pincang, Lin Wei dan Zhang Hao memapahnya keluar dari desa. Chen Li terus melihat ke belakang, memastikan sosok mengerikan itu tidak mengejar mereka. Suara seruling masih terdengar, semakin menjauh, namun tetap menghantui.
Mereka berlari secepat yang mereka bisa, menjauhi rumah-rumah kosong dan kabut yang semakin tebal. Mereka tidak tahu ke mana harus pergi, yang penting adalah menjauh dari desa terkutuk itu.
Setelah berlari cukup jauh, mereka berhenti untuk mengatur napas. Mereka berada di jalan setapak yang mengarah keluar dari desa, namun suasana di sekitar mereka masih terasa aneh.
"Kita harus keluar dari daerah ini secepatnya," kata Lin Wei, masih merasa takut.
Mereka melanjutkan perjalanan, berjalan dengan cepat tanpa berbicara. Setiap suara kecil membuat mereka terlonjak kaget. Mereka merasa seperti ada sesuatu yang terus mengawasi mereka dari balik pepohonan.
Akhirnya, mereka tiba di tepi desa, di mana mereka meninggalkan perahu sewaan mereka. Mereka segera naik ke perahu dan mendayung secepat mungkin menjauhi desa itu.
Saat mereka menjauh, mereka melihat ke belakang. Kabut tebal masih menyelimuti Desa Wang, membuatnya tampak seperti pulau yang hilang di tengah lautan kabut. Suara seruling sudah tidak terdengar lagi, namun bayangan sosok mengerikan itu masih terbayang di benak mereka.
Part 5: Mimpi Buruk dan Peringatan
Setelah kembali ke kota, mereka semua mengalami mimpi buruk tentang desa terlarang dan sosok mengerikan itu. Mereka tidak bisa melupakan pengalaman menakutkan yang mereka alami.
Mei Ling kakinya masih sakit, dan ia harus pergi ke dokter. Dokter mengatakan bahwa kakinya terkilir parah dan ia membutuhkan istirahat yang cukup.
Mereka memutuskan untuk mencari informasi tentang Desa Wang. Mereka menemukan catatan sejarah yang menyebutkan tentang sebuah desa kuno yang ditinggalkan karena kutukan. Konon, desa itu dihantui oleh arwah seorang pemain seruling yang meninggal secara tragis.
Mereka menyadari bahwa mereka telah membangunkan sesuatu yang seharusnya dibiarkan tertidur. Mereka merasa bersalah karena telah mengganggu ketenangan desa itu.
Mereka memutuskan untuk tidak pernah kembali ke Desa Wang dan memperingatkan orang lain untuk tidak mendekati desa itu. Mereka tahu bahwa pengalaman mereka adalah pelajaran berharga, dan mereka berjanji untuk lebih menghormati tempat-tempat yang memiliki sejarah dan legenda yang kuat.
Meskipun mereka berhasil melarikan diri, pengalaman di Desa Wang akan selalu menjadi bagian dari hidup mereka. Mereka akan selalu mengingat kabut tebal, suara seruling yang menghantui, dan sosok mengerikan yang mereka lihat. Mereka telah menghadapi teror yang nyata, dan itu telah mengubah mereka selamanya.
By : Gemini AI
Tolong komen dan tekan mangga di pojok kanan bawah!