Apa Aku Bahagia?
"Dek.."
Kenapa, setiap kali bertemu pulau fiksi, yang menawarkan banyak simfoni
Selalu saja kalah, menangis tergugu.
Sangat menikmati arti sesak di destinasi imajinasi
Yang bahkan kacamata realita tak selalu menyenangkan
"Kak, kenapa setiap kali aku bertahan,"
Ada jeda yang ku berikan, sakit jauh lebih mendominasi
"Ada saja.. Orang toxic melukai hati, nyaris jadi psikopat lagi."
Bertutur sangat menyiksa tenggerokan, lagi.. Merasakan tercekat, sesak dalam dada.
"Aku tidak takut buat jadi gila, suatu hari nanti, kak."
"Karna udah kalah dengan penyakitku yang parah ini."
"Dan, aku juga tidak takut kalau di klaim gila, kak."
"Karena setiap kali mau pemulihan, selalu saja lingkungan sekitarku sedekat nadi, buat aku kumat."
"Dan.."
Aku menjedakan lagi,
"Itu dengan kesengajaan."
"Terbukti, saat Metti lihat wajah datar dan sinisku, dia terkekeh ngeledek."
"Capek, bertahan kak."
"Bahkan.. Aku berusaha mati-matian supaya tidak mendekati benda tajam,"
"Aku pun sudah ada pemikiran bundir dalam kamar."
"Oyah, kak, saya pernah bilang gini, nggak sih ke kakak?"
"Apa tuh dek?"
Kak Lefan penasaran
"Hem.. Soal dokter psikiater, bilang kalau orang depresi tidak boleh di tinggalkan sendirian, karna bahaya."
Kak Lefan sibuk menyimak.
"Bahayanya itu nanti self harm bahkan bundir saat sendiri."
"Iya, kakak paham."
"Jadi? Jangan sendirian yah?"
"Datang aja ke sini, kalau ade benar-benar merasakan sakit."
"Atau.. Merasakan tanda-tanda mau menyakiti diri."
"Kakak tahu, ade kangen telponan sama Adnan kan?"
"Tapi, kakak mengerti posisinya ade, karena kejadian di kantor polisi, yang Fira jebak ade lewat kembalikan sepatu,"
"Ade bertengkar sama teman baiknya Adnan kan?"
Aku pun hanya mengangguk.
"Dan.. Ade juga yang sendiri bilang ke cewek itu, kalau dia sendirian dan lebih pantas dapatkan perhatiannya Adnan."
"Kak.."
"Yah, dek?"
"Iya, kak."
"Apanya dek?"
"Itu, kak, yang tadi kakak bilang."
"Benar. Saya sendiri yang minta dia buat komunikasi saja sama Adnan, tanpa terhalangi saya, kak."
"Dan.. Cinta yang selama ini Adnan cerita dan pendam, udah ada timbal balik."
Lalu..
"Yang buat hubungan pertemanan kalian bertiga berantakan, yah?"
Kak Lefan benar.
Perkara Fira yang memulai sebuah permainan licik, manipulatif itulah menyebabkan aku kehilangan banyak
Termasuk tempat melarikan trauma.