Aku Niko umurku sekarang 18 tahun,
angka yang sedikit bagi mereka
yang telah banyak sekali merasakan
berbagi hal dalam hidup.
seorang paman yang dekat dengan ku
bilang
"Aku kenal dia, mungkin kalian belum
merasakan banyaknya kepahitan
dalam hidup. Tapi dia, dia sudah
banyak melaluinya.
"
Kami bertiga saat itu dan ingin
menemuinya untuk mendengarkan
nasihat.
Hanya sedikit hari spesial dan banyak
hari buruk, manusia hidup dengan
takdir yang selalu di bawanya, entah
itu ekonomi, cinta, dan lainnya semua
tertata rapi. Hujan tak pernah tahu
kemana dia akan jatuh, yang hujan
tahu dia jatuh ke setiap sudut yang
menghadap langsung kepadanya.
Ayah ku meninggal ketikan aku
berusia 6 tahun, bertahun-tahun
terasa sulit dan akhirnya ibuku
memutuskan untuk menikah lagi,
tetapi tepat 14 bulan kemudia ayah
tiri ku meninggal dunia. Takdir seperti
suka mempermainkanku, entah apa
yang akan terjadi berikut namun hari
buruk terus berdatangan keadaan
sulit seperti lebaran kertas yang terus
berganti di saat sedang menulis.
bagiku kesedihan adalah teman,
aku lebih suka sendiri dan dari situ
ide-ide baru terus muncul setiap kali
hari terasa buruk, aku lebih memilh
menulis saat semua terasa buruk,
namun jika sangat buruk terkadang
aku memikirkan solusi terlebih
dulu, belajar darinya mendapatkan
pengalaman baru dan kembali
menulis, alih-alih bersedih karena
setiap hari teras demikian.
Namun ramadhan menjadi
bonus, saat hari itu hampir tiba aku
mendapatkan semacam energi untuk
sedikit bahagia, itu hari spesial dalam
hidupku hari yang bertindak seperti
penghapus yang menghapus hari-hari
buruk yang telah terjadi, sekaligus
seperti sebuah pelita di lorong yang
gelap.
Semakin banyak yang telah kita lalui
dalam hidup maka kita akan semakin
sadar bahawa bahagia sebenarnya
sederhana, setiap manusia mungkin
memang berbeda, tetapi aku bahagia
ketika bisa hidup dengan damai
dan tenang, mungkin bukan dunia
ini tempat nya namaun aku selalu
mengusahakannya.
Orang-orang tak pernah peduli
tentang kita, meraka hanya tak ingin
kita meninggalkan mereka di level
yang sama.
Perjalan panjang melewati segala
sesuatu yang terkadang tanpa kita
sadari memiliki arti, setiap orang hidup
dengan bakat dan cara pandang
mereka tentang dunia. Sebagian
menganggapnya indah karena jalan
yang mereka lalui di penuhin dengan
taman, jalan yang indah dan danau
yang laus. Sebagian menganggapnya
sedarhana dan biasa karena yang
dilewatinya adalah pepohonan,
sesekali hutan dan juga jalan yang
berlubang. Sebagian menggapnya
berat karena harus melewati banyak
badai pasir, melintasi gurun tandus
dan mungkin juga kehabisan air.
Sebagian lainya melihat seperti
tantangan bertahan hidup di tengah
samudra tanpa cahaya, terkadang
terombang ambing, terkadang
juga menghadapi badai laut yang
ganas, mereka menggap bahwa bisa
betahan hidup hari itu adalah sebuah
pencapain sekaligus anugrah dari
tuhan.
Terkadang kebahagiaan yang
berubah menjadi kesombongan
seperti racun yang membuat manusia
lupa akan tuhannya, lupa akan apa
yang membuatnya ada di tempatnya
sekarang, lupa bagaimana caranya
memanusiakan manusia.
Ramdhan seperti hidup, dia terus
berjalan silih berganti dan setiap
perasan akan hari itu selalu berbeda,
terkadang dari tahun ke tahun kita
kekurang anggota entah itu karena
menikah, bekerja, belajar, dan
meninggal semua berjalan seiring
waktu dan terus mennggantikannya,
hari-hari terkadang terasa sulit,
terkadang terasa menyenangkan, dan
terkadang sungguh berat untuk di
lewati.
Aku berusaha menjalaninya
sebaik mungkin, membuat kisah
yang menarik untuk di tulis, dan
mendapatkan manfaat dari ramadhan
itu sendiri.
Dia bagai teman yang merantau,
saat dia pergi hari berjalan seperti
biasa atau bahkan sedih namun ketika
dia pulang itu seperti nostalgia, dia
terkadang membuat lebih bahagia
dari biasanya, sore yang ramai, waktu
berbuka yang di tunggu-tunggu,
masjid yang selalu penuh dan
juga suara al Qur'an yang terus di
lantunkan sepanjang malam. Itu hari
spesial, walaupaun berat dengan
cobaan ekstra namun aku bisa sedikit
lebih bahagia karenanya.
Menulis menjadi kegiatan
yang menyenangkan, aku bisa
mengekspresikan diri lewat tulisan
yang hanya dapat di mengerti ketika
di baca, bukan ketika di dengar. Itu
seperti kegiatan yang membuat hari
ini menjadi lebih baik, ramadhan
dan menulis itu seperti sepasang
kaki yang dapat berjalan, berlari,
lalu membebaskan diri dan pergi
kemanapun yang aku inginkan. hari
yang risuh-kisruh kini sedikit damai,
semua seperti hilang perlahan seiring
dekatnya ramadhan.