Cerita fantasi adalah sebuah cerita yang menceritakan tentang kisah petualangan sang pahlawan untuk mengalahkan musuhnya yaitu sang Demon King, cerita ini diawali dengan sang pahlawan yang membawa pedang suci dan memulai petualangannya, di tengah-tengah petualangannya para rekan-rekannya kemudian mulai berkumpul dan ikut dalam petualangan sang pahlawan.
Semua itu untuk mendapatkan perdamaian dunia, dengan cara mengalahkan sang kejahatan dan kekejaman dunia ini yaitu sang Demon King. Akan tetapi kenapa Demon King itu dianggap sebagai sosok jahat, dan kenapa dia melakukan kejahatan di dunia.
Ini adalah bukanlah cerita tentang perjalanan sang pahlawan dan para rekan-rekannya, akan tetapi ini adalah cerita tentang seorang pria paruh baya yang mana adalah seorang petaini biasa menjadi sosok paling kejam di dunia ini sang Demon King. 500 tahun yang lalu di sebuah dunia bernama Neo, itu adalah sebuah dunia yang hanya memiliki satu benua besar yang di kepung oleh lautan yang luas.
Di benua tersebut terdapat 3 ras yang berkuasa, ras manusia yang memiliki penduduk terbesar, ras Elf yang memiliki umur panjang dan berkat dari energi magic, dan ras Dwarf yang memiliki pengetahuan paling maju diantara ras yang lainnya. Ke 3 ras itu hidup dengan damai dan aman selama lebih dari ribuan tahun lamanya, akan tetapi masalah mulai muncul.
Manusia yang mana terus berkembang dengan cept berusaha mengambil wilayah dari para Dwarf dan juga Elf, sementara itu pimpinan Elf yang mana memandang rendah kedua ras tersebut tidak terima dan menghina raja manusia, Lalu tetua Dwarf yang ingin menguji coba senjata-senjata yang telah mereka buat langsung menas-manasi keduanya, dan karena perdebatan tersebut peperangan antara ke 3 ras kemudian terjadi.
Dataran mulai hancur dan terbentuk ulang, gunung mayat dan juga sungai darah mulai bermunculan di mana-mana, ke 3 penguasa dari masing-masing ras sama sekali tidak ingin berhenti sampai seluruh daratan di benua itu mati total. Sang dewa yang melihat hal itu sangat marah, akan tetapi dia tahu kalau dia tidak bisa ikut campur terlalu jauh terhadap apa yang terjadi pada dunia.
Dengan kuasanya sang dewa kemudian mulai melihat takdir dunia yang dia awasi tersebut, ratusan benang takdir muncul terlihat di hadapan matanya, di masa depan yang dia lihat banyak akhirnya yang mana tidak ingin dia terjadi pada dunia tersebut, dan pada akhirnya sang dewa memilih sebuah masa depan yang benar-benar bahagia bagi dunia dan setiap penduduk yang ada di dalamnya, akan tetapi untuk bisa mendapatkan masa depan itu dia harus menggunakan kekejaman.
Untuk melaksanakan rencananya dia kemudian melihat sebuah desa kecil yang hanya di tiggali oleh puluhan warga, di sana adalah tempat di mana para manusia tinggal dengan damai dan nyaman sambil menggantungkan hidup mereka dengan alam. Akan tetapi saat perang terjadi kedamaian mereka sirna dalam hitungan detik, para ksatria manusia mengambil para pemuda dan juga makanan di desa tersebut, dan hasilnya para warga desa mengalami kelaparan panjang.
Tidak dapat menahan rasa lapar beberapa orang berusaha untuk mencari makanan di dalam hutan, akan tetapi “Crrast… Trass…” para Elf muncul di sana dan menduduki hutan tersebut, mereka kemudian membunuh setiap orang yang berusaha untuk memasuki hutan. Tidak berhenti dengan kelaparan para Dwarf muncul begitu saja, mereka membawa senjata baru yang mana mengakibatkan kehancuran yang besar.
Dengan menggunakan desa itu sebagai subjek uji coba mereka, desa itu kemudian hancur begitu saja, para warga yang selamat langsung melarikan diri ke arah pegunungan yang terjal dan juga kering. Salah satu warga yang selamat adalah seorang pria paruh baya biasa yang membawa mayat putrinya yang mana telah mati di dalam pelukannya, dia hanyalah seorang petani biasa yang hidup dengan istri dan putrinya, akan tetapi karena peperangan hidupnya hancur begitu saja.
Istrinya tewas terbunuh oleh senjata Dwarf yang menghancurkan desa miliknya, dan putrinya yang telah kelaparan selama beberapa hari tidak dapat bertahan dan meninggal di pelukannya. Pria itu hanya terdiam sebentar di depan kuburan putrinya yang dia buat dari bebatuan biasa, dan saat dia berbalik para warga yang lainnya juga telah lemas dan terlihat akan tewas kapan saja.
Sang pria itu kemudian bertanya pada dirinya sendiri.
“Kenapa… Kenapa semua ini terjadi… dan kenapa, hanya aku yang bertahan hidup”
Sebuah cahaya kemudian muncul, dan sesosok manusia dengan jubah dan tudung kepala muncul di hadapan dirinya, manusia itu kemudian menujukan kearah sebuah danau dan berkata.
“Kalau kau mau tahu jawabannya, maka pergilah kesana”
Tidak mengerti dengan apapun lagi sang pria kemudian berjalan dengan kedua kakinya yang telah berdarah karena perjalanan yang panjang, dan setelah berjalan selama satu hari penuh tampa beristirahat, “Srrahkk…” dia melihat sebuah danau hitam dan juga mengeluarkan aura yang menakutkan. Danau itu seperti sebuah kumpulan emosi negatif yang di padatkan dalam satu tempat, dan di dalam danau itu pria itu bisa melihat adanya rasa kebencian yang kuat.
Sosok bertudung itu kemudian muncul kembali di samping pria itu, dia kemudian berkata.
“Kau adalah yang terpilih… sang dewa telah memilihmu untuk membersihkan dunia ini… kau sekarang bisa membuat keputusan… mau itu diam dan mati di tempat, atau masuk kedalam danu itu dan balaskan dendam istri dan anakmu”
Saat mendengarkan hal itu pria itu kemudian melihat kearah danau tersebut, akan tetapi dia langsung ketakutan dan membalikan badannya, namun di saat dia berbalik dia mulai teringat kembali akan kesehariannya yang dulu sangat sederhana akan tetapi indah dan juga menenangkan. Setelah itu dia langsung mengingat kembali saat istrinya tewas, dan anaknya meninggal di pangkuannya, marah, dendam, benci, putus asa, dan kesedihannya menjadi satu, dia kemudian membulatkan tekadnya.
Dengan cepat “Wushkk….” pria itu kemudian langsung melompat kearah danau hitam tersebut “Crrasssk…” di dalam danau itu setiap emosi negatif yang ada di sana mulai merasuki tubuhnya, melihat hal itu sosok bertudung tersebut langsung menghilang kedalam bayangan.
Lalu 6 tahun kemudian, “Srrahkk…” pria itu kemudian langsung keluar dari danau hitam tersebut, dia berubah dari pria paruh baya menjadi sosok pemuda tampan dengan rambut hitam pekat dan mata hitam, akan tetapi aura di sekitarnya menunjukkan ketakutan dan kengerian pada setiap mahluk hidup yang melihatnya dan 7 tanduk yang menghiasi kepalanya bagaikan sebuah mahkota yang menunjukkan status kebangsawanan miliknya.
“Taaask…” saat dia menginjakan kakinya diluar danau hitam tersebut, “Srrahkk…” tanah mulai tercemar, pepohonan dan juga para hewan yang ada di sekitarnya mulai bermutasi dan mereka menjadi sosok monster yang mana mengikuti keinginan dirinya. Sementara itu “Tranggs…” di tengah-tengah benua dunia Neo, para manusia, Elf dan juga Dwarf sudah memulai peperangan panjang mereka.
Ke 3 pihak masing-masing ingin menguasai bagian tengah benua agar mendapatkan posisi bagus dalam peperangan, akan tetapi “Groaarr…” secara tiba-tiba monster mulai bermunculan dari bayang-bayangan hutan yang gelap dan mati, pepohonan yang mati juga ikut bangkit dan menyerang ke 3 ras tersebut. Panik karena serangan tiba-tiba yang di berikan para monster itu, para tentara manusia, Elf dan juga Dwarf mulai terpecah dan berpencar ke segala arah.
Para monster yang sangat buas mulai menyerang setiap mahluk hidup yang ada di depan mereka, “Crrast… Krrasst…” bagaikan mahluk yang tidak memiliki pikiran para monster itu terus maju menyerang walaupun melihat rekan mereka mati terbunuh. Kengerian para monster bukan hanya sampai di situ saja, setiap kali para monster itu membunuh setiap mahluk hidup “Traak… Groaaar…” maka mereka dapat berevolusi dan menjadi sosok yang lebih kuat.
Di tengah-tengah pembantaian yang mengerikan itu “Sringgs…” secara tiba-tiba para monster berhenti bergerak, “Dusk… Dusk…” dan sesosok raksasa batu muncul di belakang mereka semua, di bahu raksasa itu adalah sesosok pria yang memiliki 7 tanduk di kepalanya bagaikan sebuah mahkota dan setiap orang yang melihat dirinya dapat merasakan kengerian dan ketakutan yang luar biasa dari sosok itu.
Orang-orang memanggil para monster itu sebagai Demon, dan dia yang memimpin mereka sebagai Demon King dan semenjak saat itu para Demon yang di pimpin oleh Demon King menguasai pertengahan benua dan menjadi terror pada ke 3 ras. Para Demon terus mengamuk dan membuat banyak korban, dan darah yang di jatuhkan para Demon membuat tanah menjadi tercemar dan mati, setiap tumbuhan maupun hewan yang tercemar oleh darah itu akan berubah menjadi Demon juga.
Kehadiran dari sosok Demon King membuat ke 3 ras terpaksa harus bekerja sama untuk bisa mengalahkan dirinya, sementara itu sosok Demon King yang mana tinggal di tengah benua membuat kastil miliknya lagi, kastil tersebut adalah sosok raksasa batu yang dia ciptakan dari sisa-sisa desanya yang hancur.
Menggunakan kekuatan yang dia dapatkan dari danau hitam, Demon King mulai menciptakan wilayahnya sendiri, dan para Demon yang telah berevolusi mendapatkan kecerdasan mereka dan mulai menyembah dirinya sebagai raja mereka. 5 Tahun telah berlalu semenjak kemunculan dari Demon King, ke 3 ras berusaha mati-matian untuk menyerang dirinya, akan tetapi pasukan dari ke 3 ras sama sekali tidak dapat menembus barisan kuat bangsa Demon.
Para Demon sangat kejam dan juga kuat, setiap dari mereka memiliki keunikan masing-masing dan juga kemampuan unik tersendiri. Setelah peperangan panjang melawan bangsa Demon, korban mulai banyak berjatuhan dan para mayat yang mana terkena darah para Demon mulai bangkit kembali dan menjadi sosok Demon yang baru.
Akan tetapi pada saat para Demon sudah berada di puncak kemenangan, “Srrahkk…” dengan kuasanya Demon King menghentikan para Demon untuk membantai ke 3 ras tersebut, kejadian itu membuat para Elf merasa kebingungan dan bersiaga, sementara itu para Dwarf merasa khawatir dan mulai membuat kota di bawah tanah untuk berlindung dari serangan Demon yang berikutnya.
Sementera itu beberapa orang dari umat manusia mulai memuja dan berterimakasih pada Demon King, mereka menganggap kalau dirinya adalah sang juru selamat dan adalah sosok penguasa dunia yang sebenarnya. Sementera itu di dalam kastil Demon King, tepatnya di ruangan singgasana, Demong King yang mana menghentikan serangan para Demon terkejut dengan tindakan yang dia perbuat.
“Kenapa… Kenapa aku ragu-ragu… sebenarnya… apa yang aku inginkan” kata Demon King.
Sang Demon King telah kehilangan seluruh ingatannya saat berendam di dalam danau hitam, dan di sana juga dia mengorbankan kemanusiannya untuk pembalasan dendam. Sembari memikirkan kembali tujuan yang dia miliknya, “Trukk…” sesosok Demon berbentuk manusia pria muncul di hadapan dirinya dan berlutut di hadapannya.
Demon itu menatap sang Demon King dengan wajah ketakutan dan bertanya pada dirinya.
“Tuanku… bolehkan hamba bertanya kenapa anda menghentikan pembantaian terhadap ke 3 ras lainnya…??”
Mendengarkan hal itu Demon King terkejut, karena sebelumnya para Demon hanyalah sosok monster tak berakal yang mana menyerang dan membantai siapapun sesuai yang dia inginkan, dan sekarang ini para Demon telah memiliki kepintaran dan keinginan mereka sendiri membuat Demon King menjadi sedikit kesulitan untuk mengendalikan mereka semua.
Lalu dengan wajah dingin sang Demon King berkata.
“Aku hanya merasa sedikit bosan… kita biarkan mereka bersiap dulu, lalu hancurkan mereka saat mereka memiliki harapan”
Para demon yang mana sudah mendapatkan kepintaran dan kebijaksanaan tidak bisa melawan perintah dari Demon King, karena mereka semua pada awalnya berasal dari sang Demon King dan karena hal itulah sudah menjadi hal yang wajar bagi mereka untuk mematuhi setiap perintah dari Demon King, bahkan jika perintah itu adalah untuk membunuh diri mereka sendiri.
Para Elf dan juga Dwarf yang mana masih takut dengan serangan dari Demon King mulai menutup wilayah mereka dengan erat, para Elf menggunakan sihir kuat untuk memasang pelindung di sekitar hutan tempat mereka berada, sementara itu para Dwarf membuat sebuah kota bawah tanah yang mana sangat sulit untuk di temukan maupun di tembus oleh para Demon.
Di sisi lain bangsa manusia terlihat ingin membalas serangan dari para Demon dengan melakukan pelatihan pasukan besar-besaran, raja umat manusia mewajibkan laki-laki dan juga perempuan untuk mendapatkan pelatihan militer sejak dini, dan mereka yang dianggap berbakat akan di rekrut untuk menjadi tentara demi melawan para Demon.
15 tahun kemudian telah berlalu, para manusia telah melakukan serangan pada wilayah bangsa Demon beberapa kali dalam kisaran 3 tahun, mereka telah melakukan berbagai macam strategi serangan akan tetapi tidak ada satupun diantara strategi mereka yang dapat menjatuhkan sang Demon King, bahkan sampai saat ini bangsa manusia sama sekali tidak bisa mencapai kastil tempat Demon King berada.
Raja para manusia yang melihat hal itu tidak bisa sanggup lagi melihat kekalahan dan pada akhirnya meninggalkan dunia, saat posisi raja sedang kosong seorang pemuja Demon King lalu berusaha untuk meyakinkan para warga akan keagungan dari sang Demon King. Dalam kurang waktu setengah tahun, lebih dari 40 % umat manusia telah menjadi pemuja Demon King, beberapa Demon yang melihat hal itu kemudian langsung tertarik dan mulai bermain dengan para pemuja itu.
“Kalian para manusia yang sangat pintar, kalian dapat mengetahui keagungan dari sang Demon King… karena hal itulah aku akan membantu kalian dan membimbing kalian di jalan ras demon”
Ada empat demon pintar yang tertarik pada organisasi manusia penyembah Demon King tersebut, dan mereka berempat di panggil sebagai 4 Demon agung, diantaranya adalah sang Demon api kehancuran, Demon air kematian, Demon angin kegilaan, dan Demon Petir keputusasaan. Ke 4 Demon Agung itu memulai rencana mereka dan mulai melatih para manusia, mereka juga memberikan beberapa manusia pengikut mereka tersebut kekuatan agar mereka bisa menjadi lebih kuat.
Para pemuja demon itu mulai membuat kekacauan di kerajaan manusia, mereka bahkan berusaha untuk memasuki wilayah para Elf dan juga Dwarf. Dalam waktu kurang dari satu tahun mereka berhasil membuat perang besar kembali, dan membuat para Demon Agung tertawa dengan pertunjukan mereka.
Sang dewa yang melihat kalau rencana sudah berjalan dengan sangat lancar mulai bergerak, “Tringgs…” dia menjatuhkan setetes air suci yang dia ciptakan dari harapan seluruh mahluk hidup yang ada di planet Neo. Setetes air suci itu kemudia jatuh ke atas kepala Demon King, “Tikk…” dan pada saat itulah Sang Demon King mulai terbangun dari kebingungannya dan mulai mengingat kembali akan anak dan juga istrinya.
Saat tahu apa yang telah dia lakukan Demon King mulai meneteskan air matanya, dan dari tetesan air mata nya tersebut “Srrahkk…” sebuah kristal putih bersih muncul, kristal itu berisikan penyesalan dan juga kesedihan dari Demon King.
Melihat kristal itu Demon King kemudian memiliki sebuah ide, dan idenya tersebut adalah untuk menciptakan seorang pahlawan.
Menggunakan kristal putih itu sebagai intinya dan “Traask…” salah satu tanduk miliknya, “Tranggs… Tanggs… Tanggs…” Demon King mulai menempa sebuah senjata, dalam waktu kurang dari satu minggu penempaan akhirnya Demon King bisa menyelesaikan senjata yang dia buat.
Senjata itu adalah pedang yang mana dapat menyerap kekuatan para Demon dan memurnikannya, sebuah senjata yang akan di gunakan oleh sang pahlawan untuk membunuh Demon King dan membawa kedamaian untuk dunia.
Menggunakan kekuatan miliknya Demon King lalu membelah tubuhnya, dia meletakkan tubuh palsu untuk duduk di singgsana miliknya, sementara dia menyamar menjadi sosok manusia tua untuk mencari kandidat pahlawan. Selama perjalanannya sang Demon King berkeliling ke kota manusia, Elf dan juga Dwarf, akan tetapi tidak ada satupun di antara mereka yang dapat menarik perhatiannya.
Namun saat Demon King pergi kesebuah desa kecil, di sana terdapat manusia, Elf dan juga Dwarf yang hidup bersama-sama di sebuah desa kecil yang tersembunyi di balik perbukitan, tempat itu terasa sangat nyaman dan juga terlindungi dari pandangan para Demon.
Melihat desa itu Demon King teringat akan kediamannya yang dulunya hancur karena peperangan ketiga ras tersebut, dan pada saat itu pandangan matanya tertarik pada seorang bocah laki-laki berambut pirang yang mana sedang berlatih dengan ranting kayu.
Karena penasaran Demon King kemudian mulai bertanya pada penduduk sekitar, dan di sana Demon King mengetahui kalau anak tersebut telah kehilangan keluarga, teman, serta rumahnya akibat serangan para Demon. Melihat nasip yang sama dan juga keinginan balas dendam yang murni, Demon King kemudian mulai tergerak dan mendekati anak tersebut.
“Kalau kau memegang pedang seperti itu maka kau akan melukai tanganmu, lemaskan tanganmu dan pastikan untuk memegangnya dengan tepat seperti ini” kata Demon King.
Ingatan dan juga pengetahuan dari setiap mahluk yang telah di bunuhnya mengalir dengan derasnya di dalam kepalanya, dan saat ini sang Demon King telah menciptakan sebuah tehnik pedang kuat yang mana dapat mengalahkan dirinya. Anak laki-laki itu hanya diam saat Demon King mengajarinya cara bertarung, karena dia tahu kalau saat itu adalah satu-satunya kesempatan untuk menjadi lebih kuat.
Setelah 5 tahun berlatih anak kecil tersebut telah tumbuh menjadi pemuda tampan yang kuat, di desa tersebut dia menjadi pemburu handal yang dapat mengalahkan seekor beruang dengan mudahnya, bahkan sekarang ini banyak gadis yang telah jatuh hati kepada dirinya. Akan tetapi pemuda itu sama sekali tidak memperdulikan hal tersebut, karena di hatinya dia masih memiliki tujuan yaitu untuk mengalahkan Demon King.
Melihat muridnya telah tumbuh menjadi seorang Warrior yang kuat, Demon King hanya dapat tersenyum dan berkata.
“Aku rasa ini adalah saatnya”
Demon King kemudian menyerahkan pedang yang telah dia ciptakan pada pemuda itu, dan berkata.
“Terimalah pedang ini, ini adalah pedang yang dapat memurnikan energi iblis dan hanya dapat di gunakan oleh mereka yang pantas… dan kau adalah orang yang pantas”
“Guru… kenapa kau membantuku, kenapa kau menolongku selama ini..??” tanya pemuda itu.
“Kau memiliki kualitas di dalam dirimu, dan juga kau memiliki tujuan untuk itu… terlebih lagi dengan membantumu aku juga akan ikut terbantu dengan tujuanku… sekarang pergilah, dan kalahkan Demon King”
“Aku mengerti guru, selama aku masih bernafas maka aku tidak akan pernah berhenti untuk mengayunkan pedangku, dan aku pasti akan membawa kedamaian di dunia ini” balas pemuda itu.
Pemuda itu kemudian memulai perjalanannya, di sepanjang jalan Demon King memberikan perintah pada para Demon untuk menyerang dirinya, akan tetapi serangan itu di lakukan bertahap dari Demon yang terlemah hingga yang terkuat, dan dari seekor Demon sampai menjadi puluhan Demon. Pemuda itu berhasil terus bertahan dari serangan para Demon tersebut, dan bukan hanya itu saja dia juga berhasil menyelamatkan banyak nyawa dari serangan Demon lainnya.
Namanya mulai tersebar luas ke tiga pemimpin ras, dan karena dirinya banyak orang yang kehilangan harapan mulai percaya akan hari saat Demon King dapat di kalahkan. Seiring dengan meluasnya ketenarannya banyak orang mulai mengikuti jejaknya dan mulai melawan balik para Demon, namun ketenaran dirinya juga di dengar oleh ke 4 Demon Agung.
Ke 4 dari mereka ingin segera memusnahkan pemuda itu akan tetapi Demon King menghentikan pergerakan mereka, dan dengan menggunakan kekuatanya untuk mengendalikan para Demon, sang Demon King kemudian memberikan perintah pada ke 4 Demon Agung.
“Kalian boleh membunuhnya, akan tetapi aku tidak mengijinkan kalian untuk menyerangnya secara bersamaan… kalian harus menunggu giliran untuk bisa bertarung melawannya, dan bagi siapa yang dapat mengalahkannya akan aku jadikan dia sebagai tangan kananku… sekarang kalian boleh memutuskan siapa yang menyerang manusia itu duluan”
Mendengarkan hal itu membuat ke 4 Demon Agung menjadi sangat bersemangat, mereka kemudian mulai menentukan siapa yang akan menyerang pahlawan muda tersebut. Lalu 2 tahun setelah pemuda itu memulai perjalanannya, dia telah menerima banyak pujian dan juga pengalaman dan bahkan dia sekarang ini di temani oleh 15 orang rekan seperjalanan, dan dia juga telah di panggil dengan sebutan sang pahlawan.
Akan tetapi perjalanannya di hentikan oleh sang Demon api kehancuran, dan dengan buasnya Demon api kehancuran menyerang pahlawan dan para rekannya, setelah bertarung lebih dari 3 hari lamanya, pahlawan berhasil mengalahkan sang Demon agung tersebut. Namun sebagai ganti kemenangannya, 10 dari 5 rekannya tewas di tempat dan sisa 5 rekannya tidak bisa melanjutkan perjalanan dengan dirinya karena terluka parah.
Pahlawan kemudian mulai melanjutkan kembali perjalanannya, namun sekali lagi dia di cegat oleh salah satu Demon Agung, dan kali ini sang Demon air kematian yang menjadi lawannya. Tidak seperti Demon api kehancuran yang seorang diri melawan pahlawan, Demon air kematian membawa ratusan pastukan mayat hidup untuk melawan pahlawan, dia menggunakan air hitam yang dia ciptakan dari tubuhnya untuk mengendalikan mayat-mayat dan menggunakannya sebagai pasukannya.
Pada saat itu pahlawan kesulitan untuk menghadapi Demon air kematian dan para pasukannya, dia bertarung lebih dari 1 minggu penuh, tampa dapat beristirahat sang Demon air kematian terus menerus menyerang pahlawan tampa henti. Di saat pahlawan sedang kelelahan, di saat itu juga Demon air kematian turun dari langit dan dengan sombongnya dia berkata.
“Matilah pahlawan, dan jadilah bagian dari pasukan kematianku”
Namun sebelum Demon air kematian dapat membunuh pahlawan, “Bomhsk… Bomshk…” ledakan demi ledakan muncul secara tiba-tiba, dan karena ledakan itu para pasukan mayat milik Demon air kematian mulai hancur satu demi satu. Dari ledakan-ledakan tersebut muncul terlihat pasukan Dwarf, mereka menggunakan armor berat dan membawa beberapa meriam bersama mereka.
Cerita akan pahlawan yang mana mengalahkan Demon agung sang api kehancuran, terdengar luas sampai kepada bangsa Dwarf dan juga Elf, dan karena hal itulah mereka maju ke medan perang untuk melawan para Demon. Para Elf yang mana juga ikut datang langsung dengan cepat menyerang menggunakan anak panah mereka, “Groaar… Roaar…” mereka juga menciptakan beberapa monster pohon untuk mengalahkan para pasukan mayat milik Demon air kematian.
“Apa-apaan ini… kenapa pasukan bangsa Dwarf dan Elf ada di sini” kata Demon air kematian.
Pandangan dari Demon air kematian saat itu teralihkan oleh kedatangan pasukan Dwarf dan Elf, melihat kesempatan itu “Sranggs…” dengan satu tebasan cepat “Crrast…” pahlawan berhasil mengalahkan Demon air kematian. Ketika Demon air kematian di kalahkan, “Druks… Duks…” para pasukan mayat yang dia kendalikan lenyap menjadi abu dan sementara itu sang pahlawan pingsan di tempat karena kelelahan.
Ketika pahlawan tersadar dia sudah terbaring di tempat tidur, di sana dia melihat kalau ada beberapa Elf yang menggunakan kekuatan sihir mereka untuk merawat dirinya. Ketika pahlawan sudah pulih sepenuhnya para Elf yang merawatnya kemudian mulai mengantarkan dirinya kesebuah ruangan, di sana terdapat 3 penguasa dari ras manusia, Dwarf dan juga Elf.
Saat melihat sosok pahlawan yang mana masih remaja akan tetapi bisa mengalahkan 2 Demon Agung, ke 3 penguasa itu kemudian berlutut di hadapan dirinya dan meminta bantuan pada pahlawan agar dirinya bisa mengalahkan sang Demon King, melihat hal itu pahlawan hanya berkata.
“Kalian tidak perlu berlutut, karena itulah tujuanku selama ini”
Satu bulan kemudian, ke 3 ras kembali bersatu untuk bisa mengalahkan bangsa Demon, akan tetapi pada saat itu mereka memiliki seorang pemimpin yaitu sang pahlawan di depan mereka. Saat pahlawan berdiri di depan para pasukan dari ke 3 ras, dia melihat sosok Demon angin kegilaan dan petir keputusasaan muncul di hadapannya.
Mereka berdua telah sepakat untuk bekerja sama menghadapi pahlawan begitu mereka mengetahui akan persatuan pasukan dari ke 3 ras.
“Ini tidak bisa di biarkan, jika ini terus berlangsung maka pahlawan itu bisa saja membahayakan Demon King” kata Demon petir keputusasaan.
“Kau benar, kita tidak bisa membiarkannya… walaupun kita harus melanggar perintah dari Demon King, akan tetapi kita harus bekerja sama untuk bisa menaklukannya” kata Demon Angin kegilaan.
Keduanya lalu mengumpulkan para Demon yang ada, dan menyiapkan pasukan Demon untuk menahan pahlawan di tanah kekuasaan Demon King, mengetahui apa yang di lakukan oleh kedua bawahannya Demon King mulai merasa kesal, namun dia tidak bergerak sama sekali dari kursinya dan hanya melihat apa yang akan di lakukan oleh pahlawan.
Melihat kedua Demon agung di hadapan mereka, para pasukan dari 3 ras mulai ketakutan, mereka dapat merasakan kekuatan keduanya yang mana sangat besar dan melampaui mereka semua. Akan tetapi “Sringgs…” pahlawan langsung mengangkat pedang miliknya dan berkata.
“Jangan gentar rekan-rekanku, kita mungkin akan mati di tempat ini… akan tetapi ingatlah kenapa kita ada di sini, dan ingatlah apa yang kita perjuangkan dalam peperangan ini”
Mendengarkan hal itu moral pasukan pahlawan mulai naik, dan mereka mulai tidak gemetar ketakutan lagi, bersamaan dengan itu “Tringgs…” pedang milik pahlawan mulai menyala dan cahaya dari pedang itu melemahkan para Demon yang ada di sekitarnya. Tidak hanya melemahkan para Demon, pedang itu juga memberikan sang pahlawan kekuatan tambahan dan sekarang ini kekuatanya telah meningkat sangat tajam sehingga membuat Demon petir dan angin merasakan bahaya darinya.
Mengikuti gerakan dari sang pahlawan pasukan gabungan dari ke 3 ras maju untuk menyerang pada Demon, sementara itu dengan sedikit keraguan Demon angin dan petir mulai maju untuk menyerang pahlawan dan para rekan-rekannya. Pertarungan berlangsung cukup cepat, di karenakan kekuatan dari pedang milik pahlawan yang membuat para Demon melemah, pasukan gabungan dari ke 3 dapat dengan mudah menangani para Demon yang menyerang mereka.
Tidak lama kemudian Demon angin kegilaan dan Demon petir keputusasaan terlihat terluka parah, mereka tidak bisa mengalahkan pahlawan dan bahkan saat ini sang pahlawan terlihat tidak terluka sama sekali saat melawan kedua Demon agung tersebut. Kedua Demon agung itu berusaha keras untuk bisa menghalangi pahlawan, akan tetapi di hadapan pedang milik pahlawan kekuatan mereka tidak ada apa-apanya.
Namun pada saat itu secara tiba-tiba suara Demon King terdengar di kepala kedua Demon agung tersebut.
“Mundurlah dan datang kemari, jadilah kekuatanku dan bantu aku untuk mengalahkannya”
Mendengarkan perintah dari sang Demon King, “Bumshkk…” dengan cepat Demon angin dan juga petir langsung kabur menggunakan tabir asap yang mereka ciptakan dari meledakan tanah. Saat asap debu tersebut menghilang, pahlawan menyadari kalau Demon angin dan juga petir sudah melarikan diri.
“Nampaknya mereka sudah kabur, ini aneh… karena para Demon biasanya tidak memiliki rasa takut akan kematian, tapi kenapa mereka kabur…??”
“Tuan pahlawan pergilah duluan” kata prajurit manusia yang telah kehilangan tangan kanannya.
“Benar… biarkan kami yang mengurus tempat ini” kata seorang Dwarf yang telah kehilangan matanya.
“Kau memiliki tugas untuk mengalahkan Demon King, dan biarkan kami mendukungmu dari belakang” kata seorang Elf yang telah mengalami pendarahan di perutnya, akan tetapi tetap berdiri tegak sambil memegang busur dan panah miliknya.
Melihat tekad para rekan seperjuangannya “Wushk…” pahlawan langsung berlari menuju istana Demon King, dan di depan pintu masuk istana tersebut “Traanggs…” pahlawan langsung di sambut dengan terbukanya pintu gerbang tersebut. Saat pahlawan berjalan masuk kedalam istana Demon king, “Tik-tik-tik…” dia melihat mayat dari Demon petir dan juga angin yang tergeletak di tanah.
Kedua Demon agung tersebut telah di bunuh oleh Demon King dan jantungnya telah diambil, melihat pahlawan yang mana telah sampai di hadapannya Demon King kemudian langsung tersenyum kepada dirinya “Srraahk…” aura gelap yang penuh dengan kebencian dan juga keputusasaan kemudian muncul memenuhi ruangan singgasana milik Demon King.
Di sana tubuh pahlawan langsung mengigil karena dapat merasakan kekuatan dari Demon King, lalu menggunakan jantung kedua bawahannya “Sranggs…” Demon King menciptakan senjata pedang golok tajam. Pedang itu mengandung kekuatan dari petir dan juga angin yang mana adalah milik dari kedua Demon agung yang telah dia bunuh, dan dengan santai Demon King berkata.
“Majulah pahlawan, hiburlah diriku”
Geram mendangar kata-kata dari sang Demon King, “Wushkk…” sang pahlawan langsung maju kearahnya, dengan puluhan tebasan yang sangat cepat pahlawan langsung menyerang kearah Demon King. Serangan dari pahlawan sangatlah cepat, bahkan membuat Demon King kewalahan dan “Crrast… Krrast…” dapat memberikan beberapa luka goresan pada tubuhnya.
Akan tetapi “Srrahkk…” luka-luka tersebut pulih dengan cepat, dan menggunakan pedang golok miliknya, Demon King membalas serangan pahlawan “Funggs…” satu tebasan dari Demon King dan memunculkan angin badai di sertai oleh petir yang mencekam.
Tidak bisa menghindari serangan yang luas itu, pahlawan langsung menggunakan punggung pedang miliknya untuk menahan sebagian besar serangan yang di lancarkan oleh Demon King.
Walaupun pedang miliknya dapat memurnikan energi Demon, akan tetapi serangan itu tetap memberikan beberapa kerusakan padanya, dan melihat hal itu Demon King tetap diam dan fokus pada pertarungan.
“Jangan menyerah pahlawan, tetaplah melawan… kau harus bisa melewati batasan itu, dengan begitu kau akan dapat menggunakan kekuatan pedang penyucian yang sebenarnya” pikir Demon King.
Setelah satu jam lebih bertarung, pahlawan yang mana telah mendaratkan ribuan serangan pada Demon King pada akhirnya mulai kelelahan, tubuhnya terluka di berbagai tempat, sementara itu sang Demon King terlihat baik-baik saja, luka-luka tebasan dari pahlawan langsung sembuh dengan cepat dan menggunakan pedang goloknya Demon King menunjuk kearah pahlawan dan berkata.
“Apa hanya ini yang kau bisa pahlawan, kau benar-benar mengecewakanku”
Pada saat itu pahlawan hanya tersenyum kearan Demon King, “Tringgs…” dan pada saat itu Demon King dapat merasakan adanya bahaya dari sang pahlawan. Pedang penyucian kemudian langsung bercahaya, “Sringgs…” cahaya dari pedang itu mulai mengikis energi Demon milik Demon king, akan tetapi Demon King tidak gentar dan hanya dia sambil menahan cahaya pedang penyucian tersebut.
“Aku belum kalah… dan tidak akan kalah di sini… aku sudah di percayakan oleh rekan-rekanku, walaupun nyawaku yang menjadi taruhannya” kata pahlawan.
Energi Demon yang mana diambil dari Demon King mulai di murnikan, dan energi yang murni itu mulai merasuk kedalam tubuh pahlawan, cahaya suci yang akan menghilangkan kegelapan muncul. Dan melihat harapan dunia di hadapannya sang Demon King hanya bisa tersenyum dan terdiam.
Dengan menggunakan seluruh energi yang ada di dalam tubuhnya “Wushkk…” pahlawan langsung bergerak sangat cepat melebihi kecepatan suara, dan dalam waktu kurang dari satu detik “Crrast…” dia langsung menusuk jantung dari Demon King.
“Tamat riwayat Demon King, sekarang kau sudah kalah” kata sang pahlawan.
Namun dengan senyuman di wajahnya “Tranggs…” Demon King menjatuhkan senjatanya dan berkata.
“Yah… akhirnya ini semua berakhir, mimpi yang di tutupi oleh dendam selam ratusan tahun akhirnya berakhir… aku pada akhirnya bisa menyusul mereka”
Kata-kata dari Demon King membuat sang pahlawan kebingungan, dia kemudian melihat kearah Demon King dan berusaha bertanya padanya.
“Apa maksud dari perkataanmu itu…??”
Namun sebelum bisa menjawab pertanyaan dari pahlawan, “Srrahkk…” tubuh dari Demon King langsung berubah menjadi abu, bersamaan dengan hal itu para Demon ciptaannya langsung berhenti bergerak dan “Srrahkk…” lenyap menjadi abu.
Melihat hal itu pasukan gabungan dari ke 3 ras langsung tahu kalau sang pahlawan telah berhasil mengalahkan Demon King.
Satu minggu kemudian pesta besar di selenggarakan, semua orang mulai berpesta akan kemenangan mereka dari para Demon dan Demon King, manusia, Elf dan juga Dwarf terlihat saling menari bersama dan bernyanyi bersama.
Mimpi buruk mereka telah menghilang, dan era kedamaian telah datang bagi mereka.
Dewa dunia Neo pada saat itu tersenyum dengan lega karena pada akhirnya dunia miliknya akan mendapatkan perdamaian selama ribuan tahun lamanya, dan pada saat itu juga dia melihat kearah lain.
Dari arah sang Dewa melihat dia melihat sang Demon King yang berada di wujud manusianya, pada saat itu Demon King terlihat seperti berada di sebuah taman yang indah dan berdiri diatas sebuah danau, di saat dia melihat pantulan wajahnya dari danau tersebut Demon King langsung kebingungan.
“Benar… ini adalah wujudku yang sebenarnya” kata Demon King.
Lalu pada saat itu Demon King berbalik, dan di belakang dirinya telah muncul kedua sosok yang sedang melambaikan tangan padanya, melihat kedua sosok tersebut Demon King hanya bisa meneteskan air matanya sambil tersenyum dengan senang, karena semuanya telah berakhir dan dirinya dapat kembali berkumpul dengan keluarganya.
.
.
.
.
.
Tamat….