PERTEMUAN DI TAMAN BELAKANG
Bel istirahat berbunyi nyaring, menggema di seluruh sudut sekolah. Suara kursi berderit, siswa-siswi keluar kelas sambil bercanda, beberapa buru-buru menuju kantin, sementara yang lain memilih tetap di kelas untuk mengerjakan tugas.
Liza menghela napas. Sejak pagi, dia hanya diam di kelas, memperhatikan sekitar tanpa benar-benar terlibat dalam percakapan. Teman sebangkunya ramah, tapi tidak terlalu banyak bicara.
Dia membuka bekal sederhana yang dibawanya—sepotong roti dan susu kotak. Tapi, setelah menggigit roti itu sekali, dia kehilangan selera. Rasanya ada sesuatu yang mengganggu pikirannya sejak tadi pagi.
Atau lebih tepatnya… seseorang.
"Aku sering nongkrong di taman belakang sekolah."
Liza mengingat kata-kata Keisha. Entah kenapa, dia penasaran. Taman belakang sekolah? Seperti apa tempatnya?
Tanpa berpikir panjang, dia memasukkan bekalnya kembali ke dalam tas dan melangkah keluar kelas.
—
Taman belakang sekolah ternyata lebih luas dari yang Liza bayangkan. Dikelilingi pohon rindang, tempat ini terasa lebih tenang dibanding area lain di sekolah. Ada beberapa bangku panjang, rerumputan hijau yang tertata rapi, serta sebuah kolam kecil di sudut dengan ikan-ikan berwarna-warni berenang di dalamnya.
Dan di salah satu bangku, seseorang sedang duduk sambil membaca buku.
Keisha.
Liza berdiri di kejauhan, ragu apakah ia harus mendekat atau tidak. Tapi sebelum dia sempat memutuskan, Keisha sudah lebih dulu menyadari kehadirannya.
"Liza!" Keisha melambai dengan antusias. "Sini, duduk!"
Liza mendekat dengan sedikit canggung. "Eh, ganggu nggak?"
"Enggak, santai aja," jawab Keisha sambil menutup bukunya. "Jarang ada yang main ke sini. Aku kira kamu bakal ke kantin atau nongkrong sama anak-anak di kelas."
Liza duduk di sampingnya, menatap kolam kecil di depan mereka. "Aku nggak terlalu suka tempat yang rame."
Keisha tertawa kecil. "Sama. Makanya aku lebih sering di sini. Rasanya kayak dunia lain, jauh dari kebisingan sekolah."
Liza memperhatikan wajah Keisha sekilas. Cewek itu terlihat nyaman, seolah tempat ini memang miliknya. Mata Keisha tampak berbinar saat melihat ikan-ikan di kolam, bibirnya membentuk senyum tipis yang entah kenapa terasa menenangkan.
"Kamu suka baca?" tanya Liza, melirik buku di pangkuan Keisha.
Keisha mengangkat buku itu. "Iya. Novel klasik, sih. Kamu?"
Liza menggeleng. "Nggak terlalu. Aku lebih suka dengerin musik."
Keisha menaruh buku itu di bangku. "Berarti kita punya selera yang beda, ya."
Liza tersenyum tipis. "Iya, tapi… mungkin itu yang bikin menarik."
Keisha menoleh, menatap Liza dengan ekspresi yang sulit dibaca. Liza jadi gugup sendiri. Apa dia baru saja mengatakan sesuatu yang aneh?
Tapi Keisha malah tertawa kecil. "Kayaknya kita bakal sering ngobrol di sini, deh."
Dan sejak saat itu, tanpa mereka sadari, taman belakang sekolah menjadi tempat di mana mereka akan selalu bertemu.
Bersambung