Mentari memanjat langit perlahan,
Hembusan pagi terasa lebih panjang,
Di perut ini, rindu berbicara,
Bukan hanya pada makanan,
Tapi pada janji saat berbuka.
Setiap detik adalah ujian,
Setiap menit terasa lambat berjalan,
Namun di balik rasa yang mendera,
Ada kekuatan yang tak terlihat mata.
Lapar ini bukan sekadar derita,
Ia adalah zikir dalam diam,
Mengajarkan sabar yang lebih luas,
Dan syukur yang tak pernah habis.
Saat adzan maghrib memecah senja,
Rasa lapar berubah menjadi nikmat,
Seteguk air, sebutir kurma,
Menghapus lelah dengan damai yang hangat.
Begitu indah pelajaran ini,
Tentang menahan untuk memberi arti,
Bahwa lapar adalah bahasa jiwa,
Yang mengajarkan arti cinta pada Sang Esa.