Saat pertama aku melihatmu. Terdiamlah diri ini, terpana akan pesona yang telah engkau tebarkan. Aku bagaikan bunga yang kering, perlahan mulai segar akan siramanmu. Dalam diam aku selalu memperhatikanmu, berharap engkau sadar akan diriku yang setiap saat mengagumimu.Setiap waktu berharap engkau sedikit saja menoleh kepadaku.
Ketika aku diam-diam melihatmu,Tapi tak disangka, engkau pun berbalik. Deg...deg....deg....jantung ini terasa berdetak lebih kencang. Aku terdiam kaku ketika kita bertemu pandang. Engkau tersenyum dengan manis sambil menatap mata ini. Aku tak tau harus merespon seperti apa. Dalam hati, aku menjerit. Berteriak dan melompat lompat dengan senang mendapat respon darinya. Walaupun itu hanya sekedar senyum formal saja.
Ohh....tuhan senang sekali hati ini. Jangan engkau biarkan gambaran dia tersenyum hilang dalam gambaran semuku. Dalam doaku selalu berharap engkau dapat merasakan perasaan yang sama seperti aku.
Oh...Tuhanku tolong bantulah hambamu ini. Sampaikanlah rasa sayang dan cintaku hanya untuknya. Tak mampu diri ini untuk menolak pesona makhluk cipataanmu itu. Sungguh sangat membuat hati ini berbunga-bunga
Hari demi hari terlewati, tapi aku masih tetap hanya bisa diam dalam mengegumi. Tak berani untuk mengungkapnya. Takut jikalau nanti dia menolakku. Tak ingin hari ini kehilangan dia jika dia menolaknya. Cukup hanya sebagai teman seperti ini saja dulu. Cukup hanya aku dan engkau tuhan yang tahu.
Tapi tak disangka, dia justru yang lebih dulu memberi aku perhatian yang lebih dari teman dari yang lainnya. Dia selalu menghampiri diri ini. Mengajak berbicara, bercanda, membantu dan menemani diriku dalam bekerja. Saat dia dalam pekerjaan dari luar, tiba tiba dia memberikan coklat atau pun ice cream. Makin meleleh lah hati ini dibuatnya.
Oh tuhan....
Ahh.... Aku senang sekali. akhirnya dia mulai lebih dulu mendekatiku. Aku hanya bisa berharap itu nyata, bukan hanya gombalan atau bualan lelaki saja.
Minggu berganti Minggu setelah melakukan pendekatan yang tergolong cepat. Tak butuh lama dia mengungkapkan perasaanya. Ternyata tak hanya aku saja yang jatuh cinta. Tapi dia juga. Aku dan kamu sepakat untuk menjadikan hubungan teman menjadi sepasang kekasih.
Hari hari kita lalui dengan perasaan senang dan bahagia. Kau selalu menepatkan dirimu bukan hanya sebagai pasangan kekasih saja. Tapi engkau bisa menjadi kekasih, teman, Kakak. Tak ada kata lelah dalam kamusmu untuk selalu menyayangiku. Selalu menuruti apa yang aku minta, tanpa ada kata tidak.
Semakin hari semakin lama kita menjadi pasangan yang serasi. Semua orang menjadi iri kepada kita. Kita menjadi pasangan yang tak terpisahkan. Dimana ada kamu pasti ada aku. Engkau selalu membawa diri ini untuk berkenalan dengan semua teman temanmu tanpa terkecuali orang tuamu.
Suatu malam itu, di sebuah taman yang ramai.ketika kita sedang menikmati malam dibawah langit yang berbintang. Engkau tiba tiba mengatakan dengan tatapan yang entah tak bisa aku jelaskan. Engkau berkata dengan suara lirih dan pelan
"Sepertinya kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini".
Aku terdiam membisu mendengar perkataan ya. Aku bertanya tanya. Ada apakah gerangan yang terjadi
Sambil menggenggam tanganku, engkau menjelaskan bahwa kita tidak bersatu karena perbedaan yang sangat tidak bisa kita satukan. Keyakinan kita berbeda.
Engkau dan aku memiliki keyakinan yang tak bisa disatukan. Aku maupun engkau tak bisa melanjutkan lebih jauh lagi. Sebelum semuanya terlambat dan lebih jauh kita menjalani ini. Lebih baik kita berhenti sampai disini. Itulah kata kata yang bisa aku dengar darinya.
Bercucuran air mata ini. Disaat hati ini melambung tinggi, dijatuhkan dengan sadis. Sakit....sekali rasanya.
Aku rasanya ingin menangis meraung raung didepannya kala itu. Tapi tak mampu aku lakukan. Aku hanya bisa diam dan hanya air mata yang keluar terus menerus tiada henti.
Kenapa engkau tidak mengatakan terlebih dahulu sebelum menyatakan perasaanmu. Jika engkau mengatakannya terlebih dahulu, pasti tidak akan sesakit ini rasanya. Pasti aku akan menghentikan rasa ini sebelum berkembang. Pasti rasa ini akan aku kubur dalam diam.
Tak akan aku ungkapkan. Mungkin hanya aku dan tuhan yang tahu saja.
Semua sudah terlambat untuk menyesali ya. Engkau sudah tahu betapa aku sangat mencintaimu. Tapi engkau malah membuat luka. Apakah begini caranya engkau menghancurkan ku. Membuat aku terbang dan menjatuhkannya sekaligus.
Engaku tertunduk diam tanpa suara. Mendengarkan kata demi kata ucapan kekecewaanku. Mendengarkan tanpa ada sanggahan.
Engkau tak hanya diam saja. Engkau pun yang tak tega melihat aku yang begitu terpuruk. Engkau mengusap air mata ini dengan kasih sayang. Engkau tak jadi mengakhirinya. Engkau tetap masih melanjutkan hubungan ini. Engkau memutuskan kembali untuk tetap menjadi pasangan kekasih.
Seketika aku berhenti menangis. Menelaah setiap kata nya.
Senang pastilah senang, saat kita menjalin hubungan tidak jadi di akhiri.
Apakah ini jalan yang terbaik. Ataukah jalan yang tak baik. Tanpa pikir panjang lagi akupun menyetujuinya.
Hari demi hari kita lalui dengan rasa bahagia. Setiap ujian kita lalui berdua tak ada kata pisah. Saling mendukung dan menghormati keyakinan masing masing. Tak dapat aku pungkiri, kau amat sangat pandai membuat hati ini senang. Tanpa cela engkau memberikan cinta dan kasih sebanyak banyaknya. Tanpa aku sadari engkau menginginkan gak tidak aku duga sama sekali.
Suatu hari sebuah kesalahan yang kita perbuat membuat dampak yang sangat fatal. Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk memperbaikinya. Kita sama sama bimbang dan bingung dalam menentukan keputusan.
Kesalahan itu, mendesak orang tua kita untuk ikut campur. Mencari jalan keluar yang pas dan pantas untuk kita.
Orang tuamu datang untuk meminangku, tapi dengan aku yang mengikutimu. Aku pun tak mungkin bisa. Keluargaku pun berpikiran sama, dia ingin engkau yang ikut denganku. engkauoun sama tak mungkin bisa.
Perdebatan perdebatan selalu terjadi. Musyawarah selalu dilakukan agar mendapat kata mufakat. Tapi tak pernah terjadi. Masih dengan pendirian masing masing.
Akhirnya kita memutuskan untuk mengakhiri saja hubungan ini. Menutup hubungan kita dengan kata damai. Karena Hubungan kita tak bisa dilanjutkan kembali. Keyakinan kita tak mungkin bisa bersatu. Kita berdiri teguh dengan keyakinan kita masing masing.
Kita selesai.......
Aku dan engkau bukan siapa siapa lagi sekarang.
Kamu masih ditempat yang sama.
Tapi aku harus pergi menjauh. Pergi jauh untuk bisa menghilangkan rasa cinta ini. Menghilangkan luka yang terlanjur membekas.
Pergi jauh itulah yang aku lakukan. Agar luka ini tidak akan membekas lebih lama.
Aku ingin mengenang cinta ini dalam sebuah ingatan, tanpa harus melihat kembali.
Tahukah engkau.
Engkau adalah cinta pertama dalam diri ini. Cinta terindah yang pernah terlukis dalam sejarah hatiku.
Cinta pertama yang tak pernah bisa aku gapai lagi.
Cinta pertama yang terhalang oleh keyakinan.
By. Ariej...