Ani, gadis berusia 22 tahun, hidup bersama ayahnya, Pak Tono, di sebuah rumah sederhana di pinggiran kota. Ibu Ani meninggal ketika Ani masih kecil. Pak Tono bekerja sebagai pengemudi taksi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Namun, belakangan ini, Pak Tono terjebak kecanduan judi online.
Suatu hari, Pak Tono memanggil Ani ke ruang tamu. Wajahnya terlihat kusut dan cemas. "Ani, Nak, Ayah minta maaf. Ayah telah berhutang banyak karena judi online. Ayah tidak tahu harus berbuat apa," katanya tergagap.
Ani terkejut. "Berapa besar hutangnya, Ayah?" tanyanya khawatir.
"Lebih dari 50 juta, Nak. Ayah tidak bisa membayar. Maka, Ayah terpaksa menerima tawaran dari Akron, pemuda kaya, untuk menikahi kamu," jawab Pak Tono, air matanya mengalir.
Ani terkejut dan marah. "Tidak, Ayah! Aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak aku cintai!" protesnya.
Namun, Pak Tono memaksa Ani untuk menerima tawaran tersebut. Ani merasa terjebak dan putus asa. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Hari-hari berlalu, dan persiapan pernikahan berjalan. Ani merasa semakin tertekan. Ia tidak bisa menerima nasibnya. Suatu hari, saat berbelanja untuk persiapan pernikahan, Ani bertemu dengan teman lamanya, Rina.
Rina terkejut melihat Ani. "Ani, apa yang terjadi? Kamu terlihat sedih," tanyanya khawatir.
Ani menceritakan semua yang terjadi. Rina mendengarkan dengan sabar. "Ani, kamu tidak bisa menyerah. Cari cara untuk mengubah nasibmu," kata Rina dengan semangat.
Ani merenungkan kata-kata Rina. Ia memutuskan untuk mencari cara mengubah nasibnya, Ani pulang ke rumah dengan pikiran campur aduk. Ia merasa terjebak antara kewajiban pada ayahnya dan keinginan untuk menentukan nasib sendiri. Malam itu, Ani tidak bisa tidur, memikirkan kata-kata Rina. Pagi-pagi, Ani memutuskan untuk bertemu Akron sebelum pernikahan. Ia ingin tahu lebih banyak tentang pria yang akan menjadi suaminya.
Sesampainya di rumah Akron, Ani disambut oleh pelayan. "Selamat pagi, Nyonya. Tuan Akron sedang sibuk. Tapi, saya akan memanggilnya," katanya sopan.
Tidak lama, Akron muncul. "Halo, Ani. Ada apa?" tanyanya dengan nada dingin.
Ani menarik napas dalam-dalam. "Saya ingin berbicara tentang pernikahan kita. Apakah Anda benar-benar ingin menikahi saya?" tanyanya langsung.
Akron tersenyum sinis. "Saya tidak peduli dengan perasaan. Yang penting, saya membantu ayahmu keluar dari hutang."
Ani merasa sakit. "Jadi, saya hanya sekedar barang bayar hutang?" tanyanya, air matanya mengalir.
Akron mengangguk. "Ya, itu saja." Ani merasa putus asa. Ia tidak tahu harus berbuat apa.
Malam sebelum pernikahan, Ani mendapat pesan dari Rina. "Ani, jangan menyerah! Kamu berhak menentukan nasibmu sendiri. Saya akan selalu mendukungmu." Ani merenungkan pesan itu. Ia memutuskan untuk mengambil keputusan yang berani.
Malam sebelum pernikahan, Ani memandang ayahnya dengan sedih. "Ayah, aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini. Aku tidak mencintai Akron."
Pak Tono terkejut. "Tapi, Nak, ayah sudah berhutang banyak. Kita tidak punya pilihan lain."
Ani mengambil napas dalam-dalam. "Aku akan mencari cara lain untuk melunasi hutang ayah. Tapi, aku tidak bisa menikah dengan orang yang tidak aku cintai."
Hari pernikahan tiba. Ani tidak muncul di pelaminan. Tamu-tamu mulai ribut. Akron marah besar. Sementara itu, Ani sudah berada di luar kota, mencari pekerjaan untuk melunasi hutang ayahnya. Ia bertekad untuk memperbaiki hidupnya dan ayahnya. Tidak berselang selama 6 bulan, Ani berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai guru di sebuah sekolah kecil. Ia mulai mengirim uang untuk melunasi hutang ayahnya.
Pak Tono sangat bangga dengan Ani. "Nak, ayah minta maaf atas kesalahan ayah. Kamu lebih kuat dari yang ayah pikirkan."
Suatu hari, Ani bertemu Akron di kota. Akron terlihat terkejut. "Ani, apa yang kamu lakukan di sini?"
Ani tersenyum. "Aku mencari pekerjaan dan memperbaiki hidupku."
Ani berhasil melunasi hutang ayahnya dan memperbaiki hubungan dengan Pak Tono. Ia juga menemukan kebahagiaan dalam pekerjaannya sebagai guru. Kisah Ani menginspirasi banyak orang. Ia membuktikan bahwa kekuatan dan keteguhan hati dapat mengubah nasib. Ani semakin sukses sebagai guru dan mulai membangun rumah baru untuk ayahnya. Pak Tono sangat bangga dan berterima kasih atas perjuangan Ani.
Suatu hari, Ani menerima undangan dari Rina untuk menghadiri pameran seni di kota. Di sana, Ani bertemu dengan Akron yang terlihat lebih dewasa dan menyesal atas perbuatan masa lalunya. Akron meminta maaf atas kesalahannya dan mengakui bahwa ia salah memperlakukan Ani. Ani menerima permintaan maafnya, tetapi menjelaskan bahwa ia sudah menemukan kebahagiaan dengan pilihan hidupnya. Di pameran seni itu, Ani bertemu dengan seorang pria bernama Fahri, seorang seniman muda yang berbakat. Mereka berbincang tentang seni dan kehidupan. Ani merasa nyaman dengan Fahri. Fahri mulai mengunjungi Ani di sekolah dan menghadiri kelasnya. Mereka semakin dekat, dan Ani merasa jatuh cinta. Fahri juga merasakan hal yang sama.
Fahri mengungkapkan perasaannya kepada Ani. "Ani, aku mencintaimu. Aku ingin bersamamu selamanya."
Ani tersenyum bahagia. "Aku juga mencintaimu, Fahri."
Ani dan Fahri menikah dengan sederhana. Pak Tono sangat bahagia melihat anaknya menemukan kebahagiaan. Ani dan Fahri hidup bahagia bersama, dengan cinta yang tulus dan mendalam.