RAHASIA YANG TAK TERDUGA
Hari-hari berlalu, dan tanpa sadar, Liza mulai terbiasa dengan kehidupannya di sekolah baru. Meskipun dia belum punya banyak teman, setidaknya ada satu orang yang selalu membuatnya nyaman—Keisha.
Setiap istirahat, tanpa perlu janjian, mereka selalu bertemu di taman belakang. Keisha dengan bukunya, dan Liza dengan playlist musik di ponselnya. Mereka berbicara tentang banyak hal, dari film, makanan favorit, sampai impian masing-masing.
Namun, hari ini ada sesuatu yang berbeda.
Keisha tampak lebih pendiam dari biasanya. Wajahnya sedikit murung, dan sesekali dia menggigit bibir bawahnya, seolah ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
Liza memperhatikannya sejenak sebelum akhirnya bertanya, "Keish, lo kenapa? Dari tadi diem aja."
Keisha tersentak, seakan baru sadar kalau Liza ada di sana. Dia menghela napas panjang, menatap kosong ke arah kolam ikan. "Liz… lo pernah ngerasa kayak lo harus jadi seseorang yang bukan diri lo sendiri?"
Liza mengerutkan kening. "Maksudnya?"
Keisha mengacak rambutnya dengan frustrasi. "Gue… gue capek pura-pura."
Hening sejenak. Liza tidak langsung merespons, membiarkan Keisha melanjutkan ucapannya.
"Di rumah, di sekolah, di mana-mana… gue harus jadi Keisha yang sempurna. Anak baik-baik, murid teladan, cewek yang disukai semua orang. Tapi…" Keisha menggigit bibirnya, matanya berkaca-kaca. "Gue nggak bisa terus kayak gini."
Liza menelan ludah. Dia bisa merasakan beban dalam suara Keisha.
"Terus… lo mau jadi apa?" tanya Liza pelan.
Keisha menatapnya, lalu tersenyum kecil, tapi kali ini senyum yang penuh luka. "Jadi diri gue sendiri."
Liza tidak tahu apa yang sebenarnya Keisha sembunyikan, tapi satu hal yang pasti—ini lebih dari sekadar tekanan menjadi anak teladan. Ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang Keisha takut untuk ungkapkan.
Dan tanpa Liza sadari, pertanyaan itu akan mengubah segalanya.
Bersambung