Maya menutup buku catatannya dengan lelah. Hujan di luar jendela membuat suasana apartemennya semakin sunyi. Ia baru saja pindah seminggu lalu, dan meskipun bangunan ini tua dan agak menyeramkan, harga sewanya murah—terlalu murah.
Saat ia bersiap tidur, matanya menangkap sesuatu yang janggal pada cermin besar di sudut ruangan. Bayangannya berdiri diam, tidak mengikuti gerakannya. Jantung Maya berdegup kencang. Ia mengangkat tangan, tetapi refleksinya tidak melakukan hal yang sama.
Ia mencoba berpikir rasional. Mungkin ini hanya efek lelah atau pantulan cahaya yang aneh. Dengan napas berat, ia mematikan lampu dan mencoba tidur.
Namun, suara ketukan pelan membuatnya membuka mata.
Tuk... tuk... tuk...
Maya menelan ludah. Suara itu berasal dari cermin. Dengan tangan gemetar, ia meraih ponselnya dan menyalakan senter. Dalam pantulan cahaya, ia melihat sesuatu yang membuat darahnya membeku—refleksinya sedang tersenyum kepadanya, tetapi wajahnya terlihat sedikit... berbeda.
"Maya..."
Suara itu berbisik dari dalam cermin.
Maya menjerit dan berlari ke pintu, tetapi entah bagaimana, tubuhnya terasa berat. Ia mencoba berteriak, namun suara tenggelam dalam kehampaan. Perlahan, refleksinya mengangkat tangannya dan menekan permukaan cermin dari dalam.
Cermin itu mulai bergetar. Retakan kecil muncul di permukaannya, lalu semakin besar. Seperti ada sesuatu yang berusaha keluar.
Maya mundur, tetapi kakinya terpeleset. Ketika ia menoleh, bayangan dalam cermin itu telah lenyap.
Tidak ada suara. Tidak ada gerakan.
Namun, ketika Maya berdiri, ia menyadari sesuatu yang mengerikan. Apartemennya tampak sedikit berbeda. Warna temboknya lebih pudar. Suasana terasa lebih hampa.
Ia berlari ke cermin—dan di sana, ia melihat dirinya sendiri, tetapi ia tidak lagi berada di dunia nyata.
Di sisi lain cermin, refleksi dirinya tersenyum puas, berjalan menjauh, meninggalkan Maya yang kini terperangkap di dalam pantulan yang dingin dan tak bernyawa.
Ending:
Maya menyadari bahwa ia telah tertukar dengan bayangan yang selama ini mengintainya. Ia mencoba berteriak, memukul-mukul permukaan cermin, tetapi tidak ada yang bisa mendengarnya. Di dunia nyata, tubuhnya yang telah diambil alih oleh bayangan itu hidup seperti biasa—sementara Maya hanya bisa menyaksikan dari balik refleksi yang dingin, menunggu seseorang yang baru untuk menggantikannya...