Hari ini adalah hari minggu. Tentunya tugasku di rumah amatlah banyak karena aku anak perempuan dari tiga bersaudara. Kakak dan adikku laki-laki. Wajar saja aku sampai tak sempat tidur siang. Padahal sebelumnya aku masih sempat tidur siang. Mungkin karena kepadatan tugas rumahan itu.
Malamnya aku tak bisa tidur padahal ku sudah berdoa. Ku bangkit dan mulai meraih ponsel ku lalu ku membuka aplikasi cerpen. Aku tertarik pada cerita cinta isalmi yang judulnya "Di balik Cadar" langsung ku tekan pilihanku itu. Entah mengapa selesai membaca cerpen itu ku mengantuk lalu ku matikan ponselku. Segera ku rebahkan tubuhku kembali di atas tempat tidur. Tak lupa ku baca doa sebelum tidur. Perlahan-lahan mata ini mulai tertutup hingga aku tertidur.
Di dalam tidurku aku bermimpi dapat lulus dari SMA dengan nilai yang baik. Aku mendapatkan beasiswa sehingga aku bisa meneruskan pendidikanku ke perguruan tinggi yaitu UGM. Di sana aku mengambil jurusan matematika. Hingga pada akhirnya aku diwisuda karena telah lulus S1. Orang tuaku datang disaat aku diwisuda dan aku sangat bahagia karena aku menjadi siswa terbaik tahun ini.
Orang tuaku memelukku erat saat aku selesai diwisuda. Mereka mengajakku untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah ku melepas rindu dengan orang-orang di tempat asalku. Bagaimana tidak selama kurang lebih empat tahun aku di Jogja dan tak pernah pulang kampung karena banyak hambatan. Untungnya aku tak merepotkan orang tuaku karena dari biaya kuliah sampai kos ku juga uang bulanan ku dapat dari pemerintah yang menyekolahkanku.
Ku kembali ke rumah tak ada yang berubah masih terlihat sama saja. Ku melangkah ke kamarku karena rasanya lelah sekali tubuhku ini. Ku baringkan tubuhku di tempat tidur dan akhirnya aku tertidur. Ku bangun ketika azan asar berkumandang segera ku menunaikan sholat lalu bergegas mandi. Pakaian yang ku kenakan hanyalah pakaian biasa. Lalu ku keluar dari kamar dengan penampilan itu, ibuku menegurnya "Kak kok pakai baju biasa?"
"Lho emangnya kenapa bu?" jawabku yang masih kebingunggan.
"O iya ibu belum beri tahu, kalau kamu sudah dijodohin. Terus nanti calon kamu mau datang ke sini buat nglamar kamu,"jelas ibuku.
"Hah apa bu dijodohin,"aku terkejut mendengarnya karena ibu baru mengatakannya padaku.
Suasana menjadi hening entah apa yang terjadi aku terdiam dan ibu ku masih saja menatapku.
"Kak kamu itu udah cukup umur jadi ngak papakan? Lagi pula lebih cepat lebih baik," ibuku mencoba memberi pengertian padaku.
"Iya tapi....," belum sempat aku mengatakan alasan ibuku malah menyuruhku ganti baju.
"Rasanya aku belum siap akan hal ini," kataku dalam hati sambil berjalan menuju kamar.
Ku pilih pakaian yang bagus untuk ku kenakan nanti sebuah gamis biru dengan jilbab yang sesuai warna gamisku.
Tak terasa sudah lewat waktu Isya. Aku masih saja di depan cermin memandang diriku sendiri. Tok tok tok.
"Iya siapa di luar?" tanyaku.
"Ini ibu kak," jawabnya dari balik pintu.
"Masuklah bu", pintaku.
Ibu membuka pintu lalu masuk, dia mendekat padaku dan berkata "Calon mu sudah datang ayo keluar!" perintahnya padaku.
Aku pun menurutinya ku langkahkan kakiku keluar dari kamarku. Di setiap langkah jantungku berdegup kencang. Saat berjalan ke ruang tamu tibalah aku dan ibu di sana.
"Ini dia calonnya," kata ibuku mengalihkan semua pandangan mereka ke arah ku.
Ku duduk di dekat ibu sambil menunduk.
"Oh jadi ini yang akan jadi pendampingku," kata seorang pemuda di hadapan ku itu.
"Ii..iya," jawabku dengan terbata bata.
Ku angkat kepalaku untuk melihat pemuda itu. Dan ia tahu kalau aku melihatnya ia pun tersenyum. Tapi aku sangat bersyukur dan berkata dalam hati "Subhanallah benarkah ia jodohku."
Kami pun berdiskusi tentang ta'aruf dan hari pernikahannya. Dan selang waktu dua hari aku akan menikah dengannya. Waktu yang singkat sekali bukan kalau itu dilakukan. Ternyata sebelum kepulanganku mereka diam diam telah memperasiapkannya.
"Astaga secepat inikah,"batinku.
Hari pertama telah berlalu dengan cepat kami lalui untuk ta'aruf dan besok adalah hari pernikahan kami.
Hari pernikahan pun tiba semuanya bahagia. Selesai acara pernikahan, aku di bawa ke rumah suamiku karena ternyata ia telah membeli rumah jauh-jauh hari sebelum kepulanganku. Pastinya untuk menjadi rumahku dengan dia. Ku naiki mobilnya ya hanya berdua aku dan dia. Sesampainya dirumahku menata barang barang juga membersihkan rumah tentunya dengan dia. Sore ini aku duduk di teras dengannya. Kebahagiaan terukir di wajah kami berdua yang baru beberapa jam lalu melangsungkan pernikahan.
Ku mencoba memulai perbincangan dengan suamiku itu "Akhi apakah akhi senang bersama ukhti?"tanyaku.
Dia hanya terdiam mendengar pertanyaanku itu. Ku lihat dirinya yang seperti ustad dengan kopiah dan koko putihnya. Dia hanya terdiam terus saja terdiam. Aku tak tahu apa yang membuatnya menjadi diam seribu bahasa. Mungkin......
Kring....kringggg....kringg..... alram ku berbunyi. Ku langsung mematikannya dan terbangun dari mimpi itu. Astagfirullah hal'azim itu cuma mimpi ternyata. Doa bangun tidur pun segera ku baca. Lalu sepintas aku masih kebingunggan "Apa maksud dari mimpi tadi ya?" Astagfirullah hal'azim lagi pula aku masih SMA belum lulus juga. Mungkin itu rencana Allah yang disampaikan lewat mimpiku semalam. Ah tahu ah lebih baik ku jalani aja kehidupan ini ngak usah mikirin yang aneh aneh."
Aku menyimpulkan hal positif dari mimpi itu yaitu aku bisa kuliah di UGM dan lulus S1. Sejak itu aku belajar lebih giat karena sekarang tujuanku adalah belajar. Aku harus optimis pasti bisa kuliah meskipun keadaan ekonomi ku rendah. Semua itu pasti akan membuat orang tuaku bahagia seperti dalam mimpiku beberapa saat yang lalu.
-24 Agustus 2019-