Menjadi seorang aktor memang susah susah senang. Tidak bisa bebas, harus ikut semua peraturan bahkan harus dibuntuti oleh banyaknya kamera.
Aku Haechan aktor yang sedang naik daun, aku terus saja diikuti oleh kamera kemanapun aku pergi. Kesal? tentu saja, sampai akhirnya aku meminta cuti untuk berlibur dengan temanku.
Kami pergi ke pulau Jeju bersama dan tak kusangka ada beberapa aktor lain yang ikut serta.
"Chan, kenalin ini Mark, masih baru dia." Renjun memperkenalkan seseorang yang memang asing bagiku.
Dengan senang hati aku menjabat tangan orang itu dan berkata. "Hai Mark! Senang berkenalan dengan kamu!" Aku sangat antusias membuatnya tersenyum lebar menatapku.
"Hai Haechan. Aku salah satu penggemar kamu! Aku jadi aktor begini karena termotivasi oleh kamu." Mataku berbinar menatapnya, aku sangat senang jika orang lain menjadi sukses dengan termotivasi olehku itu menjadikan kesuksesanku bertambah karena berhasil memotivasi orang lain.
Akhirnya kami semua menghabiskan waktu bersama, jalan-jalan, belanja, berfoto, makan, dan banyak lagi yang kami lakukan.
Aku juga cepat akrab dengan Mark karena dia adalah orang yang menyenangkan, aku senang mengobrol dengannya, ia begitu mendengarkan semua perkataan ku.
Sampai saatnya kita kembali ke villa dan aku kini duduk di depan tv dengan Renjun. Yang lain sedang menyiapkan perlengkapan untuk BBQ malam ini.
"Chan, kamu gak mau coba dating?" Aku terkejut dengan pertanyaan Renjun. Aku memang belum pernah melakukannya karena sangat patuh pada peraturan agensiku sampai aku sendiri merasa agak kesepian.
"Jangan terlalu patuh Chan, nikmati sedikit. Mark masih single tau." Aku menatap kearah dimana Renjun menatap. Disana ada Mark yang sedang mengatur kursi.
Aku lumayan tertarik pada Mark karena baru dipertemuan pertama saja aku sudah merasa begitu nyaman saat bersama dengannya, tapi aku tidak mau buru-buru.
"Mark bukan playboy, kan?" Renjun tertawa.
"Anak baik dia, dia bahkan sering nanyain kamu ke aku soalnya dia suka banget sama kamu, fans sejati." Aku tersenyum, lucu juga Mark ini.
Malam ini akan aku habiskan untuk berdekatan dengan Mark, aku ingin menciptakan suasana yang bagus bagi kami berdua agar kedepannya aku dan Mark tidak akan putus koneksi.
.
..
...
..
.
Sudah dua bulan aku dan Mark dekat tapi masih belum ada kejelasan antara kita, aku terkadang bingung, Mark serius atau tidak?
Dua hari ini juga Mark tidak menghubungiku aku jadi berpikir jika dia sebenarnya ingin mempermainkan ku.
Aku benar-benar akan membencinya jika itu terjadi.
drrtt.. drrtt..
Aku segera mengangkat panggilan yang masuk dari Renjun.
"Haechan! Cepat kesini!" Kudengar suaranya yang terdengar panik.
"Kenapa Ren? ada apa? aku harus kemana?" Aku ikut panik mendengarnya, aku langsung mengambil kunci mobil dan berjalan keluar tanpa tau kemana aku harus pergi.
"Aku udah shareloc! Cepat! Mark sekarang.."
"Mark kenapa?!" Aku semakin panik mendengar nama yang sedang kupikirkan sejak tadi.
"Buruan datang!" Panggilan langsung diakhiri.
Tanpa menunggu aku segera lari dan menyalakan mesin mobil, aku tidak tau apa yang terjadi tapi aku sungguh takut. Jantungku berdetak tak karuan, pikiran-pikiran tak mengenakkan menghantui ku.
Sepanjang perjalanan aku terus berdoa supaya Mark baik-baik saja hingga aku tiba ke sebuah tempat makan outdoor.
Disana sangat sepi tak ada siapapun, aku berjalan terus dengan tanda tanya dibenakku.
Kulihat sosok yang membelakangi diriku, aku yakin dan kupastikan aku mengenal sosok itu.
"Mark." Yang dipanggil menoleh dengan senyum manis yang terukir diwajah tampannya.
Kini aku tepat dihadapannya, menatapnya dengan kebingungan.
"Aku minta maaf gak ngehubungin kamu beberapa hari, aku dilanda kesibukan saat itu dan aku juga harus membuat pembuktian kalau aku ingin berkencan." Aku diam, masih mencerna semua perkataan yang keluar dari mulut pria di depanku.
"Haechan, rasa cintaku padamu terus bertambah sampai aku pun gak tau sudah setinggi apa gunung cintaku untuk kamu. Tapi biarpun cinta, tetap aneh kan kalau tidak ada status." Aku mulai tertawa kecil dan mengangguk pelan.
"Kamu mau mengadakan status diantara kita? Mau tidak kamu jadi pacarku?" Dengan pasti aku mengangguk dan langsung memeluk Mark yang senyumnya merekah semakin lebar.
Rasa kebahagiaan keduanya begitu besar hingga menyebar keseluruhan tempat dan dapat dirasakan oleh teman-teman mereka disana.
"Aku pikir kamu kenapa-napa, Renjun ngomongnya gak jelas." Yang namanya kusebut hanya tertawa konyol tapi sudahlah saat ini aku bahagia karena sekarang Mark resmi menjadi kekasihku.
Kuharap ini akan berjalan lama.
.
..
...
....
.....
......
SELESAI