Sinopsis:
Di zaman peperangan yang penuh intrik dan pengkhianatan, seorang samurai setia bernama Takeshi Kazuya menjalani hidupnya sebagai tangan kanan penguasa, pria yang dikenal dingin, tegas, dan tak pernah goyah dalam tugasnya. Namun, di balik ketajaman pedangnya, hanya satu orang yang mampu mencairkan hatinya—Yuzuki Kaede, seorang gadis periang yang tak kenal takut, seperti angin musim semi yang berembus di tengah medan perang.
Kaede adalah putri seorang bangsawan yang dituduh berkhianat kepada keshogunan. Namun, berbeda dari keluarganya yang terikat oleh politik, ia lebih menyukai kebebasan. Berani dan penuh semangat, Kaede tidak pernah takut menantang bahaya, bahkan di hadapan Kazuya yang terkenal tak berperasaan. Pertemuan mereka dimulai dalam situasi pelik—Kaede menyelinap ke markas prajurit untuk mencari tahu kebenaran di balik tuduhan terhadap ayahnya. Bukannya terbunuh di tempat, ia justru menarik perhatian Kazuya dengan keberaniannya yang luar biasa.
Seiring waktu, meski berada di pihak yang berbeda, hubungan mereka semakin dalam. Di balik baju besinya sebagai seorang samurai, Kazuya merasakan kehangatan yang belum pernah ia kenal sebelumnya. Kaede, dengan senyum dan tawa khasnya, perlahan mengajarinya untuk melihat dunia bukan hanya dari kacamata perang dan kesetiaan buta. Namun, kebahagiaan mereka tidak bertahan lama.
Ketika keshogunan akhirnya memutuskan bahwa keluarga Kaede harus dibasmi demi kestabilan pemerintahan, Kazuya mendapat perintah yang paling kejam dalam hidupnya—mengeksekusi wanita yang dicintainya. Dihantui oleh sumpah kesetiaannya sebagai samurai dan perasaannya terhadap Kaede, ia mencoba mencari jalan keluar. Namun, di dunia yang tidak memberi ruang bagi belas kasih, tidak ada pilihan selain menghadapi takdir yang tragis.
Di bawah pohon sakura yang sedang bermekaran, tempat di mana mereka pernah berjanji untuk melarikan diri bersama, Kazuya menemukan Kaede. Tidak ada ketakutan di matanya, hanya senyum yang sama seperti saat mereka pertama kali bertemu. Dengan suara lembut, Kaede berkata, "Jika aku harus mati, aku ingin pedangmu yang melakukannya, Kazuya. Karena hanya kau yang kucintai."
Dengan tangan yang bergetar, Kazuya menghunus pedangnya untuk terakhir kalinya. Darah mengalir di antara kelopak sakura yang berjatuhan, seiring dengan berakhirnya kisah cinta yang tidak bisa melawan takdir.
Dan di bawah langit yang dipenuhi bunga sakura, pedang terakhir Kazuya telah ditebaskan, mengakhiri satu kehidupan... dan sekaligus menghancurkan hatinya sendiri.
Jika ingin tahu kelanjutan lebih lengkapny. Lihat selengkapnya di profil saya yaa