📍 : Romance, Slice of Life
¶ By:@Ellen_Telenan𖥻
Kiari Deran, seorang gadis baik hati yang imajinatif dan berbakat, sangat di sayang kan gadis baik itu harus putus sekolah karena beasiswa nya di tarik sekolah hanya karena fitnah teman sekelas nya, beberapa teman memang membela nya, akan tetapi pembelaan tersebut tak di dengar oleh pihak sekolah.
· Kiari pun akhirnya merasa putus asa karena pada akhirnya ia tak bisa melanjutkan sekolah nya hingga lulus, ia pun memutuskan untuk berkerja saja, melakukan interview di berbagai perusahaan dan berbagai macam jenis pekerjaan ia coba, akan tetapi ia belum juga mendapatkan sisi terang.
── Kiari tak memiliki orang tua maupun uang, ia hidup bersama sang paman, akan tetapi paman nya kini tengah berada di luar Negeri untuk bekerja agar bisa menafkahi sang keponakan. Suatu ketika saat Kiari melamun karena bingung, ponsel jadul nya itu pun berdering.
Kiari mengangkat telepon nya, dan ternyata itu paman nya yang menelpon, Kiari langsung menangis dan meminta maaf karena hanya menjadi beban bagi paman nya, terdengar suara lembut paman Kiari yang berusaha menenangkan Kiari, paman nya bertanya, kenapa Kiari menangis dan meminta maaf, Kiari tak berani bicara, paman nya diam, pamannya tau Kiari butuh waktu untuk dapat menjelaskan semua nya.
– Menit demi menit terlewati, syukurlah paman nya sedang libur kala itu, jadi bisa meluangkan banyak waktu untuk bertelfonan dengan Kiari, Kiari pun mulai menceritakan detail-detail kemalangan yang menimpa nya, paman nya dengan lembut memberitahu Kiari bahwa semua nya akan baik-baik saja, Kiari tak perlu memikirkan keuangan karena paman nya lah yang akan mengurus semua nya, Kiari merasa sangat amat bersalah pada sang paman, ia hanya merepotkan paman nya saja.
Saat Kiari mulai tenang, paman memutuskan untuk mengubah ke topik yang lebih santai, di tengah-tengah perbincangan santai mereka, paman Kiari teringat tentang perpustakaan di Jalan Gracle di kota Hieru yang berada cukup jauh dari rumah Kiari saat ini, perpustakaan itu ialah perpustakaan lama milik ayah nya yang merupakan kakek Kiari, paman nya juga bilang bahwa kakek Kiari dulu nya ialah pengoleksi buku yang kaya, dan bangunan perpustakaan itu juga sudah terdiri atas rumah di lantai tiga nya. Kiari dulu sangat mengagumi kakek nya, karena kakek nya lah yang lah yang mengajari nya membaca dan memberi nya banyak buku.
Kiari jadi mengingat kakek nya kembali saat paman nya menceritakan hal itu, lalu paman nya pun angkat bicara kembali dan meminta Kiari untuk mewarisi bangunan itu, Kiari terkejut, ia merasa tak pantas untuk mengurus suatu warisan apa lagi milik seseorang yang ia kagumi sejak kecil. Paman nya memaksa nya, dan membujuk Kiari berkali-kali, dan akhirnya Kiari pun setuju. Paman Kiari pun memberikan alamat lengkap dan menyuruh Kiari untuk segera berkemas agar menghemat waktu, paman Kiari juga bilang bahwa salah seorang teman nya akan membantu dan mengantar Kiari pindahan esok hari.
Keesokan Hari nya, Kiari tengah berada dalam mobil besar yang mengangkut barang pindahan nya, di dalam mobil ia dan teman paman nya yang bernama Joeh berbincang ringan, Joeh memberi tau Kiari bahwa Paman dan Ayah Kiari dahulu adalah patner yang luar biasa, mereka berdua bersama menguasai pasar kota Hieru dan membangun perusahaan bersama, kalau bukan karena orang licik yang menggunakan jalur ilegal untuk dapat mengambil alih perusahaan, Joeh yakin bahwa Kiari akan membawa perusahaan itu sukses bersama sang paman. Kiari tau alasan paman tak bisa merebut perusahaan itu ialah karena paman nya sangat penakut, selama ini yang maju berbicara adalah ayah nya, sementara paman nya mengatur dari dalam perusahaan.
Kairi dan Joeh pun sampai lebih cepat dari perkiraan, Joeh memberi tau bahwa ia hafal tempat ini, karena ia dulu pernah tinggal di sini dan sering juga pergi ke bangunan perpustakaan milik kakek Kiari,via juga menceritakan bahwa ia selalu di omeli oleh kakek Kiari karena hanya membuat ulah dan tak mau membereskan nya, akan tetapi kakek Kiari tetap membiarkan Joeh untuk bermain bersama ayah dan paman Kiari di perpustakaan. Kiari pun tau bahwa Joeh juga sangat mengagumi kakek Kiari. Saat Kiari turun dari mobil dan melihat gedung nya, ia terkejut betapa besar dan luas nya bangunan tiga lantai itu, ia bertanya pada Joeh, apa mereka salah pemberhentian, Joeh hanya tertawa dan membalas bahwa mereka tak salah, bangunan besar itu adalah perpustakaan Kakek Kiari.
Belum selesai terkejut dengan tampilan luar bangunan itu, Kiari kembali di buat terpukau oleh banyak nya buku di dalam ruangan lantai satu, Joeh memberi tau bahwa di lantai dua buku nya juga tak kalah banyak, akan tetapi ada delapan belas sampai dua puluh rak yang kosong, Joeh menyarankan untuk Kiari mengisi dua puluh rak itu dengan buku yang Kiari sukai, ia bisa menyicil satu buku setiap Minggu nya, Kiari pun setuju dengan usulan Joeh. Joeh juga menambahkan bahwa di setiap lantai ada dua buah kamar mandi yang bisa di gunakan oleh Kiari, mereka pun naik ke lantai tiga, Kiari bertanya-tanya kenapa ruangan lantai tiga lebih sempit, Joeh pun mengajak Kiari menuju ke sebuah rak buku, ia pun menarik salah satu buku di sana dan terbuka sebuah ruangan rahasia, Joeh memberi tau bahwa itu adalah markas rahasia nya serta paman dan ayah nya dahulu, di sana ada tiga rak buku yang penuh.
Kiari bertanya kenapa buku-bukunya tak di letakkan di lantai dua, Joeh memberi tau jika itu adalah buku hasil lelang yang harga nya tidak main-main, Kiari sangat amat terkejut, Joeh juga menambahkan bahwa ruang rahasia ini kini milik Kiari, dan kini giliran Kiari untuk menjaga harta warisan kakek nya, Kiari tersenyum, dan dengan percaya diri berkata ia akan menjaga perpustakaan dan bangunan ini seperti nyawa nya. Mereka pun menyelesaikan pindahan Kiari, bawaan Kiari tak terlalu banyak karena paman nya bilang ia tak ingin ikut dulu, Joeh ingin membantu tapi ia tak tau harus apa karena gedung itu sudah di isi oleh properti, jadi ia pun langsung pulang setelah membantu Kiari sedikit dengan penataan ruangan dan penjelasan tentang detail-detail bangunan itu.
Kiari menjelajahi ruangan atas, ia merasa terpukau atas semua nya, dan ia memutuskan untuk bersih-bersih, untung ada Vacum Cleaner di bangunan itu, jadi lebih mudah untuk membersihkan bangunan itu, Lantai tiga ia bersihkan lebih dahulu, dan setelah selesai ia Vacum, ia langsung mengepel lantai nya dan turun ke lantai dua, ia membersihkan setiap inci rak buku di lantai itu, mengeluarkan dan meletakkan nya di pojok berencana untuk memilah kembali buku-buku itu dan mengelompokkan nya esok hari.
Malam harinya, Kiari pergi ke supermarket terdekat untuk membeli beberapa makanan instan, setelah membeli makanan dan minuman Kiari bergegas kembali ke bangunan dan langsung makan serta segera tidur. Keesokan paginya Kiari bangun dan langsung sarapan, setelah sarapan, ia langsung mengelompokkan buku-buku yang ia sisi kan kemarin, butuh waktu lama untuk mengurus buku-buku itu, Kiari memutuskan untuk membeli buku agar bisa mencatat dan lebih mudah saat menghitung dan menata buku-buku itu.
Kiari pergi ke sebuah toko untuk membeli buku dan beberapa keperluan, tidak lupa ia mampir ke toko yang bisa membuat nama keluarga, ia meminta menulis nama keluarga yang baru karena nama keluarga yang lama telah usang dan mudah rusak. Setelah Kiari mendapatkan semua keperluan nya, ia kembali pulang ke 'rumah' nya, saat dia sudah hampir sampai, ia melihat seorang anak lelaki di depan rumah nya, ia mendekati anak elaki itu dan bertanya siapa anak lelaki tersebut, anak lelaki itu hanya diam dan berlari kabur meninggalkan Kiari, Kiari ingin memintanya berhenti, tetapi ia tak bisa karena belanjaan nya, Kiari pun memutuskan masuk ke dalam dan melanjutkan pekerjaan nya.
Hari demi hari berlalu, setiap hari ia melihat anak lelaki itu datang dan menatap rumah nya, terkadang bukan hanya anakanak lelaki itu yang datang, ada juga seorang gadis kecil yang juga ikut datang bersama, Kiari memperhatikan mereka dan menurut Kiari mereka berdua seumuran atau mungkin kembar, dan lebih muda sekitar 10 tahun dari Kiari. Suatu ketika mereka datang lagi, tetapi kali ini mereka tertangkap oleh Kiari, Kiari menyuruh mereka berdua masuk ke dalam perpustakaan, awal nya kedua anak itu tak ingin masuk, tapi Kiari memaksa mereka dengan lembut, dan mereka pun mengikuti Kiari ke dalam.
Tampak di wajah mereka bahwa mereka menyukai perpustakaan itu, saat Kiari kembali setelah mengambil minuman, kedua anak itu menghilang dari sofa di perpustakaan itu. Setelah Kiari mencari-cari mereka, rupanya mereka berada di salah satu rak buku di sana sambil membaca dan melihat-lihat buku di rak tersebut. Kiari pun memergoki mereka, mereka tampak panik dan takut di marahi, Kiari hanya tersenyum dan meminta mereka membawa buku itu ke sofa tempat mereka duduk tadi. Mereka mengikuti apa yang di perintahkan Kiari dengan baik, Kiari bertanya, kenapa mereka selalu hanya berdiri di depan rumah nya, tak lupa juga Kiari menanyakan nama mereka.
— Nama mereka adalah Yuiko dan Yuina, mereka berdua merupakan anak kembar dari keluarga Keiko, mereka tinggal tak jauh dari rumah Kiari, alasan mereka selalu berhenti ialah karena mereka kagum melihat buku-buku yang ada di lantai satu. Mereka juga bilang bahwa orang tua mereka merupakan pemilik dari toko swalayan yang dulu pernah Kairi datangi, mereka sebenarnya sangat menyukai buku, akan tetapi karena rumah mereka cukup sempit mereka tak bisa menyimpan banyak buku di sana, maka dari itu mereka hanya bisa meminjam di perpustakaan yang jarak nya sangat jauh dari rumah mereka, mereka berharap rumah Kiari adalah perpustakaan umum baru, akan tetapi ternyata itu merupakan sebuah rumah. Sesungguhnya mereka ingin membaca banyak jenis buku, bukan hanya mereka berdua, tapi saudara serta saudari lainnya juga pecinta buku, akan tetapi karena membantu orang tua mereka, saudara/i nya tidak punya banyak waktu untuk mengantar mereka ke perpustakaan umum yang jauh.
Kiari berpikir sejenak, ia pun berkata pada kedua anak itu, bahwa mereka dan saudara/i mereka yang lain boleh datang dan meminjam beberapa buku di sana, asalkan mereka lapor dan menjaga dengan baik buku yang mereka pinjam. Tentunya kedua anak itu sangat gembira dan girang, mereka meminta izin pada Kiari untuk tinggal lebih lama, dan tentu Kiari senang, Kiari meminta mereka untuk tenang, karena Perpustakaan ialah surga buku, jadi harus tenang, mereka berdua mengikuti perintah Kiari dengan patuh dan tenang.
Kiari selalu suka keadaan perpustakaan yang tenang dan sepi, tapi terkadang ia merasa ada yang kurang, dan setelah kedua anak ini berbincang dengan nya, ia merasa kekurangan itu telah diisi, waktu saat ia membaca dengan mereka berdua adalah saat yang menyenangkan. Sore nya mereka pun izin kembali dan meminta izin untuk membawa kakak nya besok, Kiari mengizinkan mereka dengan senang hati, Kiari bahagia melihat wajah senang terukir di wajah mereka. Apa karena ia anak tunggal jadi dia merasa ingin memiliki saudara atau saudari? ia tak tau, tapi ia memutuskan untuk menikmati waktu yang berlalu saja.
— Malam nya Kiari langsung menceritakan dan memberi tau paman nya tentang Yuiko dan Yuina, terdengar suara tawa paman nya dari sana, Kiari merasa seperti banyak bunga yang bermekaran di dada nya, ia merasa sangat senang dan berterima kasih kepada sang paman, paman nya hanya menyemangati Kiari dari sana, dan mereka pun mematikan telepon nya. Kiari sangat tidak sabar untuk besok, penasaran dengan kakak Yuiko dan Yuina, Kiari tidur dengan wajah yang berseri-seri dan penuh penantian.
Paginya Kiari bangun dengan semangat, ia langsung mandi dan berganti pakaian, setelah ia membersihkan kamar nya dan sarapan, ia turun ke lantai satu, terdengar suara gemericik di depan pintu nya, ia melihat dan membuka pintu, ia tersenyum dan dengan gembira memanggil kedua anak itu, Yuiko dan Yuina, ia tak kenal dengan lelaki yang kelihatannya lebih tua dari mereka dan tengah menggandeng tangan mereka berdua, tapi ia menduga bahwa mereka adalah kakak Yuiko dan Yuina yang mereka bilang kemarin. Kiari mempersilahkan mereka semua untuk masuk, dan setelah di tanya, nama nama anak lelaki itu adalah Hijiku, ia segera naik ke lantai tiga untuk menyiapkan cemilan dan minuman, setelah ia turun kebawah ia melihat pemandangan yang cukup membuat bunga di dada nya mekar kembali.
Kiari melihat seorang lelaki yang terlihat seumuran dengan nya, Kiari bisa menduga bahwa lelaki itu ialah kakak lainnya dari Yuiko dan Yuina, dan gadis kecil yang lebih muda itu adalah adik Yuiko dan Yuina. Kiari tertawa kecil melihat kakak mereka memarahi mereka, ia langsung menjelaskan pada kakak Yuiko dan Yuina bahwa ia mengizinkan mereka untuk berkunjung kapan pun mereka mau. Setelah Kiari tanya, nama lelaki itu Hikaru, Hikaru Keiko, dan gadis kecil yang ia bawa ialah Kina Keiko, si bungsu. Setelah mereka kenalan dan berbincang ternyata memang, jika Hikaru lebih tua setahun dari dia, dan Hikaru sama-sama juga putus sekolah karena kekirangan biaya, mereka pun berbincang santai sementara Hijiku, Yuiko, Yuina dan Kina tengah sibuk mengambil dan membaca buku di sofa yang tak jauh dari posisi Hikaru dan Kiari.
Setelah berbincang cukup lama, tak di sangka rupanya mereka dapat akrab dengan cepat, terutama fakta bahwa mereka menyukai genre buku yang sama, membuat suasana mereka nampak lebih hangat. Semenjak kala itu, Hikaru jadi sering membantu Kiari dalam mengelompokkan buku, terkadang mereka membeli buku bersama untuk memenuhi rak kosong yang kemarin di bicarakan Joeh kala itu. Kiari juga memberitahu tentang ruangan rahasia kakek nya, Hikaru sempat marah dan menasehati Kiari bahwa ia tak boleh dengan sembarangan memberitahu seseorang tentang ruangan rahasia tersebut, Kiari hanya tertawa dan mengiyakan Hikaru. Tak di sangka setahun telah berlalu, kini Yuiko dan Yuina sudah memasuki sekolah Dasar kelas 5, sementara Hijiku sudah masuk jenjang SMP, hubungan Kiari dan Hikaru juga semakin dekat, di dalam mereka hanya sahabat saja, tapi di luar, mereka terlihat seperti sepasang kekasih, maka dari itu, Hijiku, Yuiko, Yuina, dan Kina sering mengejek Hikaru dengan Kiari.
— Entah sejak kapan, perpustakaan itu jadi ramai, banyak anak panti asuhan yang di ajari Kiari membaca di sana, Hikaru pun terkadang membantu Kiari mengajari dan membersihkan perpustakaan setiap kali anak-anak panti asuhan kembali ke rumah mereka. Suatu ketika, saat Hikaru membantu Kiari seperti biasa, Hikaru tiba-tiba saja bertanya, kenapa Kiari tak menjadikan perpustakaan ini sebagai perpustakaan umum?, Kiari menatap Hikaru sejenak dan dengan polos nya ia berkata, "Ah! Benar juga ya! Aku tidak kepikiran!", Hikaru hanya termenung mendengar jawaban Kiari. Kiari pun memutuskan untuk mengubah Perpustakaan tersebut menjadi perpustakaan umum, sementara perpustakaan lantai dua untuk tempat anak-anak belajar membaca, Kiari juga membuka bimbel untuk anak-anak yang menginginkan, gratis untuk anak-anak yang membutuhkan atau yatim-piatu, tapi untuk anak-anak yang sekiranya mampu, tentu akan di pungut biaya.
Kiari meminta bantuan Hikaru untuk menata ulang semua, dengan senang hati Hikaru membantu, ia juga menawarkan untuk menjadi pegawai di perpustakaan itu, awal nya Kiari menolak, tapi dengan sedikit dorongan, akhirnya Kiari menyetujui Hikaru. Dan kini perpustakaan peninggalan lusuh itu berubah menjadi "Perpustakaan Umum Deran", dan bimbel juga telah di buka secara umum, awal nya anak-anak panti asuhan ragu, tapi setelah di beritahu mereka pun bimbel dengan leluasa. Perpustakaan dan bimbel Kiari semakin ramai, kini ia bahkan bisa memberi Hikaru gaji, awalnya Hikaru menolak gaji tersebut, akan tetapi Kiari terus memaksa dan akhirnya Hikaru pun menerima Gaji itu.
Kiari tak lupa untuk memberitahu paman nya segalanya, paman nya sangat bahagia dan bangga pada Kiari, dan saat Kiari menceritakan tentang Hikaru, paman nya pun sadar akan perasaan Kiari terhadap Hikaru, dan dengan jahil meminta Kiari untuk cepat mekikah, Kiari memerah saat ia sadar bahwa Paman nya tau tentang perasaan nya terhadap Hikaru, paman Kiari menyemangati Kiari untuk berani bicara dan jangan takut menyatakan perasaannya pada Hikaru, di sepanjang telefon Kiari hanya bisa tersipu malu di kala paman nya menasehatinya. Malam nya Kiari tidak bisa tidur, ia memikirkan apa yang paman nya ucapkan, ia memantapkan hatinya, ia memikirkan dan merenungkan semua nya, dan akhirnya dia memutuskan untuk menyatakan perasaan nya pada Hikaru esok nya, beruntung besok Perpustakaan libur, dan tidak ada jadwal, ia bisa mengajak Hikaru kencan, dan akhirnya dia tidur cukup nyenyak malam itu.
Pagi nya Kiari berdandan dan bersiap-siap pergi menemui Hikaru, saat dia baru turun ke lantai satu, terdengar bel rumah yang berbunyi, ia melihat lelaki yang ingin ia temui berada tepat di sisi lain pintu tersebut, Kiari bergegas membuka pintu rumahnya dan melihat Hikaru tengah menyembunyikan sesuatu di belakang punggung nya, serta berdandan sangat rapi dan terlihat tampan. Kiari bertanya dengan malu alasan Hikaru datang menemui nya, Hikaru tiba-tiba saja berlutut dan dan menunjukan sebuket besar bunga mawar pada Kiari seraya mengajak nya untuk... Berkencan.
Kiari terkejut dan gembira di lubuk hatinya, dan dengan malu-malu ia menjawab bahwa ia menerima permintaan Hikaru. Mereka pun kencan dengan pergi jalan-jalan ke berbagai tempat, Danau, Taman, cafe, dan pasar tradisional, dan tujuan terakhir mereka adalah wisata gunung di daerah mereka, dan saat sampai di puncak, saat itu lah Hikaru menyatakan perasaannya pada Kiari. Dan bukannya menerimanya, saking salah tingkah nya Kiari malah lari meninggalkan Hikaru, tentu Hikaru tidak tinggal diam dan mengejar Kiari.
Kiari bingung harus melakukan apa jadi ia hanya berlari karena takut Hikaru melihat wajah nya. Kiari terus berlari dan tanpa sengaja ia terjatuh dan itu melukai lututnya. Saat Kiari tengah meringis kesakitan, Hikaru datang dan tanpa pikir panjang ia langsung menggendong Kiari, Kiari ingin memberontak, tapi ia masih teringat akan kejadian tadi dan menutupi wajah nya dengan tangannya kala itu, Hikaru pun dalam hening membawa nya kembali ke rumah Kiari. Setelah sampai Hikaru langsung meletakkan Kiari di sofa dan mengambil kotak P3K, dan dengan segera ia mengobati luka Kiari. Keheningan memenuhi ruangan itu, tak satupun dari mereka ada yang mengeluarkan suara dari pita suara mereka, mata Hikaru tampak tajam dan fokus pada luka Kiari, membuat Kiari semakin gugup.
Dan setelah Hikaru selesai mengobati luka Kiari, Hikaru hanya diam dan memutuskan pulang, Kiari bingung apa yang harus ia perbuat, dan dengan refleks atau apa, ia tanpa sadar meraih tangan Hikaru, Hikaru dengan cepat melepas kaitan tangan Kiari sembari bertanya
"Apa mau mu, Kiari? Saat aku menyatakan perasaan ku kau lari, dan saat aku yang ingin pergi kau menahan ku, Kiari?"
Kiari merasa bersalah, ia memegang puncuk jaket coklat Hikaru, tanpa sadar air mata nya jatuh, Hikaru yang melihat hanya terbelalak kaget, Kiari sangat menyesal, kenapa ia lari? Bukankah malam tadi ia telah memantapkan hati? Kenapa malah lari? Semua pertanyaan itu memenuhi kepala nya, Kiari tak berhenti menangis, ia meminta maaf pada Hikaru, di akhir Kalimat permintaan maaf nya, ia dengan lantang berkata bahwa,
"Aku, aku juga MENCINTAI HIKARU!, Maaf, maaf untuk yang tadi, aku terlalu gugup untuk membalas mu" -ucap Kiari sambil mencoba menutupi air matanya
Hikaru yang mendengar nya kembali terbelalak dan tanpa sadar ia langsung memeluk Kiari, dengan suara lembut Hikaru mengucapkan "Terima kasih"
-TAMAT-
Cek Toon ku jika penasaran sama visual dari karakter-karakter nya!!(◠▽• )—☆
→ N) 2D Visual