Hari itu hujan turun dengan derasnya, mengguyur kota yang sudah mulai sepi. Di sebuah kafe kecil, seorang gadis bernama Luna duduk sendirian, menatap hujan yang jatuh di luar jendela.
Luna baru saja mengalami kehilangan besar. Ayahnya telah meninggal beberapa hari yang lalu, dan dia masih belum bisa menerima kenyataan itu. Dia merasa kesepian dan sedih, dan hujan yang turun seolah-olah memperburuk suasana hatinya.
Tiba-tiba, seorang pria tua berpakaian sederhana masuk ke kafe dan duduk di sebelah Luna. Dia memesan secangkir kopi dan mulai menatap hujan di luar jendela, sama seperti Luna.
Luna merasa sedikit terganggu dengan kehadiran pria tua itu, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Pria tua itu kemudian berbicara, "Hujan ini membuat kita merasa sedih, bukan?"
Luna terkejut dan menatap pria tua itu. "Ya," jawabnya. "Saya baru saja kehilangan ayah saya."
Pria tua itu mengangguk dan menatap hujan kembali. "Saya juga pernah kehilangan seseorang yang saya cintai," katanya. "Tapi saya belajar bahwa kesedihan itu tidak akan pernah hilang, tapi kita bisa belajar untuk hidup dengan kesedihan itu."
Luna merasa terharu dengan kata-kata pria tua itu. Dia merasa bahwa pria tua itu mengerti perasaannya, dan itu membuatnya merasa sedikit lebih baik.
Pria tua itu kemudian berdiri dan meninggalkan kafe, meninggalkan Luna sendirian kembali. Tapi kali ini, Luna tidak merasa kesepian. Dia merasa bahwa pria tua itu telah meninggalkan sesuatu yang berharga baginya - sebuah senyum di balik hujan.
Luna tersenyum dan menatap hujan kembali. Dia merasa bahwa hidup masih memiliki banyak hal yang indah, dan bahwa kesedihan itu tidak akan pernah menghilangkan kebahagiaan yang sebenarnya.